Chap. 18

1.3K 139 7
                                    

Di pagi yang sama saat Neji mengantar Hinata ke stasiun. Ia juga harus mengantar Kenzo ke sekolah, Naruto dan Boruto melihat sosok berbeda saat ada yang mengantar bocah itu.

Netra safir biru Boruto melihatnya dengan jelas bahwa sosok itu bukan Hinata,"Ayah, siapa yang mengantar Kenzo ? kenapa bukan aunty Hinata ?" tunjuk Boruto polos sembari menarik-narik ujung jas sang ayah, bocah itu tampak kurang bersemangat.

Naruto menajamkan indra penglihatannya,"Hmmmmm...ayo kita cari tahu..Kau juga harus ke kelasmu 'kan, Boruto ?" Naruto dengan cepat melepas seatbeltnya dan Boruto. Mereka keluar dari mobil bersamaan dan berjalan cepat menuju ke sosok yang sedang mengantar Kenzo ke sekolah. Penasaran.

"Hmmm..maaf,a-----" ucapan Naruto terpotong, karena sosok yang mendengar itu menoleh ke arah dirinya dan..

"Neji ?"

"Mmm.." Neji menatap lekat bahkan hingga alisnya bertaut satu sama lain. Ia hanya ingin memastikan saja, apakah ia adalah sosok yang pernah mengisi hati adik tercintanya. Karena setelah 7 tahun berpisah baru kali ini pertama kali mereka bertemu kembali. Wajar saja, karena mereka telah berubah, berubah status dan fisik yang semakin besar tentunya.

"Oohh...Naruto ?" terka Neji dengan raut berbinar yang terpancar di netra bulannya.

"Ya, hahaha.." Naruto menjawab sembari tertawa, berapa lama ia tak bertemu calon kakak iparnya itu ? ehh..

Mereka saling berpelukan bersama dan menepuk punggung kokoh mereka. Tinggi mereka hanya selisih 1 jari telunjuk orang dewasa. Long time no see, ye kan ?

"Bagaimana kabarmu, Neji ?" tanya Naruto sumringah.

"Baik, tentu saja," balas Neji.

Boruto mendongak melihat aktifitas mereka berdua dan dahi kecilnya mengernyit heran. Ia pun menarik lagi ujung jas sang ayah,"Ayah, Paman ini siapa ?" Suara cempreng bocah 5 tahun berambut kuning menghentikan aktifitas temu-kangen mereka.

Netra Neji fokus ke bawah, melihat bocah 5 tahun yang seumuran dengan putranya. Ia melihat fisiknya sangat mirip dengan pria dewasa berambut kuning yang berada di hadapannya itu.

"Dia...?"

"Putraku. Uzumaki Boruto."

"Uzumaki ?"

"Ya,maaf selama ini aku menyembunyikan statusku," ungkap Naruto dengan penuh sesal, terlihat dari wajah tannednya.

Neji hanya tersenyum maklum dan mengangguk.

Safir biru Naruto ia gulirkan ke Boruto. Ia menjelaskan siapa sosok yang ada di hadapannya,"Dia adalah kakak dari aunty Hinata, Boruto. Dia ayah Kenzo, sahabatmu," jelas Naruto. Mendengar hal itu, netra Boruto hanya mengerjap lucu.

"Benarkah ?"

"Ya, aku adalah kakak aunty Hinata dan ayah Kenzo, salam kenal, Boruto,"
Kedua laki laki berbeda usia jauh itu saling berjabat tangan.

"O ya, aunty Hinata kemana ? Apakah dia baik-baik saja ?" tanya Boruto penasaran sembari mendongak melihat netra Neji yang sama dengan Hinata.

Neji menghela napas pelan. Ia berjongkok menyamakan tingginya dengan Boruto. Raut wajahnya tiba tiba menjadi serius,"Dia ada di...." Neji menarik napasnya dan berujar lirih, "Sapporo, Boruto."

Netra biru Boruto membola,"Apa ? kenapa dia pergi ? apa dia sudah tidak menyayangiku lagi ? kapan dia kembali ? hiks, kenapa dia pergi, Paman ? kenapa dia pergi meninggalkan aku ? hiks hiks," Boruto tidak bisa membendung air matanya, ia sedih karena ditinggalkan oleh sosok Hinata.

Never Say Goodbye (End) √Where stories live. Discover now