"Makasih Daren, Disha mau makan seblak yeyy." Bukannya sedih Disha malah kesenangan ditinggal oleh Daren, karena dia bisa makan seblak sepuasnya.

Disha pun berjalan menuju ke arah dapurnya.

"Bi, beliin Disha seblak dong. Dua bungkus ya," pinta Disha pada pembantunya, sebut saja ia Bi Ina.

"Maaf Non, tapi Aden daren ngelarang Nona buat makan yang pedes-pedes," balas Bi Ina.

"Disha udah minta izin ke Daren kok, terus daren ngizin Disha buat makan seblak. Kalau bibi nggak mau ya udah Disha sendiri yang mau beli."

"Eh jangan Non, biar Bibi aja yang beli," cegah bi Ina.

"Paling pedes ya Bi," pesan Disha.

"Ia Non," Jawab bi Ina.

****

"Lo kesini lagi Bro, udah bosen sama bini lo?" tanya Max, sepupu Daren.

Daren menatap tajam kearah max, menandakan bahwa ia tidak suka dengan perkataan Max.

Daren sekarang sedang berada di club milik keluarga max, club tersebut bukan club biasa yang hanya berisi jalang. Tapi club disini hanya untuk kalangan orang atas yang hanya ingin menengkan diri dengan minuman berakohol.

"Lo mau minum nggak nih, masa lo cuman diem doang di sini," tawar Max.

"Satu," pesan Daren.

Max pun dengan cepat menuangkan minuman beralkohol kedalam gelas Daren.

Lalu keduanya pun sama-sama menikmati minuman tersebut.

Beberapa jam kemudian...

"Lagi," pinta Daren.

"Lo pulang aja lah Ren, gue kasian liat lo kayak gini. Gue juga takut bini lo nanti marah-marah ke gue," ucap Max mengingatkan Daren, masalahnya Daren sudah menghabiskan sepuluh gelas alkohol.

Max sampai kagum kepada Daren meski sudah banyak minum, sepupunya ini masih bisa sadar. Jika Max yang meminumnya sudah ia pastikan jika ia akan tergeletak tak sadarkan diri.

"Jam berapa?" tanya Daren, meski pikirannya masih sadar. Namun, kepalanya sudah terasa sangat pusing.

"Jam setengah dua belas," jawab Max.

Daren langsung tersadar, ternyata dia sudah hampir 3 jam berada di sini.

"Gue pulang." Setelah mengatakan itu, Daren langsung meninggalkan club tersebut.

Daren berkali-kali menggelengkan kepalanya, berharap pusingnya menghilang. Namun, bukannya menghilang, pusing dikepalanya semakin menjadi-jadi.

Daren harus segera pulang sebelum ia tak sadarkan diri ditengah jalan.

Daren melihat cahaya yang terang tepat dihadapannya, cahaya tersebut perlahan mulai mendekati Daren.

Braak

"Shit!"

Sebelum sempat truk itu melindas Daren, Daren terlebih dahulu membanting stir kepinggir jalan.

Daren terjatuh dipinggir jalan dengan keadaan baik baik saja, tapi terdapat luka dibagian tangan serta lengannya akibat gesekan dari aspal.

"Kamu nggak papa?" tanya seorang gadis menghampiri Daren.

Daren meringis kala lukanya tidak sengaja ia pegang.

"Aku bantu." Lalu gadis tersebut langsung memapah Daren menuju kearah mobilnya.

****

"Yeyyy seblak Disha udah dateng," teriak Disha senang saat melihat Bi Ina menenteng dua kresek seblak.

"Makasih ya Bi," ucap Disha.

"Sama-sama Non," balas Bi Ina.

Dengan semangat Disha langsung mengambil mangkok dan menuangkan semua seblak dalam satu mangkok.

Disha pun mengambil jus pisangnya dari lemari es, agar tidak kepedasan nantinya.

Disha pun mulai menyantap makanan tersebut dengan lahapnya.

"Hussh...hah..." seru gadis itu saat merasa kepedasan, wajah Disha berubah menjadi merah serta hidung dan bibirnya yang ikut berubah warna.

"Pedes huh..." Disha pun langsung meminum jus pisangnya hingga tandas.

Akhirnya rasa pedas Disha sedikit berkurang. "Disha habisin nggak ya?" tanya Disha pada dirinya sendiri saat melihat mangkok seblaknya masih tersisa berapa sendokan.

"Disha abisin deh, mubadzir kalau dibuang." Disha pun langsung memakannya sampai tidak tersisa.

"Kyaaaaa ... !!" teriak Disha saat sudah menghabiskan makanannya, Disha kalang kabut saat rasa pedas menyerbu lidahnya.

Disha langsung meminum segelas air, tapi rasa pedas nya semakin menggila.

Untung gadis itu memiliki stok es krim yang banyak, jadi Disha langsung memakan es krimnya.

"Huh akhirnya pedesnya ilang," ujarnya dengan lega saat rasa pedasnya menghilang.

"Daren udah pulang belum ya?" Disha pun masuk kedalam kamar Daren memastikan apakah laki-laki itu ada dikamarnya atau tidak.

"Disha tidur di kamar Daren aja ah." Disha pun langsung tertidur pulas diatas kasur Daren.

"Hiks... perut Disha sakit." Di jam sebelas malam, Disha tiba-tiba terbangun dengan memegangi perutnya.








TBC

Jangan lupa buat Vote dan komen ya

DISHA_ Where stories live. Discover now