3 0

646 50 7
                                    

Para wanita sedang berada di dalam mobil menuju arah bandara untuk menjemput suami mereka. Minus Daehon dan Jinny karena mereka sengaja tidak diajak. Pandangan mereka mengedar dan terlalu pada kumpulan pria menggunakan baju serba hitam dengan masker dan kacamata yang melekat di wajah mereka.

Senyuman itu tercetak jelas saat pria serba hitam itu menghampiri mereka. Setelah itu mereka memeluk erat seakan rindu yang mereka pendam selama ini terbalas dengan hadirnya suami masing masing. Mereka menanyakan apakah di sana baikan baik saja, apa ada yang terluka, apa ada yang hilang, apa ada dan lainnya mereka tanyakan secara beruntut.

Bangtan hanya menjawab seadanya walaupun terdapat luka tapi mereka sembunyikan. Ya walaupun pasti akan terbongkar itu urusan belakangan saja yang terpenting sekarang mereka melepas rindu satu sama lain. Tatapan Nara terpaku pada pria dengan dengan topi hitam dan kacamata yang tersenyum sedari tadi melihat Bangtan melepas rindu.

"Paman Shindong?" Nara menoleh kearah suara yang berasal dari Minjun. Shindong pun sama, mereka menatap kedua oknum tersebut dengan tatapan tanya.

"Minjun? Kau kenapa disini dan juga kenapa memeluk Namjoon?" Minjun terkekeh kemudian mengangguk.

"Aku menikah, eh sebentar lagi akan menikah maksudnya" Namjoon tersenyum kemudian merengkuh pinggang Minjun posesif.

skip

Daehon dan Jinny berlari dengan bergandengan tangan. Daehon langsung menuju kearah Hoseok kemudian memeluknya dengan erat, Jinny seketika berlari ke arah Seokjin dan memeluknya sama seperti Daehon.

"Sayang, bagaimana keadaannya? kamu menjaga Mommy dan Jinny dengan baik?"

"Ya aku menjaganya dengan baik Daddy" Daehon menganggukkan kepalanya kemudian menaruhnya lagi di ceruk leher Hoseok.

Mereka melalukan pelepasan rindu satu sama lain, dan istirahat sebentar karena lelah perjalanan dan fisik mereka. Mereka kembali ke kamar masing-masing dengan Paman Shindong yang tidur di kamar tamu. Ya paman Shindong sekarang bagian dari Bangtan yang dimana, Paman Shindong mengabdi untuk Bangtan.

Paman Shindong duduk di ranjangnya dengan pandangan melihat langit langit kamar. Bibir nya tersenyum saat bayang bayang sahabatnya itu tertawa dengan lepas, dan bagaimana gigihnya sahabatnya itu saat bertarung. Sungguh saat itu masa dimana kejayaan mereka, namun sepertinya Bangtan yang akan meneruskan.

Taehyung keluar dari kamar mandi mendapati kekasih tercintanya sedang mengeluarkan baju yang ada di koper. Taehyung tersenyum saat melihat kekasihnya itu tersenyum padanya namun senyuman itu tidak akan bertahan lama ia langsung mengubah wajahnya datar seperti biasanya dan Hanna sudah biasa.

Taehyung mengambil sisir kemudian menyisir rambutnya asal setelah itu ia duduk di ranjang dengan ponsel di tanganya. Hanna memperhatikan Taehyung dari jauh, tidak jauh hanya terhalang ranjang saja. Ia memperhatikan Taehyung dengan seksama, teliti, kemudian berjalan mendekat kearah Taehyung.

Hanna dengan tidak sopannya mengangkat tangan Taehyung dan menggulung baju lengan panjangnya itu sampai siku. Taehyung yang tak tahu apa apa hanya menurut saja toh Hanna tidak akan macam macam. Hanna menaruh tangannya kembali kemudian ia keluar kamar, Taehyung hanya melihat wanitanya itu dengan tatapan heran dan berakhir dengan bodoamat.

"Sini" Hanna menarik kembali tangan Taehyung dengan membawa obat merah dan plester. Taehyung baru sadar dengan perilaku Hanna sedari tadi, ia baru tersenyum karena ia baru tahu dan peka apa yang dilakukan Hanna.

"Kenapa ada luka goresan?, kan aku nyuruh pulang baik baik saja bukan terluka seperti ini" Hanna berbicara dengan tidak santainya dengan tangan masih mengobati luka goresan Taehyung.

THE MAFIA - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang