Reizen VIII : part 3

1.6K 78 2
                                    

Aku tidak mempercayai pendengaranku.

Lacie menyuruhku untuk tidak ikut campur sama sekali ketika ia bernegosiasi dengan para pengawalnya. Kukira dia mungkin akan berlari atau bagaimana caranya untuk kabur. Tapi, coba apa yang dia lakukan? Dia mengatakan pada pengawalnya bahwa sekarang dia punya pengawal pribadi yang tidak lain adalah aku.

Dia menyuruh para pengawalnya yang berjumlah 5 orang untuk kembali ke kastil. Aku ingin memprotesnya, tapi dia menginjak kakiku keras – keras sebelum aku bisa berbicara apa pun. Aku berharap para pengawalnya akan dengan keras menolak gagasan itu. Tapi, sayangnya tidak. Mereka malah mempercayakan si Tuan Putri ini kepadaku dan kembali ke kastil.

Aku terbengong – bengong menatap para pengawal. Tidakkah mereka sedikit curiga dengan gelagat putri mereka yang sering kabur – kaburan? Apakah mereka senang karena ada orang lain menggantikan tugas mereka menjaga Putri mereka yang terlalu merepotkan ini? Aku cukup tahu kalau Lacie sering kabur dan membuat mereka kewalahan.

“ Sejak kapan aku jadi pengawalmu, Tuan Putri Lacie?” Sergahku sesopan mungkin dengan nada mengejek setelah para pengawal Lacie meninggalkan kompleks taman.

Dia tersenyum meminta maaf. “ Itu cara paling cepat agar mereka tidak mengikutiku seharian penuh.”

“ Bagaimana kalau mereka menganggap semua ini benar dan akan terus berlangsung? Pekerjaanku akan bertambah satu lagi.” Gerutuku.

“ Yah. Tidak apakan? Lagian setengah hari penuh aku habisakan bersamamu. Setelah latihan selesai kau hanya perlu mengantarkanku kembali ke kastil dengan selamat. Setelah itu pekerjaanmu selesai. Kurasa kakak tidak keberatan dengan hal itu.” Dia bersenandung ringan dan mulai menyusuri jalanan kota.

Aku mengikutinya dengan paras tidak percaya. Kenapa dia begitu tenang bersamaku yang baru dikenalnya kurang dari sebulan yang lalu? Gadis aneh. Dia bahkan tidak mempertanyakan apakah aku keberatan atau tidak. Dengan seenaknya dia menentukannya begitu saja. Tapi, mau tidak mau aku harus menemaninya sekarang karena kesemena – menaan omongannya tadi. Dia tidak melewati jalan – jalan utama menuju jalan Çleir karena dia pasti tahu betapa penuhnya jalan – jalan utama dengan lautan manusia dan kereta kuda. Mungkin juga dia menghindari keramaian kota agar tidak ketahuan kalau dia sedang kabur tanpa pengawalnya bersamaku.

Ini kedua kalinya dalam hari ini aku pergi ke jalan Çleir. Aku tidak akan merekomendasikan toko Klav pada Lacie. Aku akan membiarkannya memilih sendiri toko yang dia mau. Jalan Çleir saat ini lebih sibuk dari tadi pagi saat aku kesini. Waktu itu, jalanan kosong melompong tidak ada para penjualan yang berteriak menawarkan barang – barang mereka seperti sekarang. Mereka berlomba – lomba meneriakkan harga termurah yang bisa ditawarkan kepada setiap yang melewati jalan ini.

Lacie tidak terpancing pada para pedangang ini seperti layaknya Ann yang selalu mencari barang paling murah. Mungkin karena dia berasal dari keluarga kerajaan yang tidak perlu memikirkan masalah keuangan. Sesungguhnya ini sebuah takdir yang aneh. Aku tidak suka dan cenderung menjauh dengan segala kemewahan hidup keluarga kerajaan, tapi aku mendapati sekarang aku berada dekat dengan mereka. Bahkan sekarang aku berada di antara mereka. Sang Pangeran mahkota dan Sang putri kerajaan ini. Lacie berbelok masuk kesebuah toko kecil yang berada di pinggiran jalan Çleir. Dia berhenti di depan pintu lalu berbalik menghadapku.

“ Kenapa? Ada masalah, Tuan Putriku?” Menggodanya dengan memanggil Tuan Putri adalah hal yang menyenangkan sekarang. Dia pasti akan memberengut kalau aku panggil Tuan putri. Nah, benarkan. Sekarang dia memberengut kepadaku.

“ Jangan panggil aku Tuan Putri selain saat dikastil. Kita sudah pernah membicarakan ini.” Gerutunya dengan suara kecil.

“ Hm, tapi sekarang aku kan pengawalmu Tuan Putri. Jadi aku harus bersikap sopan terhadap Tuan Putriku.” Sebuah ulasan senyum jahil menghiasi wajahku.

Elemetal ForéaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang