13

4K 375 10
                                    

Varrel sedang duduk di tangga bersama ketiga temannya ketika mantan pacarnya yang beberapa hari lalu dia putuskan datang dan menamparnya begitu saja.

"Bullshit pengen belajar buat ujian. Lo jadian sama Neira, kan?"

Bukan hanya Varrel yang kaget, Ariesta, Megan juga Sandy menatap bingung juga terkejut dengan ucapan gadis yang menampar Varrel itu

"Hah? Aku gak ngerti kamu ngomong apaan..." Varrel menatap bingung kepada mantan pacarnya

Sandy hampir saja muntah mendengarnya. Alasan klasik macam apa itu.

"Bohong. Kamu deket sama Neira pas kita jadian terus sekarang kamu sama dia, kan? Aku gak nyangka Rel kamu setega itu..."

Oh. Shit. Varrel bingung. Menembak Neira saja belum, ini malah dibilang sudah jadian. "Aku deket sama dia karena dia mantannya Ariesta, masa iya aku nikung temen aku sendiri? Hm?" Jelasnya dengan nada lembut

"Lo nikung gue, Rel?" Ariesta membungkam mulutnya dengan nada tidak percaya kemudian melirik tajam kepada Varrel, "Lo tau sendiri kan kalo gue itu masih pengen balikan sama Neira?"

Kedua teman mereka saling berpandangan. Tidak menyangka Ariesta akan menambah drama kesialan Varrel yang akan membuat mereka tertawa

"Katanya lo mau bantuin gue balikan, Rel?"

"Ya, bener. Katanya Neira masih gagal move on, kenapa malah jadian sama lo, Rel?"

Gadis itu tampak kebingungan sekarang. Dia menatap Varrel juga ketiga teman cowok itu bergantian. "Jadi maksudnya gimana?"

Varrel melirik ketiga temannya lalu menatap mantan pacarnya itu dengan tatapan khawatir juga bersalah di saat bersamaan. "Mungkin Neira salah ngartiin kedeketan aku sama dia. Aku cuma bantuin Ariesta soalnya aku sama Neira juga satu grup belajar bareng..."

"Yang bener, kamu?"

Okay, sekarang Varrel harus terlihat lebih meyakinkan lagi. "Iya. Serius. Kamu tau kan aku gak pernah bohong..."

Ketiga temannya hanya menatap datar menyikapi kebohongan Varrel yang baru saja dilakukan cowok itu. Halus benar caranya.

"Aku percaya kamu, Rel... Neira pasti salah ngartiin sikap kamu ke dia..."

...

"Gue mau pergi ke---"

"Terus kenapa gue harus nganterin, lo?" Tanya Varrel dengan dingin kemudian. Cowok itu berdiri di depan Neira yang mengerjap menatapnya, "Ra kayaknya lo kelewatan deh"

"Hah?" Gadis itu mengernyit, "Maksudnya gimana?"

Varrel mengambil duduk di sebelah gadis itu kemudian kembali menjelaskan kepada Neira, "Kenapa lo bilang sama anak-anak kalo kita jadian?"

"Bukannya, emang lo selama ini..." Neira terdiam kemudian, dia memiringkan kepalanya menatap Varrel lalu terhenyak

Cowok itu menganggukkan kepalanya kemudian mengedikkan bahunya, "Lo tau kan kalo omongan gue selama ini cuma becanda?"

"Lo? Becanda?" Neira menarik nafasnya, "Sumpah ya, lo bajingan abis. Bukannya selama ini lo deketin gue terus omongan lo menjurus---"

"Ya, terus kenapa lo nganggepnya serius? Gue gak pernah serius, Ra. Gue cuma becanda..." Jelas Varrel dengan tenang, kemudian cowok itu mengambil ponselnya lalu menunjukkan semua komentar yang dia dapatkan akibat pos foto Neira mengenai mereka berdua, "Nih, gara-gara lo salah paham banyak yang bilang gue mutusin mantan gue kemaren demi lo"

"Kok lo jadi nyalahin gue? Bukannya lo yang selama ini pengen banget jadi pacar gue? Kok lo gitu, sih? Terus maksud lo apa deketin gue, baik ke gue, perhatian ke gue---"

"Ra, lo jangan baper deh. Mentang-mentang lo tajir sama cantik lo pikir bisa dapetin semua cowok?" Varrel menghela nafas, "Gak, Ra. Gue pure gak pengen jadi salah satu cowok lo..."

Neira menahan nafasnya, "Gila lo, ya. Terus badan gue selama ini?"

Varrel mengedikkan bahunya, "Lo yang selama ini nahan-nahan gue, bukan gue Ra. Jadi mending lo bilang ke semua orang sekarang kalo kita gak jadian... Gue gak mau cewek gue marah..."

Gadis itu menganga ditempatnya. Apa tadi Varrel bilang? Cewek? Jadi cowok itu sudah punya pacar? Neira menggeleng-gelengkan kepalanya.

Plak!

Tamparan ringan mendarat di pipi Varrel sampai cowok itu terkejut memegangi pipinya.

"Aw. Tangan gue tiba-tiba pengen gampar lo. Sengaja, sih..." Neira melambaikan tangannya lalu menatap arah lain, "Ck. Pulang sana, lo. Empet gue sama lo..."

"Ck. Inget tuh, jelasin sama orang kalo kita gak ada apa-apa..." Varrel bangkit dari duduknya dan merapikan jaketnya

Neira melirik tajam, "Iya, gila. Sana! Sebelum gue cakar..."

Sepeninggal Varrel, gadis itu mengingat-ingat lagi bagaimana Varrel memperlakukannya. Dan apa tadi kata Varrel? Mentang-mentang cantik dan tajir dia kira bisa mendapatkan semua cowok. Ah tai kucing itu si Varrel.

Neira menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes. "Ih, apaan sih mata?! Kok basah-basah?! Kesel gue kesel!!!!! Laki kampret lu, Rel. Udah dikasih enak malah bikin kratak. Taik, lu taik!!!!!"

SSWhere stories live. Discover now