13. La tahzan ya habibati

18.5K 1.7K 25
                                    

•••

"Sehebat apa sih pacar gue sampe-sampe lo juga kepincut sama dia. Ah gue tahu, lo hanya manfaatin tubuhnya. Karena orang-orang semacam lo itu selalu cari istri baru nantinya buat di madu," pancing Langit semakin membuat kepalan tangan Gus Athar menguat.

"Masa-masa gue sama dia nggak mungkin bisa pacar gue lupakan, hati kecilnya masih ada cinta untuk gue. Dan seenaknya lo masuk ke lingkaran kehidupan gue dengan Hazna!" tukas nya lebih menantang.

"Lo perebut berkedok Ustadz!" hina Langit membuat semua orang melihat ke arah perseteruan keduanya.

Mencoba berusaha sabar, Gus Athar beristighfar selalu di dalam hatinya. Sekarang dia tak akan meladeni bocah itu dengan kekuatan karena akan sia-sia. Dan yang harus Gus Athar lakukan sekarang hanyalah membuktikan bahwa tuduhan Langit salah.

Aku yang hanya berdiri di balik tembok menatap tak percaya sosok mantan pacarku sudah berubah drastis. Kata-kata hinaan untuk suamiku malah membuat aku lebih sakit, sugus tidak salah, dan siapapun tidak ingin masalah hal seperti ini terjadi.

Masih mengusap air mata ku, aku terkejut ketika di geret oleh sepasang tangan besar. "Gus--"

Dalam pertontonan di tengah-tengah keramaian, aku ada di dekat suamiku. Dia semakin menempelkan tubuh ku begitu posesif, begitupun tangannya yang ada pada pinggang ramping ku. Sorakan ramai dari pengunjung yang hadir membuat aku gugup.

Apalagi tatapan Langit yang kini sangat tidak bersahabat, dia bersiap untuk maju namun di tahan oleh Pak Tino. Melihat sugus begitu dekat detak jantungku tak karuan apalagi di lihat oleh semua orang.

Cup

Kecupan singkat di kening sugus berikan, orang-orang yang melihat pun semakin berteriak histeris. Apalagi sugus yang dandanannya begitu alim membuat mereka merasa ingin berada di sisiku.

Cup

Beralih lagi di pipi kananku, begitu lembut, dan rasanya diriku sedang melambung tinggi bagaikan burung terbang. Pipiku tiba-tiba saja memanas, suhu tubuh ku semakin menghangat.

Cup

Dan terakhir Gus Athar mencium bibirku untuk yang pertama kali. Bibir ku sudah tidak perawan, aku entah bagaimana lagi mengekspresikan diriku ini. Rona merah sangat terpancar di wajahku.

"Sialan!" marah Langit menendang kursi di sekitar.

"Yeu, masih muda udah gila. Mana mau ngambil istri orang lagi," celetuk orang lain memandang Langit jijik.

"Awas aja lo Ustadz gadungan!" ancam Langit dan pergi menuju motor ninja nya.

Gus Athar yang mendengar suara tangisan kecil di depannya, pun menangkup wajahku. "La, La tahzan ya habibati," tenang gus membawa ku pada pelukannya.

"J-jangan bikin Hazna pusing," rengek ku mengusap ingus di pakaiannya.

"Kelak kamu akan tahu, saya harap pelan-pelan coba kamu bimbing saya untuk nerima cinta halal mu," ucap Gus Athar.

Aku mengangguk pasti. "Dari awal pernikahan memang Hazna udah banyak ngasih kode untuk Gus, tapi Gus yang nggak peka. Baiklah, sekarang Hazna akan lebih semangat ngejar cinta Gus Athar," seru ku.

"Dan makasih ciuman yang tadi, Hazna nggak bakal lupain kejadian dimana Hazna senang dan malu karena di liat banyak orang," bisik ku tersenyum simpul.

"Na'am, hanya kecupan. Tapi bagaimana dengan kamu dan Langit, apakah kalian pernah melakukan hal-hal selain berciuman?" tanya sugus tanpa kehati-hatian.

Halalin Hazna, Gus! [END]Where stories live. Discover now