59. KEPERGIAN

452 43 3
                                    

"Apa kau yakin dengan rencana kali ini, Your Grace?" Tanya Lorath yang sedikit khawatir karena mereka tidak memiliki prajurit yang banyak dan harus memanfaatkannya dengan baik.

Caspian mengangguk yakin. "Tentu saja. Ini bukan perihal banyak sedikit prajurit yang kita miliki tapi bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dengan baik dan efektif."

"Aku akan membentuk pasukan kecil untuk mengecoh para Orc. Saat mereka masuk ke dalam jebakan kita, semua prajurit yang berada di balik bukit akan turun untuk mengepung para Orc itu dari belakang."

"Kalian tidak perlu khawatir akan kalah. Para Orc tidak sepintar yang kalian bayangkan. Mereka hanya sekumpulan mayat hidup yang tidak memiliki otak. Tapi bukan berarti kalian bisa lengah. Apa kalian mengerti?" Tanya Caspian berusaha menyakinkan semua orang yang ada dalam lingkaran diskusi.

Tuan Rowan mengangkat tangannya. "Bagaimana dengan prajurit bayangan yang sempat kau katakan padaku waktu itu? Apa mereka sungguh ada?"

Caspian berpikir sejenak. "Aku tidak sepenuh yakin akan hal itu. Tuan Philip sudah menyiapkan penangkal sihir yang bisa melenyapkan prajurit bayangan itu."

"Jumlah bubuk penangkal sihir tidaklah banyak. Jadi kita akan menggunakannya dengan sebaik mungkin. Odo dan Lora akan ikut membantu menyebarkan bubuk itu lewat udara bersama dengan Bluerrion dan Falkorn."

Caspian terlihat begitu meyakinkan orang-orang disekitarnya untuk tetap yakin jika mereka pasti akan bisa menang melawan pasukan Orc milik Cederic.

"Aku ingatkan pada kalian sekali lagi. Lawan kita kali ini bukanlah manusia. Jadi, lebih bersemangatlah lagi untuk bisa memenangkan pertempuran kali ini," ujar Caspian tanpa sedikitpun ragu.

Tak berselang lama suara tapak kaki kuda memecahkan keheningan malam ini. Semua orang langsung menoleh termasuk Caspian yang terlihat begitu penasaran.

Finn, pria yang tadi di tugaskan oleh Caspian untuk berpatroli di sekitar hutan Shadowvale terlihat kembali dengan wajah yang penuh dengan khawatiran.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Caspian pada Finn. Pria itu terlihat langsung terduduk di salah satu batu sembari menetralkan napasnya yang terburu.

Finn mengusap keringat di pelipisnya. "Kita tidak akan pernah memenangkan perperangan kali ini. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau ritual kebangkitan Wyvern tengah berlangsung saat ini. Cederic sendiri yang memimpin ritual itu."

Semua orang terlihat terkejut mendengar pernyataannya Finn barusan. Wajah panik juga mulai tercetak di wajah mereka.

"Sudah tidak ada yang bisa kita lakukan lagi kecuali menyerah dan membiarkan seluruh wilayah kita di kuasai oleh Cederic dan Wyvern," ujar Nyonya Sinclair yang terlihat langsung terduduk lemas.

"Bagaimana dengan Coraline? Apa dia juga berada di sana?" Tanya Caspian pada Finn.

Pria itu berusaha mengingat orang-orang Yanga berada di tempat itu. "Aku tidak terlalu memperhatikannya."

Caspian menghela napasnya berusaha untuk menahan emosinya. Pria itu lalu menarik tali kudanya berniat untuk pergi ke Shadowvale.

"Akan terlalu bahaya jika kau pergi sendiri, Your Grace. Bawa kami juga bersama denganmu," ujar salah satu prajurit tapi dengan tegas Caspian menolak.

"Aku hanya akan pergi sebentar saja. Aku memiliki janji dengan Nona Olivia. Jika aku tidak kunjung kembali hingga matahari terbit. Aku minta maaf karena belum bisa menjadi pemimpin yang baik untu kalian," ujar Caspian menatap satu persatu prajurit di hadapannya. Pria itu lalu menatap Tuan Rowan. "Jika aku tidak kunjung kembali. Maka Tuan Rowan yang akan menggantikan kepemimpinan ku. Kalian mengerti?"

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now