31

3.9K 439 27
                                    

Varrel sudah menghabiskan masa liburan satu minggunya dengan mendekatkan diri kepada Neira. Anehnya perempuan itu berhasil menghindarinya sampai Varrel mengatakan bahwa ketika dia kembali nanti, dia akan mendapatkan Neira tidak peduli bagaimana perempuan itu akan menolaknya.

Mengenai Karan, anak laki-laki itu cukup sedih ketika dia tinggalkan. Tapi Varrel mengatakan dia akan pulang dan mereka akan bermain mobil bersama dengan koleksi Varrel yang menumpuk di rumahnya.

Dia sebenarnya agak kaget dengan penyakit yang di derita Karan. Selain kurangnya anak itu, ternyata Karan mengalami kelainan jantung dan juga imun tubuh di saat bersamaan. Pantas saja Lintang menitipkannya kepada Neira, karena orang tua Neira sudah pasti memiliki channel untuk rumah sakit ternama agar anak itu mendapatkan pengobatan terbaik.

Jujur saja Varrel merasa berat meninggalkan Jakarta ketika dia sudah terlalu lama libur dan juga dekat dengan Neira. Yah, kecepetan sih ngajak nikahnya. Tapi Varrel merasa dia cocok dengan Neira. Lagi pula alasan perempuan itu tidak masuk akal untuknya.

Pria yang lebih kaya banyak dan sudah pasti pernah melamar Neira. Varrel yakin itu. Tapi Neira masih betah sendirian di usia rawannya dan terbukti dengan kalimat terakhir perempuan itu yang mengatakan agar sebaiknya Varrel bisa memberikannya berlian. Dia yakin Neira menunggu dirinya.

Varrel menghela nafas dan kembali berkutat kepada pekerjaannya. Layarnya menampilkan percakapan grupnya yang tiba-tiba saja ramai. Tentu saja karena Ariesta. Siapa lagi manusia yang suka ribut dan tukang gosip selain Ariesta.

•GRUP RAMPOK HATI DEDEK MAS(4)•

Ariestabungan sejahtera umat manusia: Innalillahiwainnaillaihirojiun. Telah berpulang ke Rahmattullah teman kita, saudara kita, Neira Tatkariyana sore tadi dikarenakan sakit yang sudah lama diderita Almarhummah. Mari sejenak kita doakan saudara kita, teman kita agar amal ibadahnya diterima Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Almarhummah akan dimakamkan besok pagi dan bagi teman-teman yang ingin datang memberikan ucapan bela sungkawa bisa datang ke rumah duka di alamat xxxxx xxxxx xxxxxxxx xxxxxx.
Ariestabungan sejahtera umat manusia: Copas dari grup sebelah
Ariestabungan sejahtera unat manusia: Gila gak nyangka gue

Megantung jemuran tetangga: Sakit apa?

Ariestabungan sejahtera umat manusia: Ginjal katanya tapi sama komplikasi
Ariestabungan sejahtera umat manusia: Anjir gak nyangka gue, mantan gue huhuhu T.T

Sandymorse: Innalillahi
Sandymorse: Namanya umur gak ada yang tau

VarrelAsh: Becanda lo pada

Ariestabungan sejahtera umat manusia: Lah?

Megantung jemuran tetangga: Bener Rel
Megantung jemuran tetangga: Ada di grup sebelah

Ariestabungan sejahtera umat manusia: Ada di grup sekolahan tuh di alumni Rel

Varrel kembali menaikkan satu alisnya. Eh?

Tidak mungkinkan Neira meninggal? Beberapa minggu yang lalu mereka masih bertemu dan perempuan itu tampak baik-baik saja. Buru-buru dia mengecek grup lain yang kebetulan merupakan kumpulan keluarga besarnya yang selalu dia silent.

Sandymorse: U okay dude?
Sandymorse: Rel?

Varrel memilih mengabaikan Sandy dan mencari chat grup keluarganya. Memang benar sudah ramai dengan berbagai ucapan belasungkawa. Bahkan ada kakak perempuannya yang sudah mengatakan sudah berada ke rumah duka.

Apa-apaan ini? Jantungnya berdegub kencang dan dengan gusar mencari percakapan lain dengan kakaknya. Tidak mungkin kan perempuan yang kemarin ada di dekatnya tiba-tiba meninggalkan dunia ini?

VarrelAsh: Kak

Fitriash: Apa?

VarrelAsh: Becanda kan?
VarrelAsh: Bohong banget, kemaren dia masih sehat kok

Fitriash: Send a photo

Varrel membukanya dengan tergesa. Terhenyak seketika saat membuka pesan kakaknya. Memang Fitri mengirimkan foto mengenai keadaan rumah Neira yang sudah ramai dengan para pelayat.

Bahkan ada foto yang kemudian membuat Varrel tanpa sadar membeku seketika. Ibunda gadis itu memeluk tubuh putrinya yang sudah dibalut kain dan disebelahnya ada Karan yang memeluk tubuh Neira dengan lemas.

Fitriash: Doain aja ya Rel
Fitriash: Kakak tau kalian deket kemaren
Fitriash: Sabar ya, Rel.

Hah? Sabar? Varrel bahkan tidak bisa bernafas sekarang.

VarrelAsh: Kak seriusan

Fitriash is calling

"Kak..." dengan cepat Varrel berdiri dari duduknya dan menjauh untuk bicara dengan kakaknya

Suara Fitri terdengar lebih rendah dan juga seperti terisak pelan. "Kamu pulang? Rel?"

"Kenapa?" Tanya Varrel dengan pelan sambil memandang kosong keluar jendela. Dia menatap satu persatu gedung di luar sana untuk mencari-cari apakah dia mimpi atau tidak

"Neira sakit. Sudah mau dimakamin. Doain dari sana ya, Rel. Kalo Neira ada salah..."

Kakaknya berhenti bicara dan terdengar menangis pelan di sana. Bahkan perempuan itu sepertinya susah payah mengatakan keadaan di sana kepada Varrel.

"Kalo Neira ada salah, dimaafin ya Rel. Biar tenang di sana..."

Varrel memutuskan begitu saja sambungan telponnya. Tangannya mencengkram kuat ponselnya dan rahangnya sudah mengeras seketika.

Pria itu mengatur nafasnya dengan susah payah. "Jadi gini cara lo, Ra. Gue tau kenapa lo nolak gue..." Varrel mengerutkan keningnya berusaha agar butiran hangat itu tidak jatuh kepipinya. Hanya saja, nafasnya sesak seketika, "Sialan gue belom jelasin masalah kita, Ra... Lo gak tau kejadian sebenernya..."

SSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang