27. ARROW

640 58 0
                                    

Coraline terlihat tak hentinya tersenyum saat roti buatannya dimakan dengan begitu lahap oleh anak-anak kecil yang berada di sekitarnya. Bahkan segelas susu yang Ralie perah secara langsung dan rebus, juga terlihat habis dalam waktu sekejap saja.

Tak berselang lama, dua orang bocah nakal yang sempat mencuri di kebun Nyonya Sinclair mendatangi Ralie sembari membawa kentang dan wortel yang sedari tadi sengaja mereka sembunyikan.

"Aku minta maaf karena telah mencuri kentang dan wortel ini dari kebunmu." Anak lelakinya itu meletakkan kentang itu di hadapan Ralie. "Kami berjanji tidak akan melakukannya lagi," ujar anak lelaki itu sembari menundukkan kepalanya penuh penyesalan.

Ralie lalu menatap gadis kecil yang berada di sampingnya. "Bagaimana denganmu, apa kau tidak ingin meminta maaf padaku?"

"Bukankah Nox sudah cukup mewakili permintaan maaf dariku," jawab gadis itu yang nampaknya tidak ingin menatap Coraline.

Sesekali gadis kecil itu melirik teman-teman sebayanya melahap roti yang nampaknya sangat enak.

Semua anak-anak telah mendapatkan susu dan sepotong roti, akan tetapi dua bocah nakal itu belum mendapatkannya. Dengan meminta maaf, dua bocah nakal ini berharap akan mendapatkan sepotong roti juga.

Ralie mengambil sepotong roti dan segelas susu. "Aku hanya akan memberikan roti dan susu ini pada Nox. Kau tidak boleh mendapatkannya sebelum meminta maaf padaku dan mengakui semua kesalahanmu."

Gadis kecil itu terlihat merajuk. "Ya sudah! Aku juga tidak menyukai susu dan roti itu. Keduanya hanyalah makanan untuk anak kecil seperti mereka." Ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Ralie dengan wajah merah masam.

Apa Ralie telah berlebihan? Padahal, Ralie hanya ingin gadis kecil itu jujur dan mengakui kesalahannya saja.

Sementara itu, beberapa orang dewasa terlihat mulai menggarap lahan yang terlihat sudah sangat kering dan beberapa lainnya merumput untuk pakan sapi di tempat itu.

Madam Kate juga nampak sibuk dengan roda gerobaknya yang nampaknya sudah tidak digunakan kembali. Jika membeli di tempat terdekat, harganya pasti mahal.

Tak berselang lama, Caspian datang dengan sepasang roda baru yang ia dapatkan dari gudang Tuan Dominic. Pria itu seorang pandai besi terkenal di Bolton, bahkan bukan hanya seorang pandai besi, ia juga seorang ahli dalam berbagai hal pertukangan.

"Beristirahatlah, biar aku saja yang membenarkan roda gerobak ini," suruh Caspian lalu mengambil alih pekerjaan Madam Kate. Wanita itu hanya tersenyum simpul dan memilih menyerahkan gerobak miliknya pada Caspian.

Madam Kate mengalihkan pandangannya pada Ralie. "Sedang apa Nona Coraline ke Bolton? Apa untuk bertemu dengan Nyonya Sinclair?"

Caspian hanya berdehem dan lanjut fokus pada roda gerobak di depannya. Ia hanya heran, bagaimana roda gerobak ini bisa rusak parah seperti ini? Caspian juga menemukan goresan anak panah pada salah satu roda. Ia sangat yakin jika orang yang memanah roda ini adalah seorang terlatih menggunakan panah.

"Apa rusaknya sangat parah?"

Caspian mengangguk. "Aku rasa semua roda ini sudah tidak bisa digunakan kembali. Aku benar-benar penasaran, siapa bandit yang bisa merusak roda hingga menjadi seperti ini hanya dengan menggunakan anak panah?"

Madam Kate terlihat terkejut saat mengetahui Caspian tau jika roda gerobak kayu itu rusak karena anak panah.

"Ah, jadi kau tau jika roda ini rusak akibat anak panah?" Tanya Madam Kate, ia lalu mengambil anak panah yang sempat ia pungut sebagai barang bukti.

"Aku menemukan ini tak jauh dari rodaku yang rusak. Aku berniat mengadukan peristiwa ini pada Viscount Hendrick dan memintanya untuk kembali memperketat wilayah perbatasannya."

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now