Part 43

2.2K 115 3
                                    

Setelah makan malam dan berbicara bersama Mama dan Papanya, lelaki itu meminta izin kepada kedua orangtuanya untuk mengajak Lala naik ke balkon kamar miliknya, sebelum mengantar gadis itu kembali ke rumahnya.

" Kapan aku dianterin pulang ? "

" Nanti, aku mau nunjukin sesuatu ke kamu "

Saat lelaki itu membuka pintu kamarnya Lala kembali dibuat kagum dengan ruangan lima kali lipat lebih luas dari kamarnya, sudah tak terhitung berapa kali gadis itu dibuat kagum oleh isi rumah ini.

Lala mengambil tempat duduk di pinggiran kasur lelaki itu dan melihat Dimas sedang mencari sesuatu di meja nakas di samping tempat tidurnya.

" Nyari apasih Dim ? "

" Inget ga acara perkemahan sebelum aku pindah ke Jakarta ? "

" Waktu aku hampir mati? "

" Iya itu, kamu belum tau kan siapa pelakunya ? "

Lala menggelengkan kepalanya, sampai sekarang memang gadis itu belum mengetahui siapa pelakunya namun dia memutuskan untuk melupakan kejadian itu.

" Liat, ini foto terakhir kita sebelum pulang, Riko dan Tiwi tidak ada di foto ini "

" Terus ? "

" Kamu belum ngerti? Pelakunya Tiwi sama temen-temennya, dan Riko memergoki mereka, makanya Tiwi dan Riko tiba-tiba jadian biar ga di laporin ke sekolah dengan syarat Tiwi harus menuruti keinginan Riko termasuk melakukan hubungan... " Dimas terlihat berpikir untuk melanjutkan ucapannya.

" Hubungan apa? "

" Ya hubungan gitu "

" Tau darimana ? " Tatap Lala curiga.

" Jangan marah ya, malam setelah kejadian aku ga bisa tidur, terus pas denger ada suara diluar tenda aku pelan-pelan ngikutin ternyata itu Tiwi dan Riko, aku melihat mereka melakukan adegan " Dimas kembali tidak melanjutkan ucapannya namun dia memberikan gambaran menggunakan tangannya.

Plakk

Satu tamparan mendarat di punggung lelaki itu.

" Aw kenapa di pukul, itu kan bener, aku liat mereka bahkan liat saat Tiwi di buka satu persatu pakaiannya sama Riko "

" Udaaaa, gausah jelasin sampai ke situnya dong " Lala menutup kedua telinganya karena tidak ingin mendengar ucapan Dimas selanjutnya.

" Oke skip, dan malam pas aku nemuin kamu hampir pingsan, itu cuma pake daleman, maaf waktu itu aku langsung meluk kamu karna kamu terlihat kedinginan, tapi aku ga bisa ngangkat kamu sendirian " Dimas tertawa saat mengingat kejadian dimana dia berusaha menggendong tubuh Lala namun untuk menggerakkannya saja dia kesusahan.

Plakk

Tamparan kedua mendarat di punggung Dimas.

" La, sakit " Dimas mengeluh kesakitan namun masih menampakkan raut tertawa diwajahnya.

" Makanya gausah bahas masa lalu, kalau emang itu perbuatan Tiwi ga papa uda aku maafin, lagian itu juga gara-gara kamu, ngapain sih dulu sok baik banget sama aku "

" Bukannya sok baik, cuma aku sebagai ketua kelas harus netral "

" Yayayaya Mr Netral "

" Pertama kita ketemu kamu nabrak aku kan? Trus waktu itu kamu masih bareng Tiwi, tapi aku liat kamu nangis, dan soal hari pertama mos aku beneran ga sengaja hahah " Dimas kembali tertawa mengenang masa-masa SMA bersama Lala.

" Bahas yang aneh-aneh, aku pukul lagi ya "

" Iya iya skip "

Sejenak ruangan itu menjadi hening.

 METAMORFOSIS ( TAMAT✔️ ) Where stories live. Discover now