17

7.3K 429 72
                                    

"Hani nggak sekolah," gumam Disha lemas saat tidak melihat Hani yang berada di sampingnya, padahal bel sudah berbunyi dari tadi, di depannya juga sudah ada seorang guru yang siap untuk mengajar.

"Lo pindah ke belakang," titah Daren pada Disha. Disha yang mendengar hal itu langsung menolehkan kepalanya ke belakang.

"Tapi ada Bianca," balas Disha saat melihat tatapan Bianca yang terkesan bingung.

"Lo mau liat gue duduk sama Bianca?" tanya Daren kesal karena Disha tidak menuruti perintahnya.

"Nggak, Disha nggak mau liat Daren deket sama cewek lain, tapi ... " Disha menatap ke arah Bianca, ia tidak akan menyuruh Bianca pergi karena itu memang tempat duduk Bianca.

"Nggak papa kok Sha, kita bisa tukaran tempat duduk," ujar Bianca yang mengerti dengan tatapan Disha kepadanya.

Disha langsung menerbitkan senyumnya, gadis itu pun berdiri dan bertukar tempat dengan Bianca. Wajah lesunya tadi seakan hilang saat ia bisa duduk dengan sang kekasih.

"Muka lo pucet lagi," kata Daren sambil memperhatikan wajah Disha saat gadis itu sudah duduk di sampingnya.

"Nggak kok, Daren aja yang salah liat," elak Disha lalu menunduk agar wajahnya tidak dilihat oleh Daren.

"Nggak, gue nggak salah liat wajah lo pucet. Udah gue bilangin kan, lo nggak usah sekolah dulu, lo masih sakit," jelas Daren. Lalu ia mengakat wajah Disha dengan menaikkan dagu gadis itu dengan jari telunjuknya agar ia bisa lebih jelas melihat wajah Disha.

"Nggak Daren, Disha nggak papa kok," tutur Disha.

"Kalau bicara liat mata gue," tekan Daren karena sadar Disha yang seakan menghindar dari tatapannya.

"Nggak kok Disha nggak sakit, Disha cuman capek dikit, soalnya Disha udah kebiasaan rebahan." Dengan perlahan Disha menatap mata Daren agar laki-laki itu percaya padanya.

"Beneran?" tanya Daren memastikan.

"Di ... Disha ... Dish--"

Disha langsung memeluk perut Daren yang berada disampingnya ia adalah gadis yang jujur, ia tidak tahu cara mencari alasan yang tepat.

"Kenapa?" tanya Daren yang terkejut dengan serangan dadakan dari Disha.

Disha hanya menggelengkan kan kepalanya sebagai jawaban.

Daren hanya bisa menghela napasnya nafasnyanya pasrah, akhirnya dia membalas pelukan Disha. Ia percaya jika Disha hanya kelelahan, apa lagi gadis ini berangkat menggunakan motor tadi.

"Udah kamu istirahat aja, nggak usah ikut pelajaran!" titah Daren.

Disha pun mengangguk paham.

Daren mengelus pelan rambut Disha, hingga membuat sang empu keenakan dan semakin mengeratkan pelukannya.

Daren melanjutkan belajarnya dengan fokus kembali ke materi yang dijelaskan Bu Lara. Namun, ia tidak menghentikan elusannya di kepala Disha.

Siapa yang yang akan memarahi Daren? Kepala sekolah pun tidak akan memarahi laki-laki itu. Karena keluarga Daren dan Disha sangat berpengaruh di sekolah ini.

Sekarang Disha dibuat melayang dengan perlakuan Daren, laki-laki itu seakan menepati janjinya untuk terus menjaga Disha.

Ada hubungan apa Daren sama Disha? batin Bianca.

Gadis itu merasa aneh dengan sikap dan perhatian Daren kepada Disha, seolah-olah mereka mempunyai hubungan yang sangat khusus dan hanya Bianca lah yang tidak tahu.

DISHA_ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang