11. Lebih pantes cerewet

1.5K 158 6
                                    

Rama segera berlari menuju kafe yang di maksud Rendra, matanya menelisik ke seluruh penjuru kafe dan saat ia menemukan sosok Clarista, ia segera berjalan menghampirinya.

"Assalamu'alaikum." Sapanya.

Clarista yang sedari tadi melamun pun terkejut saat mendengar salam dari Rama.

"Wa'alaikumsalam. Loh kak Rama?"

Tanpa memghiraukan Clarista, Rama langsung mendudukkan tubuhnya di hadapan Clarista.

"Aku mau nganterin kamu pulang." Ucapnya langsung pada inti.

Sementara Clarista yang belum paham akan keadaan pun di buat bingung.

"Anterin Rista pulang? Maksud kak Rama?"

Rama mencoba membetulkan posisi duduknya sebelum menjawab pertanyaan Clarista.

"Tadi Rendra nyuruh gue buat ajak lo pulang bareng. Kebetulan tadi ketemu sama gue di toko buku. Dan dia udah pulang." Jelasnya.

"Bang Rendra pulang sama kak Aurel?" Tanya Clarista.
Mendengar nama Aurel. Rama mengerutkan keningnya.

"Ada Aurel juga? Tadi sih Rendra pulang sambil narik-narik Dinda." Dan kini giliran dahi Clarista yang berkerut.

"Ada Dinda juga? Kok bisa sih? Kalo Bang Rendra sama Dinda, terus kak Aurel dimana?" Tanya Clarista bingung. Sedangkan Rama juga turut bingung dibuatnya.

Sekarang posisinya begini. Rama berada di posisi yang tidak tau apa-apa, ia tadi hanya berencana membeli buku dan tanpa sengaja bertemu Dinda, kemudian secara tiba-tiba Rendra datang dan memintanya mengantar Clarista pulang. Ia kira Rendra kemari hanya dengan Clarista. Tapi ternyata ada Aurel juga. Dan masalahnya dimana Aurel, baik Clarista maupun Rama sama-sama tidak tau keberadaannya.

"Emang tadi gimana sih?" Tanya Rama mencoba mencari jawaban dadi teka-teki ini.

"Duh.. ceritanya panjang kak. Intinya kak Aurel tadi pergi, dan tas, dompet sama hp nya juga ketinggalan di sini. Dan dia nggak bawa apapun. Dan tadi bang Rendra pergi juga buat cari kak Aurel." Rama memijat pelipisnya saat mendengar penjelasan dari Clarista. Ia mencoba berpikir mencari solusi yang baik.

"Bentar deh, gue telfon Rendra dulu. Siapa tau tadi dia udah ketemu Aurel." Ucap Rama dan Clarista pun menyetujui pendapat Rama.
***

Rendra segera berlari menyusul Dinda yang lebih dulu berlari menuju ruang UGD. Dan saat ia sampai sana, ia mendapati Aurel yang tengah terduduk sendiri sembari menundukkan wajahnya. Sementara baik Dinda maupun Zhafran dan keluarganya sudah tidak ada di sana.

"Rel.. mereka.."

"Mereka ada di dalem." Potong Aurel sebelum Rendra menyelesaikan pertanyaannya.

Rendra pun menganggukkan kepalanya lalu segera mendudukkan badannya di samping Aurel. Dan pada saat itu pula ia bisa melihat bahu Aurel bergetar dan suara isakan-isakan kecil mulai terdengar. Dan hal itu membuat Rendra terkejut.

"Rel, lo nangis?" Tanya Rendra dengan bodohnya. Namun tidak ada jawaban daei Aurel hanya suara isakan yang terdengar semakin kencang yang sebagai jawaban.

Rendra mengusap wajahnya gusar. Ia bingung harus bagaimana. Ingin memeluk, tapi...

"Rel.." sekali lagi Rendra mencoba memanggil Aurel.

"Biarin gue nangis Rendra. Gue udah nggak kuat nahan dari tadi." Ucap Aurel di sela-sela tangisnya. Membuat Rendra tidak bisa berbuat apa-apa.

"O..oke.. silahkan nangis." Ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu Aurel menenangkan.

Hexagon LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant