Reizen IX : part 3

1.4K 75 6
                                    

Perasaan lega menghampiriku saat melihat Lacie memasuki arena pesta dansa bersama Kítrino. Setidaknya sekarang dia aman bersama Kítrino. Suara gemuruh tepuk tangan memenuhi telingaku saat Lacie memasuki alun - alun kota. Ada apa ini?

" Senang rasanya melihat putri dan pangeran tersenyum seperti itu." Seorang ibu - ibu di depanku sedang berbicara dengan disebelahnya.

" Iya. Apalagi putri Lacie. Ini kan pesta dansa pertamanya. Harusnya Sang Raja yang menjadi pasangan dansa pertama di festival Vósien ini." Jawab si ibu - ibu satunya lagi.

" Putri pasti sangat sedih karena itu. Putri kan sangat dekat dengan Sang Raja. Terlebih Raja meninggal sebulan yang lalu."

" Iyaya. Tapi, sekarang setidaknya dia sudah bisa tersenyum. Dan kemarin aku melihat sang putri bersama pemuda tampan."

Pemuda tampan? Aku tidak pernah melihat Lacie jalan dengan siapapun selama aku bersamanya. Paling dia bersama Kítrino, Néir, atau Téchoun sesekali kalau tidak ada Kennard.

" Oh. Aku juga melihat mereka bersama. Cocok bukan? Yang satu berambut pirang, tinggi berbadan tegap dan putri berambut hitam dan berbadan mungil."

" Iya. Sangat cocok. Jadi mengingatkan pada Raja dan ratu terdahulu. Putri Lacie sangat mirip dengan beliau. Yang membedakan hanya warna mata keluarga kerajaan yang berwarna ungu. Sementara mendiang ratu bermata hijau lembut nyaris kelabu."

Setelah itu aku tidak mendengarkan para ibu - ibu itu. Hanya memperhatikan para penduduk yang berdansa. Termasuk Lacie yang baru berganti pasangan dengan pria yang tadi melempar obor. Aku juga melihat Carnosa yang berdansa dengan Zurgré. Aku memandang Zurgré cukup lama. Aku kira dia bukan orang yang akan menikmati festival dengan berdansa dengan adiknya. Aku tidak habis pikir tentang itu. Sekarang Lacie sudah kembali berdansa bersama Kítrino.

Tak lama kemudian, kedua ibu - ibu yang sedari tadi membicarakan Lacie dan Kítrino itu pergi. Aku juga memutuskan untuk meninggalkan alun - alun kota.

Meninggalkan festival Vósien. Aku sudah cukup menikmati festival ini. Dan sekarang aku ingin santai duduk bersandar di pohon Legidösse menikmati langit malam cerah berbintang. Lagipula, aku merasa ada sesuatu yang salah dengan tubuhku. Semakin malam, semakin banyak penduduk yang berdatangan untuk mengikuti pesta dansa. Sementara aku pergi meninggalkan daerah festival.

Pandangan mengabur seiring langkah kakiku yang berat menuju taman Legidösse. Aku berjalan lambat melewati lautan manusia yang menuju alun – alun. Karena pandanganku yang benar – benar sudah hampir hitam sepenuhnya, aku memutuskan untuk duduk di salah satu kursi di sepanjang jalan utama dengan menangkupkan kedua tanganku di wajahku.

Angin malam yang menyegarkan menerpa wajahku dengan membawa sekitar 1000 bauan berbeda. Hanya satu yang kukenali dari sekian banyak bau itu. Bau parfum Lacie. Pikiran tentang Lacie yang berada tak jauh dariku – dan tentu saja jauh dari pesta dansa, dimana dia akan aman – membuat otakku dapat berpikir kembali dan mengembalikan sebagian pengelihatanku.

Aku berjalan tersaruk – saruk mengikuti bau parfum tubuhnya yang tidak jauh lagi. Aku mendapatinya sedang berdiri di salah satu gang sempit dengan seorang wanita tua berbau busuk menyengat yang sedang mencengkram tangan mungil Lacie. Amarah merasukiku. Aku segera berjalan ke arah mereka dan menyentakan tangan renta itu dari tangan Lacie.

" Maaf nyonya, sekarang Tuan Putri sedang ada urusan denganku. Permisi." Aku menurunkan lenganku dan separuh merangkul bahunya menjauh dari wanita itu hingga keluar dari gang sempit itu. Lacie mendongak kearahku. " Kau tidak belajar dari pengalaman tadi pagi, Lacie?" Aku menatap tepat ke matanya.

" Vanir..." Dia menatapku dengan mata bulat besarnya dan tampak lega. Entah kenapa dia harus merasa seperti itu.

" Apa? Kenapa memandangku seperti itu? Dan kenapa pula kau pergi sendirian tanpa pengawal sama sekali?" Nada suaraku sedikit naik. Sedikit menurutku. Tapi tidak untuknya, karena setelah itu dia menanggapinya dengan gerutuan.

Elemetal ForéaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang