8

7.2K 412 54
                                    

"Udah sampai," ujar seorang gadis lalu ia berjalan melintari mobilnya dan membukakan pintu untuk Daren.

"Thanks," ucap Daren, saat sudah keluar dari mobil gadis yang belum ia ketahui namanya itu.

"Mau aku bantu sampai ke dalam," tawar gadis tersebut.

"Nggak usah aku bisa sendiri," balas Daren.

"Boleh tahu nama kamu? Mungkin aku bisa balas budi kalau kita ketemu lagi." Wow seorang Daren yang biasanya hanya bicara panjang lebar kepada Disha, sekarang bisa menyelesaikan satu kalimatnya kepada seorang gadis yang baru saja ia temui.

"Bianca," jawab gadis tersebut.

"Daren," balas Daren.

"Oh ya aku ikhlas kok nolongnya, nggak usah ngerasa berhutang budi," sahut Bianca sambil tersenyum ramah.

Daren terdiam melihat senyum Bianca.

"Gue pergi dulu ya," pamit Bianca, lalu ia kembali melajukan mobilnya.

"Manis," gumam Daren tanpa sadar.

***

"Daren!" pekik Disha, saat melihat Daren masuk kedalam kamarnya.

"Daren nggak papa kan?" tanya Disha khwatir saat melihat ada luka di kedua tangan laki-laki itu.

Daren hanya melihat Disha sekilas, lalu ia mengambil kotak P3K tanpa memperdulikan Disha.

"Daren kenapa?" tanya Disha kembali, pertanyaan Disha bukan hanya menanyakan keadaan Daren, tapi dia juga menanyakan perubahan sikap Daren yang terlihat tidak peduli kepadanya.

Yang ditanya malah sibuk membersihkan lukanya.

Karena tidak mendapat jawaban dari Daren akhirnya Disha memberanikan diri untuk mendekati Daren.

"Daren, Disha nggak tahu ngobatin luka kayak gitu, kalau Disha yang luka mesti Daren yang ngobatin," tutur Disha jujur, ia memang tidak bisa melakukan hal itu karena ia tidak di izinkan untuk mengobati lukanya sendiri. Karena Daren yang akan melakukannya.

"Disha cuman bantu liatin Daren aja ya," lanjut Disha.

"Auwwsh." sekali lagi daren meringis saat ia menekan lukanya berniat membersihkannya.

"Daren pasti ini sakit ya," ujar Disha polos sambil menekan luka dilengan Daren.

"SAKIT SIALAN!!" bentak Daren kepada Disha.

"KELUAR LO DARI KAMAR GUE." Suruhnya sambil membukakan pintu kamarnya, menyuruh gadis di hadapannya itu untuk keluar.

Mata Disha langsung berkaca-kaca saat mendengar Daren berteriak kepadanya.

Disha menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangisannya. Dengan tubuh yang sudah bergetar Disha pun perlahan berjalan keluar dari kamar Daren.

"Hiks..."

Namun sialnya Disha tidak bisa menahan tangisnya lagi.

Setelah sampai dikamarnya Disha langsung menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Disha salah apa sama Daren hiks... Disha kan cuman khawatir sama Daren," isak Disha dibawah selimutnya.

****

DISHA_ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang