24. BOLTON

728 67 1
                                    

Pasar di wilayah Bolton terlihat sangat ramai. Caspian mengatakan jika pasar ini hanya buka setiap 3 kali seminggu karena keterbatasan bahan pangan yang di jual. Wilayah Bolton tidak memproduksi bahan makanan seperti sayur dan ikan, karena jarang ada masyarakat yang memiliki lahan pertanian atau peternakan.

Tak jarang juga mereka menjual hasil panen dari lahan milik kerajaan yang berada di desa Bolbond, tapi sayangnya akhir-akhir ini mereka kerap kali mengalami gagal panen.

"Aku menginginkan roti ini 2," ujar Ralie yang terlihat asik memilih roti yang berada di sebuah toko. Roti pilihannya kali ini adalah roti cinnamon. Aroma cinnamon benar-benar menyeruak ke seluruh ruangan hingga membuat Ralie tidak bisa menahan rasa laparnya.

Seorang wanita tambun terlihat memberikan 2 roti pada Ralie dan tidak lupa ia memberikan koin kembalian milik Ralie.

"Silakan berkunjung lagi," ucap wanita itu sembari tersenyum pada Ralie.

Ralie membalas senyum wanita itu dan keluar dari toko dengan membawa 2 roti cinnamon sekaligus. Sesekali ia menggigit roti dan mengunyahnya perlahan. Roti cinnamon sederhana ini rasanya sangat jauh dari dugaan Ralie, rotinya lembut, taburan cinnamon-nya juga sangat banyak hingga membuat Ralie menyukainya.

"Rumah Nyonya Sinclair tidaklah jauh dari pasar ini. Ia tinggal bersama dengan anak lelakinya yang bernama Laurence. Kau cukup memanggilnya Paman, kau mengerti?" Tanya Caspian yang terlihat berjalan di belakang Ralie.

Tapi sayangnya, Ralie terlihat tak acuh dan malah fokus melahap roti di tangannya sembari melihat-lihat isi pasar.

"Satu lagi yang ingin aku katakan padamu." Caspian sedikit kesulitan menembus beberapa orang yang sedang menyerbu pasar. "Nyonya Sinclair tidak suka membahas perihal menantunya, Raja George."

Ralie masih saja melahap roti di tangannya tanpa sedikitpun menggubris perkataan Caspian.

"Apa kau mendengarkan ..."

"Kau mau satu?" Tanya Ralie menawarkan roti cinnamon miliknya sembari terus berjalan menerobos kerumunan.

Caspian menghela napasnya. "Sebaiknya kau mendengar perkataanku kali ini, Nona Olivia."

Ralie menghentikan langkah kakinya dan menatap Caspian sinis. "Saat berada di tempat ini, jangan panggil namaku. Kau mengerti, Your Grace."

"Coraline!"

Ralie menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya dari kejauhan. Pria itu terlihat tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Ralie. Ia bahkan terlihat sedikit kesulitan menerobos kerumunan orang.

"Dia Laurence Westley Dominic, Paman Coraline," bisik Caspian yang hanya mendapatkan anggukan dari Ralie.

"Kenapa tidak memberi kabar jika ingin berkunjung? Apa kau merindukan Ibuku?" Tanya Laurence sembari mencubit gemas pipi Ralie.

Ralie yang awalnya hanya terdiam kini terkekeh. "Ah, bagaimana kabar glama? Apa ia baik-baik saja?" Tanya Ralie. Glama adalah panggilan yang biasa Coraline gunakan saat memanggil Neneknya.

"Tentu saja! Ia selalu menunggumu di rumah," ujar Laurence. Pria itu lalu melihat ke arah Caspian.

"Selamat datang di Bolton, Your Grace," sapa Laurence sedikit canggung. Mungkin ini bukan kali pertama Ralie mengajak Caspian, tapi tetap saja ada perasaan gugup saat bertemu dengan salah satu petinggi Windfield sekaligus pemilik wilayah Witchelm.

Ralie sedikit terkekeh melihat interaksi canggung antara Caspian dengan Laurence.

"Kau mau?" Tanya Ralie menawarkan roti cinnamon miliknya. Laurence mengangguk dan mengambil satu roti cinnamon milik Ralie.

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now