12. NEGOSIASI

1K 94 0
                                    

Coraline terlihat masih sibuk membuka beberapa lembaran buku berukuran tebal yang benar-benar berhasil mencuri perhatiannya semenjak tadi.

Dengan berbekal lilin ia membaca dengan teliti tiap-tiap kalimat dalam buku tersebut karena buku kali ini membahas dirinya dan Wyvern.

Yah, Wyvern. Jika Tuan Philip memperlihatkan ramalan dalam versi gulungan perkamen yang di tulis oleh para tetuah Witchelm, maka buku tebal kali ini sungguh ditulis oleh seorang Elf yang sebenarnya membuat Ralie penasaran.

Bagaimana mungkin peri yang kecil bisa menulis buku setebal ini? Apa mungkin ia bukan peri kecil seperti Tinkerbell yang selama ini sosoknya berlalu lalang dipikirkan Ralie?

Sesekali Ralie mengusap matanya yang terasa sanga pedih karena membaca buku di tempat yang sedikit remang karena hanya menggunakan sebatang lilin yang sebentar lagi akan habis meleleh.

Semenjak ia membaca detail buku itu, tidak ada satupun yang membahas bagaimana caranya Ralie bisa kembali menjadi Olivia dan kembali ke London, hingga matanya melebar saat melihat seorang gadis dengan rambut berwarna chestnut tengah menatap gadis satu lagi dengan warna rambut ginger.

"Ini adalah aku dan Coraline. Kami bertemu di danau istana?" Tanya Ralie tidak mengerti. Ia lalu berbalik dan membaca lembaran akhir dari buku tebal itu.

Akan ada di mana takdir memang harus berjalan sesuai dengan semestinya. Tidak ada gunanya mengelak karena lagi-lagi kau akan kembali dengan kondisi yang sama.

Tidak akan ada cara untuk kembali kecuali penuhi takdirmu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.

Siapapun kau yang diramalkan dalam buku ini. Penuhi takdirmu dan bantu kami menyelamatkan Windfield, bantu kami menyelamatkan jutaan nyawa yang tidak bersalah karena keserakahan dan ketamakan pemimpin kami.

Ralie langsung menutup buku itu lumayan kuat hingga membuat api pada lilin hampir padam. Dada Ralie terlihat sedikit kembang kempis dan napasnya sedikit tercekat. Ia tidak akan bisa kembali? Ah, sungguh konyol bukan?

Tak berselang lama Duke Caspian terlihat memasuki perpustakaan dengan membawa sebuah nampan berisi teh hangat karena hujan di luar terdengar semakin deras hingga membuat wilayah perbatasan longsor.

Keduanya masih saling menatap. Bahkan Ralie seperti waspada pada kehadiran Caspian kali ini. Pria itu meletakkan nampan diatas meja dengan perlahan.

"Jalan perbatasan wilayah Windfield dengan Witchelm mengalami longsor karena hujan deras. Tuan Philip sudah memberikan kabar ke istana kalau esok sore kalian baru bisa pulang," ujar Caspian lalu mempersilahkan Ralie untuk meminum terlebih dahulu.

Coraline masih belum menanggapi perkataan Caspian barusan dan malah memeluk erat buku yang ia bawa dengan tatapan penuh waspada.

Kini Caspian berjalan ke arah perapian sama sekali belum menyala. Kain gorden yang berada tak jauh dari jangkauannya terlihat muali berkibar kuat terhempas hembusan angin. Bahkan kilat berulang kali menyambar sesuatu diluar yang semakin membuat suasana yang mencekam.

Caspian tidak digambarkan sebagai tokoh jahat, hanya saja sosoknya jauh lebih misterius dari perkiraan Olivia.

"Kau sedang gencar membaca buku mengenai Wyvern akhir-akhir ini. Apa kau tidak bosan?" Tanya Caspian dengan santainya sembari menumpuk beberapa kayu agar api bisa menyala.

Lagi dan lagi Ralie belum menjawab. Ia memeluk erat buku sembari memperhatikan api yang perlahan mulai membakar kayu di dalam perapian.

Caspian lalu berdiri dan berjalan mendekati Ralie hingga membuat gadis itu mundur perlahan.

THE DRAGON SWORD Where stories live. Discover now