3 7

234 28 6
                                    

Jimin tidur di kasur sisi kiri dimana Nara selalu tidur di sana memeluknya. Apalah daya Jimin saat ini hanya memeluk guling tapi ia bersyukur masih ada yang bisa dipeluk daripada nggak ada kan repot. Ia mengambil figura dengan gambar Nara menggunakan gaun disana.

"Nara gimana ya, tidurnya dimana? Pakai selimut nggak ya? Udah minum susu belum ya? Peluk siapa kalo dia tidur?" Jimin menghela nafas kemudian merebahkan tubuhnya menatap langit langit kamar miliknya ia tersenyum mengingat bahwa ada jagoan kecil miliknya yang setia bersama Nara.

"Malam jagoan Daddy, Daddy nggak tahu kamu cewe apa cowo tapi Daddy minta kamu jagain Mommy ya sayang, jangan rewel di sana, kalo Mommy sedih tendang aja tapi jangan keras keras nanti Mommy sakit" Jimin terkekeh seakan anaknya itu membalas omongannya.

"Nara, maaf untuk saat ini aku belum bisa menemukan mu tapi aku janji padamu aku akan menjemput mu pulang, apapun akan aku lakukan untukmu dan anak kita, aku berjanji padamu kamu harus kuat harus bertahan sampai aku menemukan mu" Jimin menggenggam erat tangannya.

"Selamat malam anak Daddy selamat malam juga Mommy" Jimin mengecup foto Nara pada bagian keningnya. Kemudian tertidur dan bersiap untuk menjalani hari esok.



"Daehon kau sedang apa?" Tanya Jessy pagi ini di kelas. Pasalnya Daehon diam saja mengepalkan tangannya. Jessy menggenggam tangan Daehon kemudian mengusapnya. Daehon tersentak oleh kegiatan terburu buru Jessy tapi sebisa mungkin Daehon menutupinya dengan muka datar.

"Apa yang kau rasakan sampai tangan mu seperti petinju handal" Jessy terkekeh dengan omongannya sedangkan Daehon tidak mengekspresikan apapun kemudian melepas tangannya dari usapan Jessy.

"Kenapa?"

"Pergilah dengan Chris tak usah dengan ku"

"Bukannya kau juga kemarin dengan Chelsea di taman sekolah" Jessy tak mau kalah saat ini.

"Aku hanya menemaninya tidak pegangan tangan, tapi kau pegangan tangan Jessy!" Ya Jessy tahu Jessy salah karena tadi waktu ingin masuk kelas Jessy mau mau saja di gandeng oleh Chris.

Ya Jessy kira Daehon belum datang jadi tak masalah jika bergandengan dengan Chris. Tapi Jessy salah Daehon sudah berada tepat di belakang mereka. Daehon menatap tangan mereka yang saling bertaut itu dengan tatapan marah, sedih, campur aduk. Plis kalian masih teka ya Allah.



Kita tinggalkan sejenak masalah anak anak mari kita ke Bangtan yang tengah berjuang sekuat tenaga dibantu oleh istri mereka.

"Apa Hyunjin bisa membantuku lagi? Semoga bisa semoga" Daeha bergumam kemudian menekan salah satu nomor yang ada di ponselnya. Daeha cemas, ia takut sebenernya menelepon pria ini tapi mau bagaimana lagi Daeha harus menelponnya.

"Hai honey"

"Bukan waktunya bercanda Hyunjin"

"Iya aku tahu, apa mau mu? Sampai kau menelepon ku lagi?"

"Hyunjin aku pernah mendengar bahwa kau mempunyai kamera yang bisa dikendalikan dari jarak jauh dan bisa terbang?"

"Ha, kamera jarak jauh? Ah... Iya kenapa? Apa kau sedang membutuhkan sesuatu? Dengan drone ku?"

"Boleh aku minta tolong lagi padamu ini yang terakhir, aku janji"

"Ya aku bisa, tapi jangan ini jadi yang terakhir, aku masih ingin mendengar suaramu di telfon seperti ini"

"Iya tidak, yasudah tolong lacak dimana Nara sekarang, kami sudah mencarinya tapi kami tidak dapat petunjuk apapun"

"Ahh ya aku sudah mendengar kabar itu, aku kira hanya bercanda"

THE MAFIA - BTSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن