2 9

749 52 4
                                    

"Pergilah, ikhlaskan aku"

"M - maafkan aku" Namjoon segera pergi dengan Hoseok di belakangnya. Meninggalkan Eunwoo yang tersenyum getir kemudian menutup matanya dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Tanpa sadar oksigen itu lolos begitu saja dan Eunwoo sudah tenang disana.

Dengan cepat mereka masuk ke mobil hitam tersebut. Namjoon melihat anggotanya dan Jungkook, Jungkook dimana?. Dengan cepat ia memencet salah satu tombol untuk menghubungi Jungkook. Tak ada jawaban dari seberang sana. Pikiran mereka tengah mengelilingi dunia.

"Tiga menit lagi bom akan meledak, dan Jungkook astaga" Suga yang ditugaskan untuk meledakkan bom waktu itu menghitung dari jam yang ia pakai.

"Hyung ini kuki, kaki kuki sakit"

"Jungkook ini Tae Hyung, kamu dimana? Hyung akan menyusul" Taehyung kaget pasalnya saat ia termenung tiba-tiba alat komunikasi yangada di telinganya mengeluarkan suara.

"Hyung kuki sudah dapat permata nya tapi kaki kuki sakit tidak bisa berjalan, maafkan kuki tidak bisa membawa permata itu ke kalian, dan waktu tinggal dua menit lagi"

"Tidak tidak, Hyung akan ke sana kuki dimana sekarang?"

"Entahlah Hyung kuki tidak tahu disini sangat gelap"

"Oke Hyung akan kesana" Bangtan mengangguk kemudian Seokjin menancap gas mendekati bangunan tua itu.

Namjoon dan yang lainnya turun niat hati ingin menyusul Jungkook namun urung, karena turunnya mereka bertepatan dengan bom itu meledak. Puing puing bangunan berserakan, debu diaman mana, mereka syok diam di tempat. Suara menggelegar itu membuat mereka menutup telinga dan menunduk.

Jungkook ada di dalam sana. Mereka sudah tidak memikirkan permata itu mereka memikirkan Jungkook.

"Jungkook!!!" Teriak Taehyung ia sadar dengan apa yang ia lihat sekarang. Seokjin segera turun dan memeluk Taehyung.

"Kuki ku ada di dalam" Jimin bergumam dengan tangan yang menutup telinganya.

"Sudah sudah, jangan menangis ini takdir" Namjoon mencoba untuk tidak menangis ia mencoba tapi tak bisa.

Anak buah Bangtan yang menyaksikan itu diam diam menangis, karena Tuannya yang lucu dan polos suka minum susu pisan itu pergi meninggalkan mereka.

"HYUNG KAKI KUKI SAKIT!"

Bangtan langsung mengedarkan pandangnya mengamati setiap obyek yang ada di hadapan mereka. Anak buah Bangtan yang melihat dua orang berjalan tertatih menghampiri mereka heboh memberi tahu Bangtan. Dengan cepat Bangtan menghampiri mereka diikuti oleh anak buah Bangtan.

"KUKI ITU KUKI? BENARKAH ITU KUKI JUNGKOOK KU?" Jimin berlari sambil berteriak karena ia tak rela sungguh tak rela jika Jungkook meninggal akibat bom mereka sendiri.

Jungkook sedikit tertatih menghampiri Hyung nya dengan pria paruh baya yang ada di sampingnya.

"Hyung!"

Kuki menangis saat itu juga, menangis di pelukan Hyung nya.

"Kuki kira kuki akan mati Hyung" Omongan kuki langsung mendapat gelengan dari Hyung nya tersebut.

"Tidak, kuki tidak akan mati, kita akan mati bersama" Seokjin menenangkan kuki dengan mengelus rambut berdebu milik Jungkook.

"Maaf anda siapa ya kenapa bisa bersama adik saya?" Namjoon menghampiri pria paruh baya tersebut yang sibuk memperhatikan Jungkook dipeluk oleh Hyung nya.

"Saya sh-"

"Namjoon ayo pulang tidak baik lama lama disini, kata kuki rumah ini berhantu" Namjoon mengangguk kemudian membawa pria itu pulang.

THE MAFIA - BTSWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu