Chap. 24

1.2K 156 24
                                    

"Buku. Buku itu... untuk menulis. Ter-terkadang buku kugu-gunakan untuk menggambar dan itu disebut buku gambar. Se-sebelum tidur ibu selalu membacakanku buku yaitu buku dongeng. A-aku sangat menyukai buku. Buku apapun itu. Terima kasih."
.
.

Gema tepuk tangan menghiasi gedung aula Japan Kindergarten setelah salah satu anak perempuan berkacamata dengan terbata-bata mempresentasikan kata apa yang ia dapat yaitu BUKU. Anak itu, cukup berani untuk tampil didepan kurang lebih 200 penonton yang hadir saat ini. Terlebih orang tuanya sangat histeris hingga menangis bahagia saat melihat putrinya tampil.

Anak-anak dipanggil secara acak menuju ke atas podium. Aturan mainnya adalah Mirai-sensei selaku pembawa acara akan membawakan sebuah aquarium berbentuk bulat yang sudah diisi dengan banyak gulungan kertas kecil yang terdapat KATA yang akan dipresentasikan di atas podium. Benda itu disuguhkan ke depan peserta yang telah disebut namanya, agar bisa mengambil satu gulungan kertas. Kata-kata yang didapat untuk setiap pesertanya berbeda-beda. Ada kata benda seperti PENSIL, BUKU, CRAYON, KERTAS, PAMAN, BIBI dan lainnya.

Setiap anak, wajib mengambil satu gulungan kertas kecil itu dan membukanya di saat yang sama. Melihat sekilas kata apa yang tercantum di sana, barulah waktu 30detik akan berjalan dan para peserta lomba wajib untuk menghabiskan waktunya untuk mempresentasikan sesuatu yang sesuai dengan kata yang didapat dan itu tidak boleh lebih dari 30detik.

Di depan, ada 3 orang juri yang terdiri dari kepala yayasan, psikolog anak dan seorang guru senior dari Japan Kindergarten. Panitia yang berjaga-jaga di pintu masuk ada 4 orang. Dan banyak juga tamu undangan yang datang, investor, pemerhati anak dan lainnya.

Selama ini, para peserta tampil dengan sangat bersemangat, maklum ya kan masih anak-anak. Sebelum  naik ke atas panggung, mereka ada yang menghela napas panjang, ada yang mengunyah permen selama acara berlangsung dan membuangnya ketika sudah di atas podium, ada yang menangis duluan di pangkuan orang tuanya, banyak hal unik yang terjadi selama jalannya acara. Tentu itu dilakukan agar anak-anak tidak merasa grogi saat berada di atas podium.
.
.
Challenge pun masih berlanjut, dengan menggunakan mikrofon kecil yang tersemat di blazernya, Mirai-sensei berujar,"Peserta selanjutnya atas nama Ryuga Hitoshi."

Bocah gendut yang disebut pun melangkah dengan gagah ke atas panggung."Silakan ambil kertasnya, nak.." titah Mirai-sensei lembut. Ia menyodorkan aquarium bulat yang sudah berisi gulungan kertas kecil.

Hitoshi dengan rasa percaya diri  yang tinggi sambil cengengesan mengambil satu kertas gulungan itu dan membukanya. Saat itu juga mata dan senyumnya melebar sempurna karena kata yang didapat adalah AYAH. Ia pun dengan menggebu-gebu mempresentasikan tentang kata tersebut. Sebelumnya ia berdehem seperti orang tua. Dan itu sukses membuat para penonton tertawa singkat.

"Ekhemm..Ayah. Ayahku adalah seorang yang hebat. Ayahku bertubuh gendut dan ia sangat menyukai makanan apapun karena hobinya memang makan. Lihat saja perutnya sebesar itu," Hitoshi berucap dengan mimik jenaka. Ia juga menunjuk sang ayah dengan dagunya sembari mengeluarkan cengiran, sang ayah yang ditunjuk oleh putranya pun berdiri dengan menunjukkan perut buncitnya. Hingga penonton terpaku sekaligus tergelak melihat sosok tambun yang sedang tersenyum sembari mengelus perutnya itu.

Bocah yang bernama Hitoshi itu kembali bercerita..
..."itu isinya semua makanan dan ibuku tidak marah walaupun ayahku suka makan, ayahku selalu melindungiku dan ibuku. Ayahku adalah pemilik salah satu kedai ramen tereeeeeeeenaakkkk di Jepang, apakah ada kalian yang mau mampir ? teman teman ? Ayahku.... TET !! adalah panutanku ayahku tampan dan.."

Saking semangatnya bercerita, Hitoshi lupa kalau ia hanya diberi waktu selama 30detik untuk bicara.

"Maaf, Hitoshi waktumu sudah habis," potong sang guru, Mirai, ia menghampiri bocah yang masih terus mengoceh itu dan menepuk pundaknya.

Never Say Goodbye (End) √Where stories live. Discover now