Chap. 14

1.2K 155 8
                                    

Kedua tubuh sosok dewasa berbeda gender itu bermandikan peluh. Sudah berapa ronde mereka memainkan permainan panasnya malam ini. Toneri takjub dengan bentuk tubuh Shion yang tak kalah aduhai dengan istrinya. Terlebih dia adalah wanita type dominan dan agresif. Sungguh disayangkan jika dilewatkan begitu saja. Itu pikiran Toneri. Shion masih di posisi atas, ia terus menggoyang panggulnya dengan dahsyat hingga Toneri ternganga karena tak pernah ia terpuaskan dengan wanita seperti Shion.

"Kau liar sekali, sayang.." puji Toneri menyeringai sembari mendesis nikmat.

"Hhhh..Kau...puasss ??" tanya Shion terengah karena ia masih bergoyang erotis di atas tubuh Toneri.

"Sangat..boleh aku minta..nomor ponselmu ?" lagi, Toneri menggeram karena benda tabunya diremat oleh Shion.

"Tunggu sebentar,"

Shion mempercepat temponya dan dibantu oleh Toneri, mereka berdua merasa ada yang berkedut dan tak lama kemudian, sampailah pada puncak kenikmatan mereka berdua. Shion langsung menjatuhkan tubuh telanjangnya di atas dada bidang Toneri. Tapi itu tak lama.

"Mana ponselmu ?" pinta Shion, ia kembali duduk. Mereka masih bersatu. Toneri mengambil ponsel yang ada di samping tempat tidurnya dan memberikannya ke Shion. Shion pun menyentuh beberapa angka yang tertera di sana dan memberi nama khusus pada ponselnya.

"Sudah. Ini," Shion mengembalikan ponsel itu kepada si empunya.

Tiba tiba Shion menyudahi aktifitasnya. Ia turun dari posisi tadi dan akan mengenakan pakaiannya.

"Hei, kenapa secepat itu ?" cegah Toneri. Ia mencekal tangan Shion hingga ia terduduk kembali di tepi ranjang.

Shion menunduk, ada rasa bersalah yang bersarang dalam dadanya. Terlebih ia memiliki seorang putra, apa jadinya ?,"Hmmm..sebenarnya.... aku takut jika.... ketahuan suamiku," cicitnya pelan, ada raut gelisah di sana.

Toneri mengusap wajahnya dan mendesah napas panjang, ia sebenarnya juga takut kehilangan Hinata tapi di satu sisi, hasratnya juga harus terpuaskan. Egois sekali.
"Takut ? tenang saja, ini hanya kita berdua yang tahu. Ayo kita lanjutkan lagi," bujuk Toneri tanpa rasa takut dan malu.

"Ta-tapi..kau..juga tak pakai pengaman 'kan ? aku..takut..kalau aku,------" ujar Shion terbata, ia masih takut untuk melakukannya lagi.

"Tenang saja, aku mandul..Jangan khawatir, kau takkan hamil walaupun aku tembakkan di dalam," lagi, Toneri berujar dengan entengnya. Ia menarik paksa tangan Shion agar mau kembali bermain bersamanya. Shion percaya dan dengan mudahnya terhipnotis dengan ajakan Toneri, perlahan ia mulai merangkak ke atas tubuh Toneri,"Kau tenang sekali, apa kau tidak memiliki istri hehh ?"

"Aku punya istri tapi...tak sehebat dirimu," ia menyebutnya dengan nada malas.

"Kenapa ?"

"Dia dingin dan....pasif. O ya, bagaimana dengan suamimu ?" Toneri sebenarnya tak mau kalau urusan rumah tangganya dikulik terlalu dalam. Ia mengalihkan topik pembicaraan. Posisi Shion sudah siap untuk bertempur lagi.

"Dia...mmm, dominan tapi entah kenapa rasanya hambar. Berbeda saat aku melakukannya denganmu," tutur Shion ia mulai menggoyangkan panggulnya dengan tempo pelan.

Tiba tiba..
Braakkk !!
Pintu kamar mereka terbuka lebar. Hingga membuat Shion dan Toneri terperanjat kaget. Shion buru buru turun dari posisinya. Naruto dengan kilatan misterius masuk ke dalam kamar dan menarik lengan Shion secara kasar.

"Jalang murahaannn !!" geram Naruto. Ia menyentak lengan Shion hingga ia terduduk di sudut lemari.

"Aakkhhhh !"

Never Say Goodbye (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang