2. WINDFIELD

2.2K 167 4
                                    

Perlahan, sebuah cahaya membuat kedua kelopak mata Olivia sedikit terbuka. Gadis itu terlihat masih berada di pertengahan danau yang begitu dingin dan sepertinya dadanya mulai sesak karena air mungkin telah memenuhi paru-parunya saat ini.

Seorang gadis terlihat diam tak jauh dari jarak pandang Olivia. Ia memiliki rambut berwarna ginger bergelombang yang sangat cantik.

Wajahnya juga terlihat cantik dengan beberapa bintik seperti freckles yang menambah aksen menarik pada wajah gadis itu.

Ia juga mengenakan gaun berwarna yang hampir senada dengan warna rambutnya, tapi sedikit lebih muda.

Olivia tidak mengenal gadis itu, tapi mengapa ia tersenyum kearah Olivia?

Apa ia seorang malaikat?

Gadis itu lalu berenang kearah Olivia dan meraih tangan Olivia seperti hendak membantu Olivia naik ke atas permukaan air.

"Penuhi takdirmu, maka aku akan membantumu keluar dari sini," ujar gadis itu yang berhasil membuat dahi Olivia mengerut tidak mengerti.

Perkataan itu mirip dengan perkataan pria tuan di dermaga.

Tunggu dulu, apa suara barusan berasal dari gadis di hadapannya ini? Apa mereka sedang bertelepati?

Olivia tidak menjawab apapun, tapi ia hanya menggeleng kepalanya pelan.

"Tidak artinya iya," ujar gadis barusan.

Perlahan kepala Olivia terasa sangat sakit luar biasa. Rasanya seperti seekor lebah besar yang menyengat tepat di kepalanya.

Rasa sakit itu juga menjalar hingga ke dada Olivia. Ia merasakan sesak yang sangat luar biasa. Jika Olivia tidak segera mencapai permukaan danau, maka ia bisa mati di sini.

Olivia menggerakkan kakinya dan perlahan-lahan mulai berenang menuju permukaan danau yang entah sejak kapan terdapat cahaya dari sinar matahari.

Sedikit lagi, Olivia akan sampai ke permukaan karena sinar matahari terlihat semakin terang menyinari permukaan danau.

Kedua mata Olivia bahkan bisa melihat daratan dan yah, seperti tebakannya, tangannya berhasil mencapai daratan walaupun napas gadis itu terdengar tersengal-sengal karena ia begitu kelelahan saat harus berenang sejauh itu.

Olivia berbaring sejenak di hamparan rumput sembari menetralkan napasnya yang menderu. Sinar matahari yang begitu terangnya sudah tidak membuat Olivia keheran.

Ia bahkan sudah tidak mempedulikan beberapa orang tengah memperhatikannya sedari tadi.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya seorang wanita yang terlihat memakai payung agar sinar matahari tidak membakar kulitnya.

"Apa ia berenang dari sebrang sana hingga kemari? Ah, aku semakin penasaran siapa guru tata krama gadis itu," ledek salah seorang wanita paruh baya yang sibuk mengibaskan kipas tangan berbahan bulu angsa karena panas matahari kali ini begitu terasa membuatnya sedikit kegerahan.

Sedangkan seorang gadis dengan gaun bercorak bunga di samping hanya terkekeh.

"Aku rasa King George tidak memberikan guru tata Krama untuknya. Bukan begitu, Nona Josephine?"

Gadis yang barusan dipanggil Josephine tidak menghiraukan pertanyaan gadis bangsawan di sampingnya dan malah melirik seorang wanita di samping kanannya seperti sedang memberikan kode.

Wanita itu lalu segera pergi menghampiri Olivia yang masih berbaring di tanah seperti itu.

Tidak seharusnya gadis bangsawan berbaring seperti itu.

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now