4

7.3K 553 22
                                    

Seragam batik yang tadinya melekat di tubuh Varrel kini sudah melayang entah kemana. Ranjang Neira yang terhitung berukuran besar sudah berantakan karena Varrel memilih untuk menggerayangi tubuh Neira di atas sana.

"Gue denger itu cewek udah jomblo sekarang, Rel..."

Cowok itu tidak menjawab. Anggota tubuhnya sedang sibuk sekarang. Kedua tangannya menggerayangi tubuh Neira sementara matanya terfokus pada kulit mulus Neira dan juga bibirnya sedang mendaratkan sapuan panas pada kulit Neira.

"Aduh... Bentar, deh. Gue lagi lapar..."

Varrel menyerah kemudian. Menelan ludah dan memilih duduk di pinggiran kasur bersamaan dengan Neira yang sudah merapikan pakainnya

Rumah gadis itu selalu sepi. Selain karena orang tua Neira yang sering bepergian keluar kota, dan juga karena memang Neira tidak memiliki asisten rumah tangga

Kakak gadis itu sedang sibuk menyiapkan acara pertunangannya dan sedang ada kunjungan ke salah satu daerah sebagai rangkaian kerjanya. Sehingga bisa ditebak kenapa Neira menjadi sedikit nakal juga liar.

Neira itu hanya sebagian dari anak orang kaya yang salah pergaulan. Jangan ditanya bagaimana Neira bisa terjerumus ke dalamnya karena kalau tidak, Varrel tidak akan mengenal gadis itu.

Mereka bertemu ketika salah satu senior geng permotoran Varrel itu mengenalkan Neira juga teman-temannya pada Varrel. Sekitar satu tahun lalu atau lebih kalau seingatnya.

Awalnya Neira tidak percaya menemukan Varrel si anak yang selalu ranking umum di sekolahan dan merupakan mantan wakil ketua osis ada di sana sebagai salah satu personil kebanggaan gebetannya.

Begitu juga Varrel yang tidak menyangka ternyata pergaulan Neira lebih mengerikan dari yang dia kira. Varrel pikir gadis itu hanya akan setia pada pacarnya, ternyata mereka malah berakhir di rumah Neira untuk saling mencumbu satu sama lain.

Dan begitulah sampai saat ini, hanya Varrel yang mampu membuat Neira rela menghabiskan malamnya di rumah. Tidak tahu dengan cowok itu, buat Neira, cukup Varrel disana dan tidak membawa-bawa nama perempuan lain. Maka amanlah hubungan ranjangnya.

Gadis itu bahkan sudah terbiasa dengan kebutuhan dirinya juga Varrel. Seperti ketika makan malam itu, Neira akan memanaskan sedikit makanan yang dia pesan tadi dan kemudian menyuruh Varrel untuk makan bersama dirinya.

"Duh, ini kenapa sayur semua..."

"Ada dagingnya..."

"Tipis..."

"Tetep aja kan daging..."

"Gue sukanya yang tebel kenyel-kenyel..."

"Gue bacok ini lama-lama..."

Varrel terkekeh dan kembali menyuapi makanannya. "Besok gue pengen lo yang bikin sarapan, boleh gak?"

Neira bukannya terharu malah melirik tidak suka. Gila ya anak ini, mana mau Neira bangun pagi-pagi begitu.

"Ck. Ya udah kalo gak boleh, tapi berangkatnya sama gue gimana?"

"Lo gak takut diomongin yang enggak-enggak sama anak-anak?"

Varrel mengedikkan bahunya, "Ramean sama mantan pacar lo..."

"Aduh..." Neira menatap kesal kemudian. Dia tahu maksud Varrel adalah mengajak Ariesta si menyebalkan dan suka tebar pesona itu juga Sandy yang dingin macam kulkas empat pintu, dan jangan lupa Megan yang nyaris tidak pernah bicara kecuali mengumpat ketiga temannya. Ditambah lagi Febi yang tidak lain dan tidak bukan mantan pacar Varrel. Haduh. Pusing.

"Besok juga sekalian sih, kan Ariesta mau traktiran makan enak. Lo juga diundang. Katanya kasian mantan makin kurus gak ada yang urusin..."

"Ya, gimana gue gak makin kurus ya lo ngajakin olah raga terus..."

"Gue lagi serius, bego..."

"Bego..."

Varrel memilih tersenyum dan menatap gadis itu kemudian, "Sekali-sekali hangout sama temen-temen gue, ya? Gak apa-apa, kan? Pendekatan kalo nanti lo jadi ama gue..."

"Ngimpi lo halu banget sih..." Neira memutuskan untuk menggigit kasar tempe gorengnya dan kemudian menaikkan satu alisnya, "Boleh juga, pengen tau sebego apansih temen lo sampe lo betah temenan sama mereka. Secara kan lo gilanya gak ketulungan..."

"Jangan gitu. Gitu-gitu ada mantan cowok lo disana..." Varrel menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kalimantnya dengan santai, "Kesel sih gue kok lo mau sama Ariesta padahal jelas-jelas kerenan gue..."

"Kerenan dia, ya. Jangan ngaku-ngaku, lo..."

Varrel terkekeh kemudian, "Nah ini. Yang bikin si halu minta dilaknat bilang kalo mantannya gagal move on. Baru gue hina dikit lo udah muji dia..."

Neira mendengus pada akhirnya. "Eh, gila. Emang nyata dia lebih keren dari pada lo. Lebih cakep, lebih alus kalo ngomong..."

"Terus? Kenapa putus coba sama Ariesta?"

"Takdir, bego. Pake nanya lagi ini orang..."

"Serius gue nanya, bego. Suka banget becanda ini anak. Ego gue tersakiti nih lo pernah iyain dia. Ama gue aja susah banget..."

Gadis itu menyerah dan menghela nafas dengan kesal. "Kembarannya rese. Kalo lo kan, tinggal dipanggil tiap malem..."

Sesudah Neira melayangkan tatapan nakal miliknya dan kembali fokus pada suapannya. Varrel sudah mengeraskan rahangnya dan menatap tajam kepada Neira. "Panggil nama gue tiap malem aja, Ra..."

"Pasti..."

SSWhere stories live. Discover now