Chap 10

1.4K 163 23
                                    

"Apakah Anda yang bernama, Hinata ?" tanya Saara hati-hati menatap dalam pada mata bulan Hinata. Mereka berdua sedang berada di depan gerbang sekolah Kindergarten Boruto dan Kenzo.

Hinata mengantar Kenzo pagi ini. Tapi pakaiannya sedikit berbeda, ia mengenakan mini dress diatas lutut model turtleneck tanpa lengan berwarna ungu yang dibalut coat berwarna cream. Dia menyapu tipis wajahnya dengan make up bernuansa nude.

Hinata mengangguk dan tersenyum lembut,"Ya, aku adalah Otsutsuki Hinata. Salam kenal," Hinata mengulurkan tangannya dan disambut antusias oleh Saara.

"Aku Uzumaki Saara, senang berkenalan denganmu, Kak.." sebut Saara dengan senyum khas dirinya.

"Uzumaki ?"

"Ya, aku adalah bibinya Boruto,"

Hinata mengangguk dan tersenyum.
"Ya, aku tahu. Boruto pernah menceritakan dirimu padaku,"

Saat malam itu, Boruto terus menceritakan tentang Hinata kepada Saara. Saara hanya manggut manggut tapi dengan rasa penasaran yang tinggi. Seperti apa wanita yang telah merebut hati keponakannya tercinta itu. Makanya, pagi ini, ia ikut sang kakak untuk mengantar Boruto ke sekolah. Tentu untuk mengobati rasa penasarannya.

Ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana interaksi Boruto dan Hinata, sangat manja layaknya seorang anak yang manja kepada ibu kandungnya. Bahkan, Hinata rela menggendong Boruto dan menggandeng Kenzo hingga ke depan kelasnya. Saara yang melihat ulah manja Boruto, hanya bisa menggelengkan kepalanya. Belum lagi sikap dan tutur lembut dari Hinata yang membuat Saara berpikir bahwa tak salah jika Boruto menginginkan Hinata sebagai ibunya.

Naruto hanya menatapnya sembari melengkungkan senyum dari dalam Jaguarnya, kebetulan BMW series 7 Hinata berada di depannya. Jadi, Naruto bisa menatap Hinata secara intens. Hanya dengan menatapnya saja bisa membuat jantung Naruto berdetak tak karuan dan jangan lupa wajahnya mendadak merona.

Saara terus memindai tubuh Hinata dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia sangat cantik, lembut, dandanannya berkelas dan....seksi.

Hinata yang merasa dipandangi oleh Saara pun mengernyitkan dahinya, bingung,"Ada apa ?"

Mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Hinata membuat Saara terkesiap dan langsung tersadar dari aktifitasnya. Ia melanjutkan sesi tanya jawabnya kepada wanita yang berada di hadapannya itu,"Hmm..apakah Anda bekerja ?"

Saara melirik Hinata yang menggunakan sepatu steletto dan dandanan khas kantoran.

"Ya, aku bekerja di perusahaan milik mertuaku,"

"MERTUA ?" Mata Saara membola luar biasa mendengar kata yang secara tak langsung menjelaskan bahwa statusnya sudah bersuami.

"Iya," lagi Hinata mengangguk dan tersenyum lembut. " Kenapa ?" lanjutnya lagi, netra bulannya masih menerka nerka arti ekspresi wajah Saara yang terus berubah-ubah.

Kepala Saara mendadak berdenyut nyeri. Ia mengusap tengkuknya yang tak gatal dengan raut kecewa dan sedih. Pikirannya menerawang ke sang kakak, bagaimana reaksinya kalau ia tahu kalau Hinata sudah bersuami. Sepertinya kau salah orang,kak.

"A-ah, ti-tidak apa apa," mendadak Saara grogi, ia tak tahu harus bicara apa lagi. Lidahnya terasa kelu ketika ia tahu status Hinata sudah menikah.

"Kalau begitu aku permisi, senang berkenalan denganmu, kak Hinata," Saara membungkuk sedikit dan memutar tubuhnya. Ia berjalan cepat menuju mobil sang kakak. Ia harus segera memberitahu kenyataan yang sebenarnya.

Hinata masih bingung dengan situasi ini. Ia mengerdikkan bahunya dan masuk ke dalam mobilnya. Ia melanjutkan perjalanannya ke Distrik Roppongi tempat kantor mertuanya berada. Saara yang sudah masuk ke dalam Jaguar Naruto pun langsung menghela napas berat. Ia menyandarkan keningnya di dashboard, tertunduk lesu.

Never Say Goodbye (End) √Where stories live. Discover now