30. TIGA PULUH

3.6K 227 57
                                    

Tidak perlu mengingatkannya. Jika dia paham bahwa hatinya milikmu. Dia pasti menjaga hati dan matanya untuk dirimu.
So, don't worry~
-
-
-
-
-
Happy Reading

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Rilon.

"Eum iya, aku nggak enak badan. Eum Ril aku mau tanya, kalau kondisi rumah aku baik-baik aja kan?" jawab dan tanya Mila.

Rilon menempelkan jari telunjuknya ke dagu. Tampak berpikir-pikir.

"Iya baik-baik aja kok, kamu kapan pulang? Ouh iya, gimana udah bilang ke Subhan masal-"

"Eum Ril," ucap Mila parau. Sungguh bila mendengar nama Subhan. Lagi-lagi Mila merasa kurang suka. Untuk kali ini.

"Ehk iya Mil, kenapa?" tanya Rilon.

"Aku pulang duluan ya, sampai ketemu besok," ucap Mila.

Rilon mengernyitkan dahinya heran. Menatap wajah Mila intens. Tak sengaja tatapannya tertuju pada leher dan daerah bawah leher Mila. Yang membuat matanya membulat tak santai.

"Mil," ucap Rilon.

"Ini kenapa?" lanjutnya dengan tangan yang menuju ke arah leher Mila yang tampak bekas merah. Entah karena apa.

Mila juga membulatkan matanya. Ahk mengapa bekas ini kelihatan dan ketahuan! Padahal sedari tadi ia coba tutupi dengan rambut pendeknya. Malah kali ini ia tak diuntun. Mungkin ini salah satu penyebab dirinya lebih cantik, katanya.

"Eum in- an- it- ehk ini anu itu eum bukan apa-apa kok," ucap Mila gelagapan. Dengan cepat ia tutupi bekas merah itu. Ahk menyebalkan!

"Eum jangan-jangan kamu...." ucap Rilon menggantung dengan mimik wajah yang jahil. Tentu saja membuat Mila menggeleng cepat.

"Jangan bilang kalau kamu sama.... " lanjut Rilon menggantung kembali.

Mila semakin menggeleng cepat. Tidak! Rilon jangan sampai tahu. Ia malu! Mana mungkin ia jujur. Tangannya mengeluarkan keringat panas dingin. Jantungnya berdegup kencang. Juga berdoa agar Rilon tak berbicara yang aneh-aneh. Ahk ia takut Rilon dapat menebak penyebab bekas di lehernya yang memerah.

"Kamu sama Sub-"

"Ril ini cuman kegigit serangga kok," sanggah Mila cepat.

"Ouh gitu ya? Merah banget tuh serangga nya nakal, mana ada beberapa yang bengkak lagi
Banyak juga ya bekasnya," ucap Rilon.

Mila membulatkan matanya kembali. Ingin rasanya ia hilang dari muka bumi ini sekejap. Kenapa? Ia malu! Omongan Rilon itu hampir benar. Namun untungnya dengan cepat ia sanggah. Ahk ia salah. Bukan cara yang benar untuk melupakan Subhan dan menghindar darinya. Dengan cara bekerja kembali. Pasti banyak yang keheranan dengannya.

Terlebih beberapa tanda merah dilehernya yang terlihat jelas. Karena ulah tadi malam. Ahk malu! Untung hanya Rilon yang menyadarinya.

"Eum iya serangga nya banyak. Udah ya Ril, aku mau pulang dulu," ucap Mila seraya berjalan menjauhi Rilon.

"Ehk Mil!" panggil Rilon menghentikan pergerakan Mila.

Mila berbalik badan "Apa?" tanyanya.

"Mau bareng gak? Aku bawa mobil," tawarnya.

Mila tampak diam beberapa detik. Lalu menjawab "Nggak Ril makasih ya. Dah, sampai ketemu besok."

"Iya deh oke." Rilon mengempaskan napasnya pasrah. Lalu memasuki mobilnya hendak pulang. Ia berjalan dengan banyak pertanyaan di benaknya terkait Mila. Ada apa dengannya? Mengapa tingkahnya menjadi berbeda dan berubah? Apakah dia memiliki salah? Ahk persetan dengan semua ini.

MilSu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang