15

7.1K 409 50
                                    

Disha mendengar suara mobil yang keluar dari halaman mansionnya, yang artinya Daren sudah berangkat sekolah.

Disha semakin terisak saat Daren benar-benar tidak memperdulikannya.

Tok tok

Pintu kamar Disha di ketuk dari luar, gadis itu mengangkat alisnya saat mendengar suara ketukan tersebut. Tidak mungkin bukan jika Daren kembali pulang.

Namun, kembali terdengar ketukan saat Disha tidak kunjung membuka pintu kamarnya.

Dengan malas Disha berdiri dengan menghapus air matanya, ia pun  membuka pintu kamarnya.

"Masih inget?" tanya seseorang yang berada tepat di depan pintu kamar Disha.

Disha membekap mulutnya dengan kedua tangannya, lalu menatap pria di depannya dengan pandangan tidak percaya.


"DAFA!!" teriak Disha senang sambil berjingkrak, gadis itu seperti menemukan sesuatu yang sudah lama ia cari.

"Hai baby," sapa Dafa lalu merentangkan tangannya kearah Disha.

Dengan senang hati, Disha langsung memeluk tubuh Dafa.

"Disha kangen hiks," tutur Disha yang berubah menjadi sebuah isakan padahal baru saja gadis itu tersenyum lebar.

"Kenapa nangis?"

"Disha lagi sedih," adu Disha kepada Dafa.

"Mulai sekarang nggak usah nangis lagi, nggak bakal ada air mata yang keluar dari sini lagi," ujar Dafa sambil menghapus air mata Disha.

"Dafa kemana aja selama ini? Disha hubungi nggak bisa, Dafa jahat banget. Disha masih mau bilang kalau Disha tuh suka sama Dafa, tapi Dafanya malah pergi," tutur Disha dengan begitu polosnya.

"Sekarang aku udah dateng, jadi Disha masih suka nggak?" tanya Dafa.

"Nggak bisa, udah telat. Soalnya hati Disha udah berpindah ke Daren dan Disha orangnya setia," balas Disha.

Dafa tersenyum menanggapi perkataan Disha, meski sebenarnya ia tersenyum miris kepada nasibnya. Padahal dulu ia juga ingin menyatakan cintanya kepada Disha, tapi apalah daya kedua orang tuanya yang tiba-tiba mendadak ada pekerjaan di luar negeri yang mengharuskan untuk segera pergi.

Dan dekarang Dafa kembali untuk mengungkapkan sesuatu, tapi sekarang sesuatu yang lain lebih dulu terungkap.

"Kamu bahagia sama Daren?" tanya Dafa.

Disha pun mengangguk dengan semangat, ia begitu mencintai Daren dari dulu.

Sekali lagi Dafa harus memaksakan senyumannya "Kalau gitu aku ikut bahagia kalau kamu juga bahagia, tapi aku doain moga cepet putus sih," gurau Dafa.

"Ishhh Dafa ih," ujar Disha kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Haha, nggak kok aku cuman bercanda," tawa Dafa saat melihat wajah Disha yang begitu menggemaskan.

"Nggak lucu!" sahut Disha. Ia tidak mau berpisah dengan Daren dan tidak akan pernah berpisah.

"Kamu udah makan?" tanya Dafa saat melihat wajah Disha yang mulai memucat.

DISHA_ Onde histórias criam vida. Descubra agora