"Gua aja. Lo tungguin di sini," ujar Raka lalu pergi begitu saja.

"Raka suka lo tuh!" celetuk Kris sembari memainkan ponselnya.

"Namanya Kris," bisik Angel pada Alexa dan diangguki cewek itu.

"Masa sih? Gua baru dua hari masuk ke sini masa Kak Raka udah suka aja," ujar Alexa.

Kris setelah sekian lama bermain ponsel akhirnya menoleh ke arah Alexa. Sebelah alisnya terangkat melihat wajah cantik gadis itu, tapi sedikit pucat. Setelahnya, Kris kembali lagi bermain ponsel.

"Dia kenapa?" Alexa berbisik pada Angel.

"Emang gitu orangnya. Gak terlalu suka berbaur sama orang lain," jawab Angel juga berbisik.

Alexa hanya menganguk sambil membulatkan bibirnya.

Hingga Raka datang dengan bu kantin di belakangnya.

"Silahkan,"

"Makasih Bu," ujar Alexa dan kedua temannya.

"Loh kok gua nasi goreng?" tanya Alexa bingung.

"Jangan makan bakso doang. Makan nasi aja," ujar Raka menyodorkan sepiring nasi goreng itu ke hadapan Alexa.

"Ehem," Angel menyenggol sebelah lengan Alexa menggoda.

Kris melirik Alexa yang sedang tersenyum malu-malu. Sedetik kemudian ia berdecih tanpa ada yang mengetahuinya.

***

Alexa terlonjak kaget ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Senyumnya merekah begitu lebar.

Semenjak pindah ke Jakarta, telfon dari dialah yang selalu Alexa tunggu-tunggu. Tanpa berfikir lagi Alexa langsung menerima panggilan itu.

"Hal—"

"Kakak kenapa baru nelfon, sih? Aku udah nungguin Kakak dari pertama kali pindah ke sini," ujar Alexa dengan wajah kesal walau ia tau orang di sebrang sana tak akan mengetahuinya.

Kekehan dengan suara berat terdengar dari ponsel Alexa membuat Alexa tersenyum kecil.

"Sorry. Dua hari belakangan ini aku sibuk. Mama masuk rumah sakit lagi,"

Seketika air muka Alexa berubah seratus delapan puluh derajat.

"Loh kok bisa? Bukannya udah pulih? Terakhir kali ketemu sama Tante Safira udah baik-baik aja, kok,"

"Mama tiba-tiba pingsan di dapur waktu masak,"

"Bukannya rumah kamu ada art?"

"Iya ada kok. Tapi gatau kenapa mama pingin masak aja,"

"Ya ampun. Pingin liat Tante tapi udah jauh. Kakak sering-sering perhatiin Tante Safira!" peringat Alexa. "Kakak jangan main terus, sekarang lebih banyakin waktu ke Tante aja,"

Alexa mengerutkan dahi. Ia menjauhkan ponselnya dan melihat layarnya. Panggilan masih terhubung kenapa dia diam saja.

"Kak Gilang kamu denger nggak sih?" kesal Alexa.

"Iya by,"

Alexa lagi-lagi tersenyum.

"Lagi ngapain sekarang?"

"Dudukan aja,"

"Gimana tempat barumu? Seru nggak? Udah dapet temen baru?"

"Udah! Mereka baik banget,"

Di kota lain Gilang tersenyum senang mendengar ucapan Alexa.

"Bagus deh. Aku ikut senang. Papa sama mama kamu gimana kabarnya?"

"Ya gitu,"

"I know. Jangan sedih. Maaf udah nanya hal yang buat kamu sedih,"

"Gak papa kok. Oh iya Kakak nggak ngampus?"

"Udah selesai. Tapi masih di kampus, sih. Bentar lagi pulang kok nemenin mama di rs,"

"Oh. Gimana kuliahnya?"

"Lancar-lancar aja,"

"Kakak jangan ganjen ya di sana,"

"Hahaha. Ya enggak lah. Yang ada kamu tuh yang punya cowok baru, iya kan?"

Detik itu juga Alexa terdiam.

Gua gak punya cowok kok, Kak. Tapi apa yang seorang cowok udah lakuin ke gua lebih parah dari pada punya cowok baru di belakang lo. Batin Alexa.

"Halo? Alexa. Are you still there?"

"Eh, iya. Maaf, kak."

"Why? Ada yang ganggu hati kamu?"

"Enggak kok, tadi keingat ada pr yang belum aku kerjain hehe,"

"Dasar! Jangan males-males gitu ah. Masa nanti anak aku punya Mama yang males, sih,"

"Ih apaan sih! Udah ngomongin anak aja!"

"Kamu gak mau nikah sama aku nantinya?"

"Ya-ya mau," ujar Alexa malu-malu. "Tapi jangan dibahas sekarang ah! Malu tau!"

"Hahaha. Okay, anything for you,"

Gilang. Pacar Alexa di London. Cowok yang kini duduk di bangku kuliah semester 2 itu sudah menjalin hubungan dengan Alexa selama setengah tahun.

Alexa sangat suka dengan Gilang. Cowok itu baik, sopan, ramah, dan sangat dewasa. Alexa sangat suka itu. Semua yang ada pada Gilang Alexa menyukainya. Tatapan lembut cowok itu yang selalu menghipnotisnya membuatnya rindu dan ingin segera bertemu.

Gilang selalu mampu membuat Alexa tersenyum dan tertawa. Obrolan-obrolan kecil yang selalu menjadi favorit Alexa adalah dari Gilang.

Lihatlah, bahkan Alexa sekarang selalu tertawa karena obrolan receh Gilang walaupun hanya lewat telfon.

Tanpa Alexa sadari, di sebuah kursi yang ada di balik kanan tembok yang sedang Alexa senderi ada seorang cowok yang tengah mengisap rokok, mendengar semua obrolan Alexa dengan seseorang di telfon cewek itu.

****

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang