63 'Baby'

713 82 4
                                    

Proses perceraian Seyeon dan Juhyuk kini tengah bergulir. Seyeon sudah tak mau ambil hati soal semua ini.

"Tzuyu, kau tidak akan pernah mengatakan hal yang sama dengan Seyeon nuna kan? aku hanya takut suatu saat nanti kau juga melakukannya padaku." Tanya Jungkook yang saat ini sedang menjadi sandaran Tzuyu.

"Kau berpikir seperti itu? aku tidak akan pernah melakukannya jika kau tidak melakukan kesalahan fatal." Jawab Tzuyu.

"Tapi menurutku, hyung punya maksud dibalik semua ini. Mana mungkin dia melakukannya dengan sengaja." Perkataan Jungkook ini membuat Tzuyu mengeryitkan dahinya. "Apa kau juga sempat memikirkan itu?"
~
~
~
"Argh, kenapa semua ini harus terjadi?" Juhyuk mengacak rambutnya kasar. Saat ini dia memilih untuk diam di agensi. "Aku melakukannya karena aku punya maksud. Hanya saja aku belum bisa mengatakan alasanku melakukan semua ini."

Sebenarnya, Juhyuk melakukan semua ini demi adiknya, Tzuyu. Dia berusaha mendekati Chaeyeon untuk mengetahui alasan utama Chaeyeon mencoba membunuh Tzuyu saat itu. Ternyata kecelakaan besar yang dialami Tzuyu bukanlah ketidak sengajaan. Tapi semua itu terjadi karena sudah direncanakan matang oleh seseorang. Selama ini Juhyuk mencari pelakunya dengan susah payah. Tapi saat dia berusaha untuk menangkapnya, semua ini malah terjadi.

"Apa kau tidak akan menjelaskannya pada Seyeon?" Tanya Bang Sihyuk dia saat ini duduk bersama putranya itu.

"Aku bingung akan menjelaskannya darimana. Dia sudah salah paham dari awal. Ini semua memang salahku."

"Yang kau lakukan tidak salah. Hanya saja cara yang kau lakukan salah. Appa tahu, semua yang kau lakukan adalah demi adikmu. Tapi caramu itu yang salah. Kalau saja dari awal kau bilang pada Seyeon, mungkin semuanya tidak akan seperti." Jelas ayahnya itu panjang lebar. Benar juga, jika saja dari awal dia bicara pada Seyeon, mungkin pernikahannya akan terselamatkan. Tapi saat ini sepertinya menyesal bukanlah hal yang begitu bagus menurutnya. Karena walaupun dia menjelaskan panjang lebar pada Seyeon, Seyeon tidak akan mendengarkannya sedikit pun.

huek huek
Seyeon sedari tadi merasa kalau dirinya merasa sangat pusing. Dia hanya berpikir kalau ini semua terjadi karena dia makan dengan tidak teratur. Tapi lama kelamaan, rasa pusing dan juga mualnya itu semakin bertambah saja.

"Eonni, kau baik-baik saja?" Tanya Tzuyu yang kebetulan ada disana. Dia sepertinya memutuskan untuk bicara pada Seyeon agar memikirkan keputusannya lagi soal perceraian itu.

"Aku baik-baik saja. Tap--" Seyeon langsung berlari sebelum dia menuntaskan kata-katanya. Hal ini justru menimbulkan banyak tanya diantara Tzuyu dan Jungkook. Sebenarnya apa yang terjadi pada Seyeon.

"Rasanya aku sangat lemas sekali." Keluh Seyeon sambil menyeka keringat yang mengalir didahinya. Pagi ini benar-benar menguras tenaganya.

"Tzuyu, apa kau memikirkan hal yang sama denganku?" Tanya Jungkook yang langsung mendapat anggukan dari Tzuyu.

"Lebih baik kau istirahat eonni." Kata Tzuyu. "Mau ku antar ke dokter?"

"Tidak usah, mungkin aku masuk angin karena pola makanku benar-benar tidak teratur."

Sebenarnya hanya ada satu hal yang dipikirkan oleh Tzuyu dan Jungkook. Tak ada hal lain selain gejala kehamilan yang saat ini sedang Seyeon rasakan. Ini seperti saat Tzuyu waktu itu. Makanya pikiran Jungkook langsung menuju kesana.

Sementara saat ini, Juhyuk berdiri didepan rumahnya. Dia ragu bahkan hanya untuk masuk saja. Dia merasa kalau rumah itu menjadi asing baginya. Apalagi kata perpisahan selalu terngiang dalam telinganya. Tangisan Seyeon selalu ada dalam pikirannya. "Kalau saja kau tahu alasanku dibalik semua ini." Gumam Juhyuk. "Aku sudah mencintaimu bahkan saat pertama kali kita bertemu, pertengkaran dan sampai pada akhirnya saling bekerja sama, membuatku semakin ketergantungan padamu. Makin hari cinta mulai tumbuh dalam hatiku apalagi sejak ciuman itu. Terimakasih, karena kau sudah memberikan sedikit warna pada hidupku."

"Hyung, kau ada disini?" Tanya Jungkook saat dia akan memanggil dokter kesana. "Nuna saat ini sedang sakit."

"Sakit?" Hati Juhyuk makin merasa bersalah karena dia benar-benar gagal sebagai seorang pria saat ini. Dia sudah menyakiti hati dan juga diri Seyeon.

"Tapi sepertinya, itu bukan sakit biasa. Dia seperti sedang mengandung." Kata Jungkook yang membuat Juhyuk memasang wajah herannya. "Aku serius hyung. Aku kan sudah berpengalaman."

"Sekarang dia ada dimana?" Tanya Juhyuk.

"Dia saat ini sedang istirahat bersama Tzuyu. Dan aku akan memanggil dokter kemari."

'Apa ini benar-benar terjadi? keajaiban. Ya, aku rasa ini sebuah keajaiban. Tapi kenapa harus terjadi saat perpisahan kami sudah didepan mata? vonis tentang Seyeon yang tidak akan memiliki anak, sungguh membuatku terpukul. Tapi berita ini, ini benar-benar membuatku sangat bahagia.' Batin Juhyuk.

Kali ini tanpa ragu Juhyuk masuk kerumahnya itu. Dia tak peduli meski pada akhirnya Seyeon pasti mengusirnya keluar.

"Hyung, apa kau yakin nuna tidak akan mengusirmu?"

"Selagi perpisahan itu belum disidangkan, aku masih tetap suaminya. Dan jika benar Seyeon benar hamil, itu adalah anakku."

"Tapi--" Juhyuk langsung menepuk pundak Jungkook dan membuat Jungkook tidak menuntaskan kata-katanya.

"Kau harus percaya padaku."

Juhyuk melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan juga Seyeon. Disana Seyeon sedang tidur ditemani oleh Tzuyu yang setia menegelus tangannya. Juhyuk memberikan kode pada Tzuyu agar bertukar posisi dengannya dengan hati-hati agar Seyeon tidak bangun.

Juhyuk mengusap halus rambut Seyeon. Meski hanya satu hari, rasanya dia benar-benar merindukan Seyeon yang terlihat sangat menggemaskan jika sedang tidur seperti ini. Bahkan tak terasa kalau kali ini air matanya mulai terjatuh tanpa aba-aba. Tzuyu yang berdiri disamping Juhyuk langsung berusaha menguatkan kakaknya itu dengan mengusap halus pundaknya.

Seyeon yang menyadari kehadiran Juhyuk langsung membuka matanya. "Kenapa kau ada disini?"

"Apa aku tidak boleh mengunjungi istriku sendiri?"

"Istri menurutmu? aku rasa bukan."

"Seyeon, kau harus mendengarkan penjelasanku."

"Penjelasan? penjelasan bahwa kau benar-benar menjalin hubungan dengan wanita bernama Yerin itu? tidak perlu dijelaskan juga aku sudah mengerti." Juhyuk membuang napasnya kasar. Dia sudah bingung dengan cara apa yang harus dia lakukan agar Seyeon bisa mengerti.

"Sekarang kau duduk dulu, aku akan menceritakan semuanya." Kata Juhyuk. Seyeon benar-benar menuruti Juhyuk kali ini. Dia duduk. Namun Juhyuk ternyata melakukan hal diluar dugaan. Dia langsung mencium lembut istrinya itu. Suatu kebahagiaan yang tidak bisa ia ungkap dengan kata-kata. Hanya dengan inilah dia mengucapkan rasa terimakasihnya pada Seyeon.

"Sepertinya aku harus pergi." Kata Tzuyu. Adegan romantis didepannya membuat dirinya ingin memberikan ruang untuk mereka berdua.

"Kenapa kau keluar?" Tanya Jungkook.

"Mereka sedang beradegan romantis."

"Kau juga mau?"

"Tidak. Untuk apa?" Tanya Tzuyu yang langsung membuat Jungkook sedih. "Karena kau sudah romantis meski tak melakukan apapun."

"Kau bisa saja. Kalau seperti aku jadi ingin menerjangmu." Kata Jungkook yang saat ini memeluk Tzuyu.

"Kau bicara melantur."

"Gomawo Seyeon-ah. Kau memberikanku kebahagiaan terbesar dalam hidupku." Kata Juhyuk.

"Untuk?"

"Bayi yang ada dalam perutmu."

TBC♡

[Book#2] Hate Manager 2✔Where stories live. Discover now