Last chapter :
Aku sudah menyendoki supku, saat mataku menangkap sesuatu yang tidak asing di luar. Aku menurunkan sendokku lalu menatap lekat - lekat orang itu. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari siapa dia sebenarnya. Aku segera bangkit dari kursiku.
" Permisi sebentar. Aku harus keluar." Kataku sambil lalu. Aku keluar dari kedai itu.
Vanir's POV
Orang itu belum berjalan cukup jauh dari kedai tempatku makan. Dalam waktu singkat aku sudah berada tepat dibelakangnya. Dia nampaknya tidak menyadari kehadiranku yang berada tepat dibelakangnya. Tanganku bergerak meraih pergelangan tangannya. Tubuhnya membeku seketika ketika tanganku menyentuh kulit tangannya. Dia segera berpaling padaku dengan sikap defensif. Aku senang dia sudah bersikap lebih defensif. Tapi aku tidak suka melihatnya berjalan sendirian tanpa pengawal satupun yang mengawalnya.
Saat tahu bahwa akulah yang menarik tangannya, wajahnya mulai merileks. Tapi, seketika itu juga wajahnya menegang.
" Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk bersikap hati - hati selama duel berlangsung? Pergi keluar kastil tanpa pengawal satupun bukan tindakan hati - hati, Lacie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemetal Foréa
FantasyAku tidak percaya tentang ramalan seseorang. Tapi, takdir punya rencana lain. Karena entah kenapa, seluruh kehidupanku berhubungan dengan ramalan yang berumur lebih dari 1000 tahun yang lalu. Seluruh garis dan jalan yang sudah kujalani lebih dari 20...