Bagan Tigapuluhsatu : Nothing Change

Beginne am Anfang
                                    

Dengan brutal Saga melayangkan bogeman mentah pada wajah Eric yang tak siap dan hanya bisa menahan setiap serangan Saga. Iya Saga.

"Saga, Stop! Lo gila anjing!" Bian berusaha menarik jas yang Saga gunakan tapi percuma.

Akhirnya Bian menarik dengan sekuat tenaga lengan Saga hingga Saga menjauh dari Eric.

Bian mendorong tubuh Saga hingga Saga mundur beberapa langkah lalu menatap Saga tajam.

"Lo apa-apaan sih!" murka Bian.

Saga hanya diam dengan napas memburu. Iya tau, ia bukan siapa-siapa Bian lagi, tapi ia cemburu saat Bian bersama pria lain, apalagi pria yang hampir merebut Bian dulu.

Eric berdiri dengan sudut bibir sobek dan beberapa luka lebam. Ia menatap Saga dan menghela napas pelan, ia maklumi kalau Saga marah padanya.

Saga suami Bian, itu yang Eric tau setelah lama tinggal di luar negeri dan lost kontak dengan segala hal yang berbau Bian.

"Maaf, gua cuma temu kangen sama Bian. Maaf kalo gua kelewatan" ucap Eric.

Saga hanya meremas jemarinya menahan emosi yang masih menggebu-gebu.

Plak.

Bian yang sama kesalnya, menampar Saga yang membuat Saga maupun Eric terdiam. Kemudian Bian mengambil cangkir kopinya dan menyiram Saga dengan itu hingga kemeja putih yang Saga gunakan kotor oleh kopi.

"Lo keterlaluan, Saga. Gua udah bilang jangan pernah ikut campur urusan gua. Lo itu orang asing, jangan pernah nampakin muka lo karna gua muak liat lo" ucap Bian dingin setelah itu ia menarik tangan Eric keluar dari tempat makan.

Meninggalkan Saga yang diam mematung disana. Orang-orang yang melihat Saga hanya menatapnya iba.

Sekertaris Saga berlarian kearahnya setelah melihat dari luar kedai pertengkaran bosnya dengan mantan istrinya bersama seorang pria lainnya.

"Pak Saga, anda tidak apa-apa?" tanya sang sekertaris khawatir, karena ia yang paling tau keadaan Saga saat ini melebihi orangtua Saga sendiri.

Pandangan Saga kosong. Matanya berkaca-kaca dan air matanya berlomba-lomba menuruni pipinya.

"Dia berhak ngelakuin itu sama saya" lirih Saga seraya berjalan tanpa jiwa keluar dari kedai, langkahnya yang gontai membuatnya terlihat begitu menyedihkan.

"Saya antar anda pulang, biar saya yang mengurus rapatnya, pak Saga"

Saga hanya diam. Bian pergi membawa jiwanya.

•••

Sang sekretaris membantu Saga berjalan masuk kedalam rumah megahnya itu. Dari dalam, Luci berlarian menghampiri Saga.

"Ayah, ayah kenapa?" tanya Luci khawatir.

Luci dengan sigap membantu membopong tubuh besar Saga. Merebahkan tubuh Saga dan menyelimutinya.

Luci dapat melihat keadaan ayahnya yang sangat menyedihkan, ini adalah keadaan Saga yang paling miris yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya menjadi anak angkat Saga.

Air matanya lolos begitu saja. Saga pucat dan sangat kacau.

"Kamu bisa keluar dulu, biar saya gantikan baju ayah kamu dulu" ucap sekertaris Saga.

Luci langsung keluar kamar Saga dan menutup pintu kamar Saga. Ia terjatuh terduduk di dinginnya lantai.

Menangis sejadi-jadinya. Ia tau ayahnya seperti itu karena siapa. Tidak ada yang pernah bisa membuat Saga seperti itu kecuali Bianca.

"Hiks, maafin aku, ayah"

•••

Di dalam mobil Eric, Bian menceritakan semua hubungannya dengan Saga yang sudah pisah.

"Ah maaf, gua bener-bener nggak tau" ucap Eric merasa bersalah.

Bian menghela napas kasar.

"Yah mungkin takdir kita emang bukan buat sama-sama lagi"

Eric menepuk bahu Bian pelan.

"Yang sabar ya, I know you strong woman"

Bian mengangguk.

"Jadi lo ngurus anak-anak lo sendiri tanpa suami?" tanya Eric.

Bian mengangguk.

"Mau gimana lagi, awalnya emang berat, tapi untungnya anak-anak gua juga ngertiin gua dari mereka kecil"

"Gua jadi pengen ketemu sama anak-anak lo, Bian"

Bian melihat jam tangannya.

"Jam segini di rumah cuma ada Summer sama Deon, yang lain biasa pulang sore. Tapi kalo lo mau ke rumah gua boleh aja" ucap Bian.

Eric tersenyum lebar.

"Let's go to your home"

And see my future son -Eric.

Beberapa jam kemudian.

"Wah, buna bener-bener playgirl" cicit Deon.

"Siapa lagi cowo yang buna bawa" sahut Daffin.

"Aku nggak mau punya ayah baru" celetuk Darel acuh tak acuh.

Dan begitulah nasib Eric yang tidak diterima di rumah Bian oleh tiga anak laki-laki Bian. Sama nasibnya seperti Marva pertama kali kesini.











Tbc






Nothing change. Bisa sad ending buat Saga nih(:

Hayo ada yg masih inget Eric ganih?

Jadi milih Bian x Eric atau Bian x Marva? Atau tetep kawal Bian Saga sampe end👁️👄👁️

Bye💜

MCW 2 ✔ (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt