36. Baby girl

22K 1.4K 14
                                    

•••

Keluarga besar dari kedua pasangan itu masih menunggu di luar ruangan operasi. Keadaan sekarang begitu menegangkan ketika dokter sebelumnya di jauh-jauh hari sudah memberitahukan pada pasien bahwa proses persalinan berjalan normal, namun kini malah sebaliknya, dengan operasi caesar. Hal itu bisa terjadi karena kondisi bayi dalam rahim tidak normal dan para tim medis sendiri tidak bisa membetulkan posisinya.

Padahal saja dalam waktu dekat untuk proses melahirkan semua prosedur sudah di lakukan, termasuk jelas akan posisi bayi terletak sempurna untuk melahirkan normal. Namun semua sudah di rancang oleh sang Kuasa, tidak ada yang bisa menyela.

Dan sangat di sayangkan. Bukan, maksud dari perkataan itu sangat menyayangkan akan bagaimana kondisi wanita calon ibu itu. Semua orang juga tahu jika salah satu impiannya ialah melahirkan dengan tanpa operasi apapun. Namun hal ini sudah terjadi, dan kasus seperti ini tak memungkiri banyak yang mengalami.

Gus Athar masih setia di ruangan operasi melihat bagaimana perjuangan istrinya yang sudah di bius. Meski tahu saat menjalankan operasi caesar pasien tidak merasakan rasa sakit, tapi di kemudian hari selepas terbangun akan ada rasa sakit yang lebih lama setelah menjalankan operasi. Bahkan berminggu-minggu istrinya akan melalui hal itu, tentunya saja Gus Athar akan selalu berada di sampingnya.

Mereke semua tercengang di saat masih dalam doanya masing-masing. Suara tangis bayi di dalam sampai terdengar dari luar ruangan operasi. Tiba-tiba semua orang terharu bersamaan, apalagi adik dari Gus Athar yang sudah resmi bertunangan dengan Putri itu sujud syukur di tempat. Gus Fadhlan berdiri akan memeluk Putri namun dia urungkan, mungkin karena sangking senangnya Gus Fadhlan akan kehilangan batasan.

"Umi, akhirnya ada yang panggil aku paman!" senang Gus Fadhlan memeluk tubuh ibunya erat.

"Nei juga nggak sabar di panggil Aunty," seru Neira ketika baru pulang dari liburannya di Jepang, memang benar jika putri terakhir dari keluarga besar ndalem itu melakukan perjalanan ke negara sakura. Kata Nei, healing.

Tidak tanggung-tanggung juga gadis itu berkunjung ke sana lebih dari 5 bulan lamanya. Hanya seorang diri, dan dengan uang hasil perlombaannya yang ia tabungkan dari dulu.

Semua orang semakin bahagia ketika Neira sudah pulang bertepatan dengan lahirnya anak dari Gus Athar. Umi Azizah memeluk erat Neira. Berbeda dengan Gus Fadhlan yang merasa kecolongan karena dirinya yang pertama kali ingin memeluk umi tercintanya pun mendengus samar.

"Bagaimana perjalanan panjang tadi, kepala kamu nggak pusing kan, Nei?" tanya umi dengan ekspresi khawatir.

Neira menggeleng antusias. "Nggak dong, Umi. Nei baik-baik aja, mendengar kabar dua hari lalu istri Mas Biyan akan melahirkan Nei langsung mesen tiket balik."

Di saat pintu terbuka menampilkan raut wajah Gus Athar yang tidak terbaca, semua orang menerka-nerka terutama bunda yang langsung menghampiri menantunya.

"Bagaimana, Hazna baik-baik saja kan di dalam?" Bunda menanyakan langsung pada Gus Athar yang sedari tadi mata bunda sudah mengalir cairan likuid beningnya.

"Hazna di dalam baik Bunda, anak kami juga sekarang butuh istirahat setelah Biyan sudah mengadzani nya."

"Tapi, untuk sekarang semaunya masih belum boleh masuk. Hazna masih pingsan akibat obat bius."

Mendengar itu, bunda menghela nafasnya lega. "Syukurlah, jantung Bunda sedari tadi seperti di remas sebelum mengetahui kondisi putri satu-satunya Bunda."

Gus Athar tersenyum sendu, dia berjalan ke ruang tempat beribadah. Menunaikan sholat Dzuhur yang belum sempat di laksanakan. Dalam doanya Gus Athar mencurahkan semua atas karunia Allah yang begitu besar akan lahirnya anak perempuan yang dia tunggu-tunggu. Bukan sekedar dirinya, semua orang yang sayang dengan istrinya pula.

Halalin Hazna, Gus! [END]Where stories live. Discover now