Soonyoung terengah-engah, Poseidon seakan ingin mengumpat ketika tubuh Soonyoung tidak bisa mengimbangi kekuatannya, kemungkinan terburuk Soonyoung akan mati jika ini dibiarkan.

Serangan tadi dengan cepat menghilang menyisakan wajah senang Chan yang berharap untuk serangan yang lain.

"Lagi! Lagi!"

Dia menganggap pertempuran ini sebuah makanan, dia melahap setiap serangan yang Poseidon lancarkan.

Darah mulai mengucur di hidup dan telinga Soonyoung, kristal yang menyala di jidatnya mulai perlahan meredup seolah memberitahu bahwa waktu Poseidon sebentar lagi akan habis.

Tanpa dia sadari Chan sudah berada didepannya sambil melihat ketangan nya seperti sedang berpikir.

"Hmm... Serangan tadi sangat bagus, apakah seperti ini."

Chan mengarahkan tangannya ke tubuh Soonyoung. Awalnya Poseidon tidak akan percaya bahwa iblis itu bisa meniru kekuatannya tapi pikiran itu dengan cepat ia sesali. Bahkan kekuatannya diperkuat dan serangan itu tepat mengenai Soonyoung.

Darah mengucur dari punggung Soonyoung, meskipun tidak bisa dirasakan tapi jika Soonyoung sadar dia akan merasakan sakit yang amat sangat.

Chan turun didepan Poseidon dengan wajah tida percaya,
"Eehh? Apakah hanya segitu?"

Poseidon berdecih diam diam dia menusuk trisulanya keperut Chan.

Chan yang sedang tersenyum mengeluarkan darah yang begitu banyak. Dan tepat disaat yang bersamaan kesadaran Soonyoung kembali pulih.

"Hah?! —akh! Sakit sakit! Aww!!"

Soonyoung meringis mengetahui tubuhnya yang tidak baik.

"Kahahahahah!!"

Tubuh Soonyoung merinding ketika melihat Chan tertawa didepannya dengan trisula yang menusuk perutnya.

"A-apa? Akukah yang melakukan ini...?!"

Wajah Soonyoung tampak begitu terkejut, bagaimana bisa dia melawan Chan bahkan mendekatinya saja sangat susah.

Chan menarik trisula itu meskipun sangat susah karena trisula itu menempel begitu dalam. Trisula itu adalah senjata legenda milik Poseidon, sebuah senjata yang bisa mengendalikan lautan dan didalamnya tentu saja jika iblis yang merasuki Chan memeganginya maka trisula itu akan memberontak.

Dia tersenyum sambil mengelap darah dari mulutnya
"Menarik!"

Trisula dipaksa keluar dari tubuh Chan dan dia langsung melemparnya kearah yang asal.

Tak lama Jihoon terlempar mundur dengan keadaan masih berdiri.

"Ji-jihoon?!" Soonyoung baru sadar bahwa Jihoon berada disana.

Drip drip

Mata Soonyoung melebar melihat darah keluar dari tangan Jihoon yang lepas. Tunggu, kemana perginya tangan kiri Jihoon?!

Soonyoung langsung menoleh kebelakang Chan dan melihat ada tangan kecil tergeletak ditanah sedangkan Neva berada didekatnya.

"Sial!"

Jihoon mengumpat memegangi lengan tangan kirinya, darah terus mengucur dan dia harus menahannya terlebih dahulu. Kekuatan untuk mengulang kembali tidak bisa dia lakukan, sepertinya sejak awal tempat ini dilindungi oleh kekuatan waktu.

"He-hei apa kau baik baik saja?!"

Soonyoung berdiri untuk memeriksa keadaan Jihoon, Jihoon hanya menggigit bibir bawahnya.

"Kita harus kabur!" Ujar Soonyoung.

Namun Jihoon tahu bahwa keduanya tidak bisa kabur dikarenakan zona ini sudah tidak aman lagi dan terdapat penghalang dimana orang luar dengan mudah akan masuk kedalam namun akan sangat susah untuk keluar.

Jihoon menghentikan pendarahannya lalu menjawab,
"Tidak bisa... Kita harus melawannya."

Soonyoung sebenarnya sangat ragu tentang ini, apa yang bisa dilakukan oleh mereka berdua yang bahkan tidak bisa menggunakan kekuatan asli? Bahkan Jeonghan yang sudah menggunakan kekuatan asli saja sampai sekarat di tanah.

"Aku akan membantu." Soonyoung kembali mengambil trisula tersebut. Tidak ada penolakan berarti memang trisula itu adalah senjatanya.

Jihoon tersenyum tipis,
"Mohon kerja samanya."

Neva berjalan sampai dia berada di sampingnya lalu menyembuhkan luka perut Chan dengan jentikkan jarinya.

Hal itu membuat mereka berdua berpikir, sebenarnya seberapa kuat Nevatara?

Keduanya baru sadar bahwa mereka belum pernah mengetahui kekuatan Nevatara yang sebenarnya.

Memikirkan hal itu saja sudah membuat keduanya merinding menjadi dagu apakah mereka bisa menyerangnya? Meskipun sedikit saja?

"Ayo!!" Jihoon mulai berlari kedepan meskipun tangannya yang hilang satu dia masih punya satu tangan lagi, karena hal itu tidak akan membuatnya menyerah begitu saja mengingat bahwa tangannya sering lepas karena latihan bersama Minghao.

Soonyoung pun dengan mudah mengikuti pola serangan, seolah mereka berdua memang sudah ditakdirkan untuk bersama.

"MATI....!"

Sebelum serangan sampai sebuah cahaya bersinar membutakan mata Soonyoung juga Jihoon, dan setelah itu tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi.








. To Be Continued .

Yaha yaha
(Pake nada eskop)

Lama gak bertemu ya :v
Aku sempat ngulang buat nih cerita jadi agak lama, maaf ya 🙏🏻

Jangan lupa Vote dan comment

Jihoon: pergi sana! Kau menghalangi jalan!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jihoon: pergi sana! Kau menghalangi jalan!

Soonyoung: eeehh?!

Ꮇoonlight [SVT]Where stories live. Discover now