Chap.1

5.5K 270 11
                                    

Tokyo, Japan jam 10.00

Seorang wanita dewasa berambut pirang dengan berlenggok datang ke sebuah ruangan di Uzumaki Corporation. Lengkungan manis terkembang di bibir peachnya. Dandanannya khas model papan atas. Ia menenteng tas bermerk ternama serta outfit yang cetar membahana.

Ia adalah Uzumaki Shion, istri dari Uzumaki Naruto dan ibu dari Uzumaki Boruto. Dengan wajah sumringah, ia masuk tanpa permisi ke dalam ruangan suaminya, pemilik kerajaan bisnis Uzumaki.

"Sayang.." pekiknya manja. Ia setengah berlari untuk menghampiri suaminya yang masih duduk di singgasana.

Namun seribu sayang, sang suami hanya menatapnya dingin dan tak bergairah sama sekali,"Apakah kau sudah menjemput Boruto, Shion ?" tanya pria tampan berumur 30 tahun itu dengan safir biru yang menyipit tajam.

Senyum sumringah dari bibir Shion mendadak luntur. Dan ia memelankan langkahnya, sembari mencebik kesal,"Huh, kenapa selalu dia yang kau pikirkan, Naruto ?!" gerutunya karena selalu tak mendapat perhatian dari suaminya.

Naruto menghela napas, ia sedang menahan geramnya,"Kau sadar, dia adalah anak kita, Shion. Dan kau adalah ibunya. Kau lebih banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman teman sialanmu itu ketimbang bermain dengan Boruto. Kau lebih senang ke klub malam ketimbang tidur atau membacakan dongeng bersama Boruto. Kau tidak pernah memperhatikan pertumbuhan anak kita, Shion !" bentak Naruto berang setengah mati kepada sang istri yang telah menyia-nyiakan keberadaan putra mereka.

Shion jangan tanya, ia tipikal wanita kepala batu, tak pernah mau mendengar kata suaminya. Ia melipat tangan di dada. Walaupun semua yang dikatakan suaminya benar adanya, dia tetap tak mau terima dan tak mau kalah.

"Tapi 'kan ada ibu dan Saara yang akan menjemput dan mengurus Boruto !" bantah Shion kesal.

Naruto mengendurkan dasi yang mengikat lehernya. Rasanya semua urat di lehernya ingin terlepas dari jaringannya karena selalu berdebat dengan Shion yang seolah tak ada habisnya. Wajah tampan Naruto sudah mengeras.

"Kenapa selalu ibuku dan Saara saja, Shion ? Seharusnya kau yang selalu ada untuk putra kita bukan mereka !" Naruto menyuarakan isi hatinya secara lantang tepat di wajah istri sialannya itu.

Sejak kelahiran Boruto, Shion banyak berubah. Ia tak peduli dengan putranya, bahkan anak itu adalah anak yang tak diharapkan kehadirannya oleh Shion. Karena gara- gara dia kariernya sebagai model sempat down, bentuk tubuhnya tak lagi ideal seperti dulu. Baginya, karirnya sebagai artis dan model papan atas adalah segalanya.

Naruto dengan geram menyambar kunci mobil dan melenggang tanpa menoleh ke sang istri. Sebelum Naruto pergi, ia mendesis memberikan ancaman yang mematikan, tepat di telinga kiri Shion,"Jika tidak karena ibuku, mungkin kita sudah bercerai sejak lama, Shion. Dan jika kau tak juga berubah menjadi ibu yang baik bagi Boruto, aku tidak segan segan untuk menceraikanmu walaupun tanpa persetujuan ibuku, camkan itu !"

Hati wanita itu remuk redam mendengar kata cerai yang keluar dari bibir kecoklatan orang yang dicintainya. Sungguh, perceraian bukanlah yang ia mau, ia gentar dengan ancaman Naruto. Apapun yang terjadi ia sangat mencintai Naruto.

"Kau berubah, Naruto.." ujarnya lirih sembari terisak, yang masih bisa didengar oleh Naruto. Itu hanya alasan saja. Shion terlalu gengsi untuk meminta maaf duluan kepada suaminya meskipun jelas ia salah. Harta sudah membutakan mata hatinya.

Naruto yang hendak meninggalkan istrinya pun kembali membalikkan tubuh kekarnya,"Bukan aku yang berubah, tapi KAU !!" hardik Naruto sembari menunjuk wajah istrinya.

Naruto masih berharap istrinya bakal berubah. Tapi seiring berjalannya waktu terlebih sejak lahirnya Boruto, membuat Naruto semakin muak dengan sikap Shion yang semakin parah dari hari ke hari. Ia tak pernah peduli dengan Boruto. Beruntung, Uzumaki Kushina dan Uzumaki Saara sang sepupu mau membantu mengurusi Boruto di mansion besarnya.

Never Say Goodbye (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang