65. KEBANGKITAN WYVERN

559 61 9
                                    

Olivia terlihat menyesap kopi yang barusan ia racik sendiri. Ia merasa sedikit lega karena setidaknya ia bisa meminum kopi favoritnya di saat keadaan di tempat ini sungguh kacau. Setidaknya, secangkir kopi bisa menenangkan pikiran Olivia.

Sementara itu, semua pasang mata yang berada di dalam tenda tak hentinya menatap Olivia aneh. Sebenarnya bukan aneh, mereka hanya kurang terbiasa saja dengan Olivia yang sekarang karena sebelumnya gadis itu berada di tubuh Coraline.

"Siapa sangka dia juga bisa menegak air sama seperti kita," bisik Laurence pada Liliana. Sedangkan Liliana hanya memutar bola matanya malas saat mendengar pernyataan konyol dari Laurence.

Olivia meletakkan cangkirnya di atas meja dan kembali memperhatikan roti cinnamon yang ada di hadapannya. "Apa kalian bisa berhenti melihatku seperti itu?" Tanya Olivia lalu melirik semua orang yang saat ini tengah duduk dihadapannya.

Liliana dan Josephine yang mendengar itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain. Bahkan Tuan Lorath dan Rowan kembali fokus pada teh yang ada pada cangkir mereka.

Akan tetapi berbeda dengan Caspian yang masih memperhatikan Olivia. "Bagaimana bisa kau kembali? Apa kau melakukan ritual perpindahan dimensi waktu lagi?"

Olivia mengedikkan bahunya tidak tau. "Aku tidak melakukan ritual apapun. Aku hanya mengikuti takdir yang ada. Lagipula, Gerlad yang mendorongku hingga tenggelam di danau museum. Sama seperti saat Tuan Philip menenggelamkanku sewaktu itu."

Semua orang terkejut mendengar penuturan Olivia barusa. "Gerald? Apa kau tidak salah lihat? Bagaimana mungkin dia bisa berada di masa depan?" Tanya Tuan Rowan tak percaya.

Olivia lalu kembali merogoh tasnya yang sedari tadi tidak ia lepaskan sekalipun Tuan Lorath yang memintanya. Olivia mengelus sebuah plastik klip berisikan bibit bunga Bloody Marine yang ia temukan di ruang rahasia museum.

"Tuan Philip sedang mengembangkan tanaman bloody marine. Ia mencoba mengeluarkan ekstra sari bunga itu untuk bahan percobaannya," ujar Olivia yang berhasil membuat semua pasang mata kagum. Bahkan mata Josephine terlihat berbinar saat melihat bibit bunga itu.

Tangan Josephine terlihat menggapai bibit bunga itu. Namun dengan cepat Olivia kembali menyimpannya. "Aku tidak akan memberikan bibit ini pada siapapun terkecuali atas persetujuan Tuan Philip."

Mulut Olivia terlihat asik mengunyah roti cinnamon sembari sesekali menikmati kopinya. Olivia sudah yakin jika ia akan kembali ke Windfield, maka dari itu ia membawa bubuk kopi untuk persediaannya selama di tempat ini.

"Gerald dan Daphne datang ke masa depan untuk mendapatkan bibit bunga ini. Tapi untungnya aku lebih dahulu menemukannya. Bukankah aku hebat?" Tanya Olivia seakan sedang membanggakan dirinya sendiri.

Caspian menghela napasnya sembari mengiyakan pertanyaan Olivia barusan. Pria itu melepaskan jubahnya dan meletakkannya di pangkuan Olivia. Akan lebih baik seperti itu karena sedari tadi penampilan gadis itu sungguh tidak enak di pandang. Terlalu terbuka, batin Caspian.

"Apa kau bekerja sebagai wanita penghibur?" Tanya Laurence dengan polosnya. Bahkan Olivia sampai menyemburkan kopi yang ia minum.

Nyonya Sinclair yang mendengar itu langsung mengikuti lengan putranya dan tak lupa memberikan tatapan tajam pada pria itu.

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, hah!?" Tanya Olivia kesal. Ia lalu mengeluarkan id card yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. "Aku bekerja sebagai salah satu staff fashion show di London. Aku mengambil bagian properti sekaligus mengurus dekorasi ruangan yang akan digunakan untuk acara fashion."

Josephine terlihat melongo saat melihat id card Olivia. "Aku tidak tau benda apa ini, tapi kau terlihat sangat hebat. Pasti masa depan sangat menyenangkan."

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now