9

6.2K 399 101
                                    

Di saat semua siswa-siswi berbondong-bondong keluar dari kelas mereka untuk pulang ke rumah masing-masing, di perbelokan koridor tiba-tiba ada yang menubruk bahu Daren.

Bruuk

"Maaf gue nggak sengaja," ucap seorang gadis yang tidak sengaja menubruk bahu Daren.

Membuat buku yang dipegang gadis itu terjatuh kebawah, melihat itu Daren dengan refleks langsung membantunya memungut satu persatu buku gadis itu.

"Daren," kaget gadis itu saat melihat laki-laki yang ia tubruk tadi.

"Bianca, kamu sekolah di sini?" tanya Daren bingung.

"Iya, baru pindah hari ini," balas Bianca seadanya.

"Oh pantas nggak pernah liat." Entah mengapa Daren merasa akrab jika berbicara dengan Bianca, mungkin karena gadis ini terlihat memiliki pola pikir yang terbuka dan gampang di pahami.

"Kok kamu udah sekolah, emang lukanya udah sembuh?" tanya Bianca.

"Lumayan kering, yang penting kalau masih bisa nulis nggak ada alasan buat nggak sekolah," balas Daren.

"Wih rajin banget ya kamu, idaman banget," puji Bianca dan hanya dibalas senyuman sekilas oleh Daren.

Bianca langsung terkagum saat melihat senyum d
Daren yang baru kali ini ia melihatnya. manis, batinnya.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Daren.

"Naik bus."

"Mobil kamu?"

"Kemaren malem mobil aku tiba-tiba mogok pas udah nganter kamu," Jawab Bianca.

"Sorry ya," ucap Daren tak enak.

"Nggak papa kok."

"Pasti tadi malem kamu kesusahan, sekarang aku antar kamu pulang."

"Eh nggak usah rumah gue juga deket kok dari sini."

"Aku nggak nanya pendapat kamu, ini juga buat ungkapan terima kasih karena udah nolongin aku." Entah sejak kapan gue-lo berubah menjadi aku-kamu.

Tiba-tiba tangan daren dengan tak sadar menarik tangan Bianca menuju parkiran.

Bianca tersenyum senang saat Daren menariknya.

****

Disha sedang di periksa keadaannya oleh dokter Karin, karena gadis itu dari tadi pagi terus saja mengeluh ke sakitan.

"Gimana dokter cantik? Perut Disha nggak ada cacing jahatnya kan?" tanya Disha.

"Kenapa makan yang pedes-pedes lagi, bukannya saya sudah melarangnya. Hal itu membuat penyakit kamu semakin parah--"

"Dokter cantik, Disha tuh baik-baik aja."

"Tapi--"

"Kalau dokter cantik mau marahin Disha, Disha nggak mau bicara sama dokter," sungut Disha.

Karin pun hanya bisa pasrah dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Ya udah kamu minum obat ini secara teratur dan jangan makan pedes-pedes lagi!" peringat Karin yang langsung di balas anggukan oleh Disha.

DISHA_ Where stories live. Discover now