6

5.8K 483 10
                                    

"Yah, mantan lo gak mau ikut, Ta. Sorry, ya..."

"Wah, padahal mantan lo aja gue ajakin Rel"

Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya. Menghela nafas dengan kelakuan dua temannya ini sementara yang satunya lagi hanya menatap dingin sambil menyeruput minumannya.

"Emang dia kemana?"

"Nyalon katanya..."

Ariesta melirik dengan tidak yakin, "Oh, di chat apa ketemu langsung?"

"Dichatlah, bego. Masa gue ketemu, ngapain banget" Varrel berkilah dengan santainya dari pertanyaan Ariesta

"Rel gue mau ngomong ama lo..." Febi yang tiba-tiba bersuara mendapat seluruh perhatian dari keempat cowok itu

Varrel menarik nafas. Mengikuti ajakan Febi tanpa bertanya lebih lanjut apa perihal gadis itu mengajaknya bicara berdua jauh dari ketiga sahabatnya

Febi menatap anak lelaki itu dari ujung kaki sampai mata mereka bertemu dan terkekeh, "Gue denger dari Faye, lo makin sering tidur sama Neira"

"Terus? Lo ngerasa insecure terus makin ngebet balikan sama gue, kan?"

Sumpah Febi ingin menonjok wajah Varrel sekarang. Mana lagi wajah Varrel seakan yakin kalau mereka masih punya kesempatan bersama. Jangan dikira Febi itu anak kemarin sore yang bisa dibodoh-bodohi Varrel. Percuma punya saudara yang buaya darat kalau dia tidak bisa membaca gelagat Varrel.

Melihat Febi menggelengkan kepala sambil terkekeh membuat Varrel tertawa pelan, "Becanda kali. Jangan serius-serius. Kalo mau serius nanti aja gue bawa ke penghulu..."

"Gak usah becanda..." wajah Febi mulai serius kembali, "Gue cuma mau nanya serius soal cewe yang lo tidurin selama kita pacaran kemaren bener Neira apa bukan"

"Kalo iya, mau lo apain emang dia?"

Febi menaikkan satu sudut bibirnya, "Bukan, ya. Ternyata..."

"Kalo masih sakit hati jangan dendam gitu. Gue pacarin aja sini lagi..."

"Gak usah menjijikkan gini, Rel..." gadis itu kemudian menghela nafas dan melirik ke arah belakangnya. Sebelum Ariesta dan juga komplotannya yang lain menyadari Varrel dan dirinya berbicara terlalu lama. "Gue gak ngerti ya, sama lo, Rel. Apa lo dapet kepuasan sendiri udah berhasil macarin anak orang terus ngerusak mereka atau lo emang ada misi tersendiri"

Varrel menyisiri rambutnya dengan jemarinya. Anak laki-laki itu tidak mengambil serius ucapan Febi yang dia yakin masih sakit hati hanya karena Varrel memutuskannya tanpa sebab. "Gini ya, Feb. Sorry kalo kita putusnya gak jelas gitu. Tapi lo tau kan kalo gue temenan sama sodara lo. Kalo dilanjutin juga percuma soalnya gue yang brengsek disini, oke?"

"Ngaku juga lo sinting..." Febi mendesah ketika Varrel hanya terkekeh sebagai jawaban, "Gue cuma gak mau kalo lo bawa-bawa masalah ke Ariesta, ngerti? Lo tau kan lo itu main api sama siapa?"

"Si anak yang kemaren gue putusin?"

"Gak usah bego..."

Varrel tertawa lagi dengan lebih santai "Neira?"

Febi tidak menjawab dan hanya mengangkat dagunya menatap Varrel lebih tajam

"Neira bukan mainan gue..."

"Selingan?" Febi bertanya kembali dengan nada yang sinis dan terkekeh, "Gue tau lo sering main sama dia walaupun kita pacaran kemaren. Jujur aja bikin gue pengen nyakar mukanya Neira kalo gue ketemu sama dia. Tapi Rel, kalo emang bukan Neira cewek yang lo sembunyiin sama kita selama ini. Terus kenapa lo selalu main sama dia?"

Raut wajah Varrel berubah menjadi lebih serius kemudian. Matanya menatap lurus ke manik mata Febi. "Wah, gue kira semua cewek itu begonya gak ketolongan. Lo pinter juga ternyata"

Febi mengibaskan rambutnya kemudian menaikkan satu sudut bibirnya. "Jadi bener bukan Neira yang bikin lo ngelakuin semua ini? Ck, poor girl. Atau jangan-jangan lo bilang gini supaya gue gak nyakarin Neira, ya?"

"Geez, ngapain? Lo sama dia juga kalo cakar-cakaran menang dia..." Varrel memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong hoodienya, "Jangan ikut campur masalah gue"

Tidak mau berdebat lebih panjang dan menambah kecurigaan, Febi memilih mengedikkan bahu lalu meninggalkan cowok itu.

Sementara Varrel, hanya menatap Febi yang kembali lebih dulu ke meja mereka. Dia berdecak beberapa kali sampai akhirnya memutuskan untuk kembali ke meja teman-temannya sambil menggumam pelan. "Cewek. Suka banget drama..."

SSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz