Part 11

3.4K 215 4
                                    

Kini jam sudah menunjukkan pukul 8 yang artinya sejam lagi akan dilaksanakan jalan malam, terlihat wajah mereka menggambarkan ketakutan tapi tidak dengan Tiwi yang justru dia menyusun rencana untuk mempermalukan Lala.

" Nanti jalannya jangan terlalu cepet okey, tunggu perintah dari gue " nampaknya Arif dan kawan-kawan sedang merencanakan sesuatu yang buruk, sehingga senyum jahat terukir di bibir mereka masing-masing.

🦋 Jam 9 🦋

" KUMPUL KUMPUL " teriak para senior yang memberikan arahan kepada seluruh siswa baru untuk berkumpul dengan pasangan masing-masing.

Mereka akan berjalan sesuai pasangan setelah pasangan di depannya berjalan sekitar 10 menit.

Kelompok Arif telah berjalan, di susul kelompok tiwi, kelompok Dimas dan Beni dan yang terakhir kelompok Lala dan Citra.

Tanpa penerangan mereka menyusuri jalan setapak yang hanya bermodalkan cahaya bulan dan lilin yang diletakkan setiap 20 meter.

" La aku takut " Bisik Citra.

" Ga papa, ada senior yang ngawasih diem-diem " tapi yang dipikirkan Lala salah, kali ini tidak ada senior yang mengawasi, mereka hanya menunggu para peserta di lilin akhir.

Terlihat cukup berbahaya, tapi mereka sebelumnya telah mensurvei lokasi tidak ada jurang atau tempat berbahaya di sekitar situ.

Mereka telah berjalan sekitar 20 menit dan telah melewati 3 lilin.

Di lilin terakhir terlihat Dimas, Beni dan Gibran telah sampai terlebih dahulu daripada kelompok Arif yang berada di depannya, perasaan heran sempat ia rasakan namun seketika menghilangkan saat kelompok Arif terlihat datang di susul Tiwi di belakangnya.

Tiap Kelas memiliki jalur yang berbeda-beda sehingga mereka bisa cepat menyelesaikan uji nyalinya dengan waktu yang cukup cepat.

Sisa kelompok Lala dan Citra yang belum kembali, tidak heran karena kelompok mereka memang yang paling terakhir berangkat.

" Apa mereka baik-baik saja " Dimas sedikit menyesal dengan pembagian kelompok yang dia lakukan tanpa memberikan siswa laki-laki di kelompok Lala, tapi memang tidak ada yang ingin masuk di kelompok mereka, rasanya tidak mungkin dia yang menjadi kelompok Lala karena Tiwi akan semakin membenci gadis itu.

Kembali ke Lala 🦋

" Kok daritadi kita ga nemu lilin lagi ya ? " Citra terlihat ketakutan.

" paling bentar lagi " Lala berusaha bersikap biasa aja walaupun sebenarnya dia juga heran.

Setelah mereka berjalan sekitar 8 menit Lala juga kini merasa takut, dia merasakan ada yang tidak beres dengan tempat itu, mereka sama sekali tidak bisa menemukan lilin, tiba-tiba mereka mendengar siulan sekali di telinga mereka sontak Citra berbalik ke belakang dengan badan yang gemetaran.

" La apa itu "

Lala terdiam di tempat mencoba tenang.

Tapi sesuatu yang aneh semakin terdengar, suara langkah kaki terdengar semakin mendekat, tapi saat Lala melihat sekeliling tidak ada sama sekali seseorang yang datang.

Anak mata Lala menangkap sesuatu yang bergerak di atas pohon, sebuah kain putih bergerak diatas mereka membuat kedua gadis itu menjerit ketakutan.

" Aaaaaaaaa!! " Teriak Lala dan Citra sambil berlari di antara kegelapan.

Tiba-tiba saja sebuah benda membuat kaki Lala tersandung dan jatuh tersungkur di tanah, Citra yang ketakutan tidak menyadari kalau Lala terjatuh sehingga dia tetap berlari tanpa arah.

" Citra " teriak Lala.

Namun teriakannya sama sekali tidak di dengar oleh sahabatnya, dia mencoba berdiri namun dia merasa kakinya terkilir sehingga bisa merangkak dan bersandar di pohon menunggu seseorang yang datang untuk menolongnya.

Kembali dia mendengar suara langkah kaki mendekat, gadis itu berharap langkah kaki itu adalah seseorang yang akan datang menolongnya.

5 menit berlalu tapi sama sekali belum ada yang datang, tiba-tiba saja sebuah tangan membekap mulutnya dari belakang pohon tempat dia bersandar, gadis itu mencoba berontak namun tangannya di pegang oleh seseorang.

" Hhmmmpp " dia mencoba teriak tapi tangan yang membekap mulutnya semakin kuat, dia sama sekali tidak bisa mengenali 4 orang yang telah memeganginya karena memakai topeng seperti penjahat.

Gadis itu terlihat menangis namun ke empat orang itu sama sekali tidak punya perasaan iba melihat keadaan Lala.

Mereka membuka paksa jilbab yang dipakai Lala kemudian salah satu dari mereka menyiram Lala dengan air botol yang telah di campur dengan lumpur sehingga pakaiannya menjadi kotor.

Sweater Lala di robek dan dilepas dari badannya sehingga mereka membuat gadis itu hanya menggunakan tanktop di malam yang dingin di tengah hutan, gadis itu sempat berontak namun sunyinya malam membuatnya sia-sia melakukan itu.

Kembali seseorang menyiramnya dan meninggalkan gadis itu dengan keadaan kedinginan dan hanya meringkuk sambil menangis di bawah pohon.

Lala menangis dan memeluk diri sendiri karena dia merasa dingin yang teramat menusuk tulang, tidak ada gunanya lagi untuk berteriak meminta tolong, dia hanya akan menunggu sampai seseorang menyadari dirinya belum kembali ke tenda, pikirnya.

***

" Tolong!!! " Citra berlari ke arah tempat berkumpulnya para siswa yang telah menyelesaikan tantangannya.

" Tolonggg Lala " dia jatuh tersungkur di tanah dengan wajah menangis ketakutan.

Melihat itu Dimas segera mendatangi Citra dan bertanya apa yang terjadi.

" Cit, kenapa? Lala mana ? " Dimas bertanya dengan wajah yang hawatir.

" Lala dia " Citra tidak bisa melanjutkan perkataannya dan hanya bisa menangis.

" Ben lo jaga Citra, gue sama Gibran dan lainnya cari Lala "

Kini para senior dan siswa laki-laki lainnya turun tangan untuk mencari keberadaan Lala yang sudab hampir satu jam tidak kembali ke tenda.

" Lalaaaa "

" Ndutt "

Berulang kali namanya di teriakkan oleh orang-orang yang mencarinya namun tidak ada sahutan dari gadis tersebut.

***

Tiwi, Sinta, Sindi serta Arif dan kawan-kawan terlihat tos tangan bergantian, rasa puas terpancar di wajah mereka karena telah menjalankan rencananya dengan mulus.

Tapi tanpa mereka sadari seseorang telah melihat mereka dan mendengarkan percakapan mereka sejak tadi.

" Oh jadi kelakuan kalian " Riko bersandar di pohon dan melihat ke arah Tiwi dan teman-temannya.

" Ka Riko " Wajah Tiwi terlihat pucat saat kepergok oleh Riko ketua OSISnya.

Riko mendekati mereka yang telah terdiam dan menarik Tiwi ke balik tenda.

" lo mau gua laporin ? " Tanya Riko kepada gadis itu yang telah terlihat ketakutan.

" Jangan ka, aku mohon " Tiwi terlihat akan menangis di depan cowok itu.

" Lo taukan kalau gue laporin, lo bakal di keluarin dari sekolah "

" Kak aku mohon jangan " Tiwi duduk dan memohon di depan Riko.

" Bisa aja gue tutupi semuanya, asal lo mau turuti apa kata gue" Riko terlihat menyungging senyum saat mengatakan kalimat itu.

" Aku bakal lakuin semuanya ka, asal aku ga di keluarin dari sekolah " Tiwi masih berada di posisi sebelumnya.

" Kalau gue minta lo jadi pacar gue dan nurutin semua keinginan gue, lo mau ? " Riko ikut duduk didepan Tiwi yang berlutut.

Gadis itu terlihat berpikir dan akhirnya mengiyakan persyaratan dari Riko.

" Oke, mulai malam ini lo jadi pacar gue dan turutin semua apa yang gue perintahin ke lo " Riko mengelus pipi gadis, dia merasa senang bisa menjadikan Tiwi pacarnya tanpa harus bersaing dengan cowok-cowok lain.


Jangan lupa vote dan like.

 METAMORFOSIS ( TAMAT✔️ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang