Chap. 13

1.2K 161 13
                                    

Prangggg !!

Sore menjelang malam, Ayame sedang membuat teh untuk si Nyonya Besar. Wanita bersurai coklat itu tersentak kaget saat melihat sesuatu yang terjatuh dari susunan figura foto yang tertata rapi di atas lemari susun minimalis mansion ini. Tempatnya tak jauh dari Ayame berdiri.

Kushina sedang berada di gazebo belakang. Sedangkan Naruto, Saara dan Boruto sedang berada di ruang kerjanya di lantai atas. Ayame tergopoh gopoh melihat apa yang pecah di ruang keluarga. Yaitu foto pernikahan Shion dan Naruto.

"Ck, ada apa ini ?" gumam Ayame pelan. Ia berjongkok dan membereskan semua serpihan kaca yang tercecer di lantai.

"Ada apa, Ayame ?" suara Kushina menggema di indra pendengaran Ayame yang berada di ruang keluarga. Rupanya Kushina mendengar sayup sayup sesuatu yang pecah dari dalam mansionnya karena gazebo belakang berdekatan dengan ruang keluarga.

"Ini, Nyonya. Foto pernikahan Tuan Naruto dan Nyonya Shion tiba tiba terjatuh dan pecah," tunjuk Ayame masih dengan pekerjaan yang sama. Tapi tak lama kemudian, Ayame beranjak mengambil sapu dan lap basah untuk membersihkan serpihan kaca yang terkecil agar tak terinjak oleh siapapun di rumah itu.

Kushina ikut berjongkok, ia menatap foto itu lekat lekat. Wanita paruh baya itu mengusap pelan dadanya. Sebuah perasaan aneh kian merayap ke benaknya. Perasaan apa ini ? kenapa firasatku tiba tiba buruk ?

°°°°°

"Boruto kau sedang menggambar apa ?" Saara bertanya tapi matanya melirik ke tangan Boruto yang sedang bergerak, ia sedang mewarnai gambar yang ia buat.

"Kami mendapat tugas dari sekolah, bibi. Menggambar tentang harapan. Dan ini adalah harapanku," tunjuk Boruto, ia menampilkan gambarnya yang hampir selesai ia warnai di depan wajah Saara.

Saara menatap serius gambar yang Boruto buat,"Ini ?" dahi dan alis Saara berkerut bersamaan. Ia melihat kejanggalan di gambar Boruto. Ia menggambar dan mewarnai 3 sosok manusia, gambar khas anak TK. Itu adalah gambar keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dan yang sedikit membuat Saara terkejut adalah wanita yang diklaim sebagai ibunya, mempunyai warna rambut ungu gelap dan sebahu. Sedangkan yang ia tahu, Shion rambutnya berwarna pirang dan tidak sebahu.

"Itu adalah gambar, ayah, aku dan aunty Hinata, bibi," terang Boruto yang mengerti isyarat dari sang bibi yang penasaran dengan gambarnya.

Saara hanya tersenyum miris mendengar pernyataan polos dari sang keponakan. Andai kau tahu, Boruto. Ia sudah bersuami dan mungkin saja ia sudah mempunyai anak.

Naruto yang penasaran pun ikut beranjak dari singgasananya, ia berjalan pelan dan duduk di sebelah Boruto,"Coba ayah lihat,"
Naruto melihat dengan seksama gambar tersebut. Dan benar, gambar sosok ibu yang digambarkan Boruto adalah sosok Hinata.

Naruto menanggapinya hanya dengan senyum tipis,"Kau ingin aunty Hinata jadi ibumu ya, Boruto ?"

Boruto mengangguk, ada sebuah harapan besar yang terlukis di safir birunya,"Bisa 'kan, ayah ?" pinta si bocah 5 tahun dengan kelopak mata yang mengerjap-ngerjap lucu ala puppy eyes.

"Mmmm...bagaimana ya ?" Naruto meletakkan telunjuk di dagu lancipnya, netra safirnya bergerak ke atas tengah berpikir.

"Ayolah, ayah.." rengek Boruto. Ia menarik narik piyama sang ayah, memaksa.

Seulas senyum paksa terbit di perempatan bibirnya,"Baiklah, akan ayah usahakan," balas Naruto sekenanya tapi disambut sumringah oleh Boruto. Ia tak mau melihat Boruto kecewa.

"Horeeeee !!" sorak Boruto gembira.

Saara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lagi lagi batinnya teriris. Memang, ia bahagia melihat Boruto bahagia. Tapi, saat kondisi begini, ia pun juga bingung mau menjelaskan status Hinata kepada Boruto. Ia tak mau melihat Boruto bersedih dan patah hati. Naruto ikut bahagia, ia sedang memikirkan bagaimana caranya memulai segalanya. Mungkin esok adalah jawabannya.

Never Say Goodbye (End) √Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon