Reizen II : Part 3 (Last part)

2.4K 84 0
                                    

Aku merasakan aliran kekuatan dan tenaga dari pedangku dan merasa seperti menjadi sedikit lebih kuat. Lalu cahaya itu perlahan – lahan meredup dan akhirnya sepenuhnya hilang. Aku masih terbengong – bengong apa yang telah terjadi. Gin pun juga masih terbengong. Dia menatap belatinya, kedua pedangku, lalu kearahku secara bergantian. Aku hanya menatap kedua pedangku. Tadi saat kedua pedangku bersinar, selain merasakan aliran kekuatan, aku juga merasakan panas seperti memegang besi terbakar. Tapi, kulitku tidak terbakar atau apa, hanya terasa panas.

“ Urg, apa itu tadi? Aku merasakan seperti ada kekuatan yang masuk kediriku melalui belati ini.” Dia membuka percakapan setelah bisa mengendalikan dirinya kembali.

“ Yah, aku juga merasakan hal yang sama, Entahlah. Aku tidak tau apa yang terjadi. Mungkin Borcuse tau tentang sesuatu dengan apa yang tadi terjadi.” usulku.

“ Mungkin, sebaiknya kita tanyakan ini secepatnya, aku memiliki perasaan tidak enak tentang semua ini.” Balasnya. Gin juga langsung kembali menyarungkan belatinya dan membukusnya dengan kain.

Aku juga kembali membungkus dual bladeku dengan kain. Semoga cahaya itu tidak terlihat oleh banyak orang. Gin segera kembali mengunci pintu rumahnya dan dia bergegas pergi meninggalkan rumahnya. Aku mengikutinya kembali melewati kebun anggur. Lalu keluar ke jalan besar yang merupakan cabang dari jalan utama . Berbelok kekanan memasuki gang – gang sempit. Gin menaikkan kecepatannya saat memasuki gang – gang sempit ini. Aku mengikutinya dengan sedikit berlari.

Akhirnya kami keluar dari gang – gang sempit itu. Kami berbelok kekanan dan memasuki jalan utama. Aku merasakan ada beberapa orang yang menatapku. Tapi salah satu dari tatapan itu bukan tatapan yang biasa kudapatkan ketika sedang berada di keramaian seperti ini. Aku melirik kanan kiri sambil tetap terfokus pada jalan didepanku.

Aku melihatnya. Orang itu berdiri di muara gang kecil disamping toko Kue Süß. Orang itu berpakaian serba hitam, dan mukanya bagian atasnya tertutupi oleh tudung pakaiannya. Saat aku melewatinya Orang itu sadar bahwa aku memperatikannya, dia segera berlari ke gang kecil itu. Di wajah bagian bawah orang itu terdapat tattoo kecil berupa angka romawi III. Angka…………. romawi?

Jantungku berdegup kencang saat menyadarinya. Angka romawi adalah angka yang tertera pada zirah orang – orang yang mengejarku dalam serpihan ingatanku. Dan kesamaan lainnya adalah mereka menggunakan pakaian hitam. Jadi mereka sudah mengejarku sampai sini. Aku segera mempercepat lariku , bahkan hingga melewati Gin. Gin sendiri juga masih bermuka serius. Aku terus berlari hingga jauh meninggalkan Gin. Gin memanggilku sekali, tapi setelah itu dia terdiam dan terus berlari mengejarku hingga kami sampai didepan rumah Borcuse.

***

Ketika kami memasuki rumah, Borcuse sudah menunggu kami di ruang tamu dengan wajah serius. Sepertinya dia melihat cahaya yang tadi keluar dari dual bladeku dan belati Gin. Dan dia pasti tau dari mana cahaya itu berasal. Kami duduk di depannya sembari mengatur nafas kami kembali setelah berlari cukup lama. Borcuse menuggu kami dengan tenang, tapi wajahnya tetap serius. Setelah nafas kami sudah kembali normal, Borcuse membuka suaranya.

" Cahaya yang tadi bersinar terang di kanal itu bersumber dari kalian, bukan?" tanya Borcuse dengan alis terangkat tapi tetap dengan raut muka serius.

" Ya, cahaya itu muncul dari pedang Vanir dan belatiku. Kau pasti tau apa yang sedang terjadi kan? Apa maksud dibalik ini semua? " Gin menjawab.

"Yah, aku rasa ini saatnya menceritakan yang sebenarnya pdamu Gin. Kau tau cerita para elemetal foréa dan pelindungnya?" tanya Borcuse.

"Ya, tapi apa hubungan cerita itu dengan kejadian ini?" balas Gin bertanya.

Aku juga menanyakan hal yang sama ketika Borcuse memberitahuku tentang semua itu. Tapi aku tidak berkomentar apapun, aku hanya diam mendengarkan untuk memastikan apakah benar Gin salah satu pelindung elemetal foréa angin dari Borcuse. Dia tahu siapa sebenarnya Gin itu.

Elemetal ForéaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang