45 'divorce'

668 91 11
                                    

Tzuyu menarik napasnya dalam-dalam sebelum dia menekan bel rumah orang tuanya Jungkook. Dengan keadaan membawa koper dan juga menggendong Jeongsan membuatnya sedikit kesulitan menekan bel rumah itu. Untung saja Junghyun sudah keluar pagi-pagi buta seperti ini.

"Eh, Tzuyu. Kenapa kau ada disini? Jungkook mana?" Tanya Junghyun sambil menggendong Jeongsan yang tertidur pulas dari gendongan Tzuyu. "Kau juga kelihatannya habis menangis. Apa dia membuat masalah?"

Tzuyu tak menjawab pertanyaan kakak iparnya itu. Dia tak mengeluarkan sepatah kata pun disana. Junghyun langsung membukakan pintu untuk Tzuyu. "Eomma, Tzuyu datang." Kata Junghyun. Dia membawa Jeongsan kekamarnya agar Jeongsan bisa tidur dengan nyenyak.

Tzuyu memandang setiap detail rumah orang tua Jungkook itu. Sesekali dia tersenyum ketika mengingat pertama kalinya dia datang ke tempat itu. Meski diiringi oleh air matanya yang tiba-tiba mengalir. Semua kenangan indah mengenai Jungkook terus menerus menyayat hatinya.

Tzuyu langsung menghapus seluruh jejak air matanya begitu ibunya Jungkook datang. "Tzuyu, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik eomma." Jawab Tzuyu dengan senyumannya.

"Jungkook mana?" Tanya Ibunya Jungkook.

Jungkook saat ini sibuk menghubungi ponsel Tzuyu. Tapi sayangnya, Tzuyu sudah mematahkan sim cardnya dan membuat nomornya tidak bisa dihubungi lagi. "Aish, dimana aku harus mencari Tzuyu."

"Makan dulu, nanti kita semua akan membantumu." Kata Seokjin.

"Coba cari dirumahnya." Kata Nayeon.

"Benar juga." Jungkook langsung saja pergi tanpa menyentuh sarapannya.

"Dengan susah payah aku menyuruhnya sarapan. Kenapa kau membuatnya pergi?"

"Aku salah?" Tanya Nayeon.

Sementara, Jungkook saat ini melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia benar-benar harus menemui Tzuyu dan menjelaskan semuanya. Ia merutuki dirinya karena kemarin dia malah pergi keluar dan membuat kesalah pahaman diantara dirinya dengan Tzuyu.

Saat dia sampai kerumah Tzuyu, keadaan disana sepi karena sudah sangat lama Tzuyu tidak menempati rumahnya itu. Hanya ada satpam dan juga penjaga rumah itu. Tidak ada yang lain.

"Tzuyu, kau dimana?" Gumam Jungkook. Dia kembali mengemudikan mobilnya menuju setiap tempat yang mungkin saja Tzuyu datangi.

"Eomma." Kata Tzuyu sambil memeluk ibunya Jungkook.

"Ada apa? apa Jungkook melakukan sebuah kesalahan? dia memang anak nakal."

"Dia bersama wanita lain. Bahkan dia tidak memakai bajunya." Jawab Tzuyu yang kali ini tidak bisa lagi menahan air matanya.

"Kau serius? Jungkook melakukan hal itu?" Tanya ibunya Jungkook yang hanya mendapat anggukan lemah dari Tzuyu.

"Eomma, aku harus bagaimana?"

"Jika seperti itu, kau bisa berpisah dengannya. Aku tidak bisa membuat hidupmu hancur hanya karena putraku. Biar aku yang memberikannya pelajaran karena dia menyakiti putriku."

"Eomma, aku juga ingin seperti itu. Tapi Jeongsan dan Baby Jeon. Aku memikirkan mereka berdua."

"Tapi aku tidak bisa melihatmu bersedih seperti ini. Aku hanya menyarankan, keputusannya ada ditanganmu." Kata ibunya Jungkook. "Apapun keputusanmu, pikirkan mereka bertiga. Keputusanmu akan mempengaruhi mereka."

Ibunya Jungkook pergi meninggalkan Tzuyu yang masih memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan saat ini. Dia benar-benar bingung. Dia tidak bisa egois, tapi dia juga tidak bisa terus menerus bertahan dengan Jungkook. Dia malah merutuki dirinya karena jika dulu dia tidak menjadi manager BTS, ini semua tidak akan terjadi. Lalu Jeongsan dan juga Baby Jeon juga. Ini malah membuat hidup Tzuyu makin rumit saja. Dengan berat hati, dia menghubungi pengacara kepercayaan ayahnya untuk mengurus surat perceraiannya dengan Jungkook.

Sebenarnya dia tidak merasa lega sama sekali karena keputusannya ini. Dilubuk hatinya yang paling dalam, tetap saja ada rasa penyesalan meski itu hanya setitik. Dia tidak menyalahkan takdir atas semua ini. Dia hanya menyalahkan dirinya sendiri.

Sampai siang ini, Jungkook masih berusaha mencari Tzuyu meski dia belum memakan ataupun meminum apapun. Dia terus mendatangi setiap dorm dan juga rumah idol yang Tzuyu kenali. Tapi tetap saja, Jungkook tidak menemukan Tzuyu. "Ayolah Tzuyu, hidupkan ponselmu. Jangan seperti ini." Gumam Jungkook.

"Atau dia ada dorm?" Tanya Jungkook bermonolog. Dia memutar mobilnya kembali ke dorm. Kini harapannya kembali muncul. Dia memikirkan apa yang akan ia katakan jika bertemu Tzuyu.

"Apa Tzuyu sudah pulang?" Tanya Jungkook. Namun yang lain hanya menggelengkan kepalanya.

"Lebih baik kau makan dulu." Kata Seokjin.

"Aku tidak akan makan sampai Tzuyu kembali. Aku yakin dia pergi karena diriku." Kata Jungkook.

"Dia pasti akan memarahi ku jika kau tidak makan." Kata Seokjin.

"Aku ingin Tzuyu kembali." Kata Jungkook. "Aku tau, rumah orang tuaku. Hanya itu tempat satu-satunya yang belum kudatangi." Kata Jungkook. Dia langsung pergi ke rumah orang tuanya itu. Dengan penuh harapan dia mengemudikan mobilnya menuju rumah yang mewarnai masa kecilnya itu.

Saat Jungkook tiba disana, surat perceraian yang diminta Tzuyu sudah tiba. Dengan cepat Tzuyu menandatanganinya dan secepatnya dia pergi untuk menemui Jungkook. Namun mereka bertemu didepan pintu. Mereka saling memandang selama beberapa detik kemudian Tzuyu membuang pandangannya. Dia tak ingin menjadi lemah karena tatapan Jungkook. Dia tetap harus berpisah dengan Jungkook. Itu mungkin satu-satunya solusi yang bisa dia lakukan saat ini.

"Aku sudah menandatanganinya." Kata Tzuyu sambil memberikan dokumen itu. "Kau juga harus menandatanganinya juga."

Jungkook membacanya dengan perlahan sebelum menandatanganinya. "Surat perceraian? kau yakin kita harus menandatanganinya?"

"Aku rasa selama ini aku salah. Seharusnya dari awal aku tidak perlu bertemu denganmu. Seharusnya dari awal aku tidak bersamamu. Kenyataan bahwa kau idola semua wanita, membuatku semakin tidak percaya diri berada disampingmu. Maafkan aku." Tzuyu mencoba menguatkan dirinya agar dia tidak menangis. Untuk itu, dia tak berani menatap mata Jungkook secara langsung karena itu akan membuat hatinya semakin lemah dan bisa saja dia membatalkan perceraiannya ini.

"Tzuyu." Kata Jungkook sambil memegang tangan Tzuyu. Namun Tzuyu langsung menepisnya.

"Tidak perlu memegang tanganku. Keputusanku sudah bulat. Tanda tangani saja dan kau akan bebas berhubungan dengan wanita lain."

"Kau salah paham Tzuyu."

"Salah paham?" Tanya Tzuyu dengan tawa mirisnya. "Aku rasa kenyataan memang tak selamanya manis. Kau tinggal mengaku saja, aku tidak akan marah padamu. Setelah kita berpisah, aku pastikan kalau aku tidak akan muncul ataupun mengganggumu lagi."

"Sebenarnya kemarin aku tidak pergi kerumah Eunha. Aku pergi kerumah Yugyeom. Dan tentang aku yang pulang dengan keadaan mabuk, itu karena aku minum-minum di rumah Yugyeom." Kata Jungkook. "Apa itu kurang jelas? kau salah paham. Foto yang dikirimkan Eunha, itu hanya editan."

Seketika hati Tzuyu mencair. Dia pikir, Jungkook ada benarnya juga. Kenapa dia bisa sebuta itu? rasa cemburunya benar-benar telah menutup akal sehatnya sehingga dia tidak bisa berpikir jernih lagi. Tzuyu hanya tak ingin kehilangan Jungkook itu sebabnya dia tidak berpikir kalau bisa saja foto itu hanya editan.

"Maafkan aku." Kata Tzuyu.

"Jadi aku harus menandatangani nya atau tidak?" Goda Jungkook.

"Jangan." Kata Tzuyu yang langsung merebut dokumen itu kemudian merobeknya. "Aku akan tetap jadi Jeon Tzuyu."

"Dan aku tidak akan memberikan posisi itu pada siapapun. Tidak akan pernah."

"Kau janji?"

"Tentu saja, apapun untuk Tzuyu ku."

TBC♡

[Book#2] Hate Manager 2✔Where stories live. Discover now