25. DUA PULUH LIMA

3.3K 244 23
                                    

Kelakuanmu saat ini, merupakan gambaran masa depanmu. Maka manfaatkanlah masa saat ini. Sebelum menyesal kelak.
-
-
-
-
-
Happy Reading


"Makasih neng, padahal mah gak usah repot-repot." Bi Diyah membenah piring yang sudah di cuci pada rak yang sudah disediakan tempatnya.

"Nggak apa-apa Bi, maaf ngerepotin." Mila mengelap telapak tangannya pada lap kecil yang tergantung.

"Ehk kenapa minta maaf, malah harusnya Bibi yang ngucapin maaf udah ngerepotin." Bi Diyah berjalan menghampiri Mila.

"Nggak Bi, soalnya Mila udah jadi istri Subhan. Otomatis pekerjaan Rumah Mila yang kerjain. Juga maaf sebelumnya, seminggu lamanya Mila gak ada di rumah ini." Walau aku sendiri gak tahu pernikahan ini sah atau tidak, batinnya. Mila selesai dari acara mengelap tangannya, karena sudah kering.

Bi Diyah tertawa renyah "Nggak atuh, kan udah biasa Bibi mah. Malah udah dari dulu. Sejak Den Subhan masih kecil," ucapnya.

Mila menatapnya kagum, ternyata lebih lama Subhan mengenal Bi Diyah. Daripada dengannya. Tapi tak mengapa, itu bukan masalah.

"Ouh gitu ya, ehk Bi, Mila boleh tanya sesuatu gak?" tanya Mila.

"Nanya aja atuh sok mangga," jawab Bi Diyah.

(Nanya aja silakan)

"B-bi kalau menikah bed-"

"Bu Subhan," panggil seorang lelaki dari arah luar.

Mila tak menghiraukannya. Ini penting, sementara panggilan itu seperti nya tidak terlalu penting. Ia lanjutkan saja ucapannya.

"Bed? Bed apa neng?" tanya Bi Diyah serasa digantung ucapan dari Mila.

"Ehk iya Bi, kalau misalkan menikah bed-"

"Bu Subhan," panggil lagi seseorang dari arah luar.

"Bu, mending samperin dulu Pak Fazar, dari tadi manggil Bu Mila terus," titah Bi Diyah.

Mila mengempaskan napasnya pasrah. Sial, mengapa tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Eum gitu ya Bi? Oke deh kalau gitu." Mila melangkahkan kakinya terpaksa untuk menemui seseorang yang sedari tadi memanggilnya. Alias Fazar.

Ngomong-ngomong, Bi Diyah memanggil Mila dengan sebutan 'Bu Mila' karena suruhan Mila. Awalnya ia memanggil Mila persis seperti panggilan Fazar pada Mila. Bahkan awalnya Bi Diyah memanggil Mila dengan panggilan 'Non Mila' tentu saja membuat Mila tidak enak. Sebutan itu sama sekali tidak cocok baginya, padahal dipanggil Mila saja Mila tidak keberatan sama sekali.

"Bu Subhan!" panggil Fazar semakin menjadi-jadi. Tampaknya ia tidak sabar. Membuat Mila kesal saja.

"Iya bentar, ada apa?" tanya Mila baru saja membuka pintu, dan keluar. Ia kaget tak main, juga mengernyitkan dahinya heran. Bagaimana tidak? Fazar membawa belanjaan super banyak. Yang ditata rapih, berbagai macam disana. Seperti pakaian, celana, tas, sepatu, dan sebagainya.

"Itu buat siapa Pak?" tanya Mila.

Fazar keheranan, Pak? Hello! Wajah Fazar itu tampan. Sangat tampan malah, rasanya tidak cocok bila ia dipanggil 'Pak'. Bahkan banyak yang berbincang bahwa Subhan dan Fazar itu mirip. Tapi tetap saja Subhan lah yang paling tampan daripada nya. Ya, Subhan memang tidak ada tandingnya. Namun, entah bila hari-hari nanti. Siapa tahu kan?

"Bu Subhan, lebih baik Ibu panggil saya Fazar saja. Soalnya saya masih muda," pintanya.

Mila juga keheranan. Bila seperti ini, berarti Mila juga bisa kan membalikkan? Ya, ia bisa. "Ouh oke, kalau gitu, kamu juga panggil saya Mila aja ya. Kita seumuran kok," ucapnya.

MilSu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang