29. TEMPUR DADAKAN

103K 8.1K 677
                                    

Sekolah sudah di buka kembali setelah satu minggu ini libur, dan itu menjadi hari kebahagiaan Gara karena dapat melepas rindu nya bersama Aylin.

Parkiran sekolah sudah di penuhi oleh kendaraan siswa - siswi Cakrawala, termasuk Gara dan Aylin yang duduk di atas kap mobil bersama anak WC lain nya. Gara sedari tadi tak lepas dengan tangan jari - jari Aylin, sedari tadi ia mengulum jari Aylin membuat semua bergidik karena menghasil kan bunyi decapan.

"Udah sih Bang si Ay kaga akan kemana - mana, sampe segitu nya lo!" kesal Leon karena ada nya Gara ia tak bisa bermanja - manja dengan Aylin, membuat Gara mendelik tak suka.

"Iri bilang bawahan!" sarkas Gara sembari menyenderkan kepala nya di bahu Aylin dan melanjutkan aktivitas nya kembali.

"jleb!!" pekik Devan, yang sedari tadi meminum kopi.

"terang kan lah... terang kan lahhh..." Alfa bernyanyi sembari mengangkat kedua tangan nya dengan gerakan bergeser kekanan dan kekiri.

"JANGAN MAEN-MAEN, JAN MAEN-MAEN HWARRR GERRR!!!" pekik Leon membuat semua orang terjengkit kaget dan tak lupa tatapan pada siswi yang aneh.

"ASTAGFIRULLAH HAL'ADZIM, KALUAR SIA MANEH?!!KALUARR?!!KUNNFAYAAAKUNNN" pekik Rey secara refleks, dengan tangan menjambak rambut Leon.

"ALLAHUMMA BARIKLANA .. FIMA RAJAKTANA WAKINA ADZA BANNAR!!" Alta berdoa sambil bersimbah di bawah, membuat semuanya terkikik, Alta membaca doa sebelum makan.

"HWARRRR ... ERRRR!!" teriak Leon membuat semua terjengkit kembali.

"ALLAHU AKBAR!!" pekik Dalfa yang berada di sisi Leon.

byurrr

Devan menyemburkan kopi hitamnya kearah muka Leon membuat yang lain kicep dengan apa yang di lakukan Devan.

"ALHAMDULILLAH!" pekik Devan senang sambil mengusap sudut-sudut bibir nya yang tersisa cairan kopi.

"DEVAN MONYETT!!!" teriak Leon sebal dengan campuran ingin menangis, karena jaket yang ia pakai adalah jaket putih dengan coretan abstrak yang di buat nya bersama Aylin.

Aylin melihat mata Leon yang berkaca - kaca pun menjadi khawatir karena Leon yang sering bersikap manja kepadanya dan ia paling bungsu di antara mereka.

Aylin bangkit lalu berjalan kebelakang mobil membuka bagasi mobil, dan mengambil sesuatu disana  yang ia lipat.

Menghampiri Leon yang sedang di tertawa kan oleh teman-teman yang lain, sedangkan Leon hanya bisa menunduk lemah dengan air mata yang turun ke pipi. Ia paling lemah jika sudah bersangkutan dengan Aylin, apa pun itu.

"Yahh kok nangis, sih?!" pekik Aylin membuat semua nya terdiam dan melihat ke arah Leon.

"Jangan nangis dong raja hutan, masa cengeng" ledek Aylin membuat Leon mendongak.

Aylin mengelap buliran air kopi yang ada diwajah Leon dengan hati-hati, lalu mengecup kedua mata Leon , membuka jaket yang sudah tak nampak lagi putih, lalu memakaikan jaket yang sama seperti jaket Leon namun ini masih baru.

"Nih udah gue ganti, jangan nangis lagi" ucap Aylin lalu merapikan sedikit rambut Leon yang sudah berantakan.

"Udah ganteng" puji Aylin lalu mengecup kening Leon dengan sedikit menginjak kepala sepatu Leon.

"Makasih" Leon memeluk Aylin dan membawa nya pergi kekelas, meninggalkan anggota WC disana.

"Dia ngambek ya?" monolog Devan.

"AYANG?!!" teriakan si posesif menggema di parkiran sekolah.

***

Kelas Aylin sedang Jamkos membuat semua bebas melakukan aktivitas apa saja yang mau mereka lakukan kecuali jajan kekantin dengan berbarengan itu dilarang keras oleh ketua kelas, namun masih dibolehkan jajan kekantin tapi satu orang atau mereka menitip pada yang ingin kekantin.

I'M BAD [END]Where stories live. Discover now