Part 40

2K 107 0
                                    

Di kamar mandi

Terlihat gadis itu sedang menangis tersedu-sedu sambil memandangi foto seorang laki-laki di handphonenya.

" Dim, kenapasih harus seperti ini, aku bener-bener ga pernah lakuin itu, kenapa kamu tega sama aku " Ucap gadis itu dengan berurai air mata.

Gadis itu menghentikan tangisannya saat mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi, segera dia mengelap air mata dan membuka pintu, namun di depannya telah berdiri Tamara dengan melipat kedua tangannya serta senyum terukir di bibir gadis itu.

" Hi, sekarang lo taukan berurusan dengan siapa "

" Maksud kamu? "

" Pasti sakit yaa dicuekin Dimas " senyum wanita itu seakan mengolok-olok gadis yang tengah menahan tangis di depannya.

" Jadi ? "

" ya, aku rasa lo uda tau jawabannya, dan si Mita jago juga ya aktingnya di depan lo "

Tamara meninggalkan Lala yang kembali menangis di depan pintu kamar mandi.

Dengan air mata yang masih terus mengalir dari pelupuk matanya karena dia tidak menyangka bahwa Mita bekerja sama dengan Tamara untuk menjebaknya, gadis itu berjalan menuju ke ruangannya, namun tanpa sengaja dia bertemu dengan Dimas di lorong kantor menuju ruangan divisinya, mereka berpapasan tanpa saling menyapa satu sama lain.

" Dim " Lala berhenti dan berbalik ke arah lelaki yang baru saja berpapasan dengannya.

Saat itu Dimas juga terlihat menghentikan langkahnya namun tanpa berbalik ke arah Lala.

Gadis itu berjalan dan berhenti di depan Dimas dangan air mata yang masih terus membasahi pipinya, ingin rasanya dia menjelaskan semua yang dikatakan Tamara di depan kamar mandi tadi, namun siapa yang akan percaya kepada dirinya, terlebih lagi Dimas dan Tamara sekarang terlihat dekat.

" kalau tidak ada hal penting yang mau lu omongin, tolong minggir, gue sibuk "

Gadis itu hanya diam, tanpa bisa mengucapkan apa-apa kepada lelaki didepannya, dia tidak menyangka Dimas akan mengatakan itu kepada dirinya.

Dimas terlihat melanjutkan langkahnya melewati gadis yang masih terlihat berusaha menghentikan tangisannya.

" La? "

Lala segera menghapus air matanya saat dia mendengar suara ka Ferdi memanggilnya.

" Ka, nanti aku kerumah kaka ya, ada sesuatu yang mau Lala kasi tau "

Ferdi yang terlihat mengerti dengan keadaan adik iparnya saat itu, dia hanya mengangguk dan menepuk pundak gadis itu.

" Uda jangan nangis, nanti aku tunggu sama Dina dirumah "

Gadis itu menghapus air matanya dan berjalan beriringan dengan ka Ferdi menuju ke ruangannya.

***
Sore itu Lala terlihat berdiri di depan pintu rumah kakanya, ada keraguan dalam hati gadis itu untuk menekan bel di depannya.

Saat tangan hampir menyentuh bel di pintu tiba-tiba saja seseorang telah membuka pintu.

" Eh La? " Dina terkejut saat mendapati Lala sedang berdiri di depannya.

" Aku baru mau nekan bel "

" Kaka mau nunggu tukang bakso, kamu mau? "

" Ngga ka, aku datang kesini mau cerita sesuatu "

" Masuk, tadi Ferdi emang cerita "

Gadis itu duduk di depan Ka Dina dan Ka Ferdi, sejenak ruangan itu menjadi hening sampai ketika Lala mengeluarkan suaranya.

" Ka, aku mau balik ke ibu sama bapak, aku mau resign dari kerjaan "

" Loh kenapa La ? " Tanya ka Ferdi.

" Kalau emang itu mau kamu, kaka ga bisa larang " Ucap ka Dina.

" Cerita panjang ka "

Akhirnya Lala bercerita soal foto dia di bar bersama seorang laki-laki dan Dimas yang salah paham dengan foto itu sampai memutuskan hubungan mereka, Gadis itu juga bercerita tentang Tamara yang membuat rencana itu untuk memisahkan dirinya dengan Dimas, tanpa sadar air mata Lala jatuh saat dia menceritakan semuanya kepada mereka berdua, tidak banyak yang bisa ka Ferdi lakukan selain menghormati keputusan adik iparnya.

" Kapan rencana kamu resign? " Tanya ka Ferdi.

" Aku uda letakin surat pengunduran diri aku di meja ka Fitra "

Setelah memeluk ka Dina dan Ka Fitra, gadis itu pamit dan akan kembali ke Bogor.

***

Di kamar, gadis itu berniat meminta penjelasan dari Mita namun niatnya dia urungkan dan hanya akan berpura-pura tidak mengetahui soal keterlibatan Mita, terlebih lagi nasi sudah menjadi bubur, esok hari dia akan kembali ke Bogor.

" Mit, aku resign dan bakal balik ke Bogor, semangat kerjanya " Lala mengirimkan pesan ke Mita.

Tidak ada balasan dari sahabatnya itu, akhirnya Lala memutuskan untuk membereskan barang-barangnya yang akan dibawa kembali ke Bogor.

Air mata gadis itu mengalir membasahi pipinya saat melihat sekeliling kamarnya, gambaran kenangan bersama Dimas kembali hangat di pikirannya.

" Uda Laaa, jangan nangis ! " ucap gadis itu menyemangati dirinya sendiri.

***
Di kantor

" Mit, Lala kok tiba-tiba resign? " Tanya ka Fitra kepada Mita yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di komputernya.

" Semalam dia cuma ngirim pesan ke aku, jadinya aku kurang tau juga alasan Lala keluar " Ucap gadis itu, padahal dalam hatinya dia sangat merasa bersalah kepada Lala namun semua sudah terlambat, tidak ada yang bisa lagi Mita lakukan.

***

Kembali hari ini mereka akan melakukan rapat bersama dengan CN group artinya Dimas akan ke Jakarta hari ini, Setelah beberapa saat, lelaki itu terlihat memasuki ruangan rapat, sekilas Dimas mengedarkan pandangannya ke arah meja namun dia tidak mendapati kehadiran Lala, lelaki itu belum mengetahui soal Lala yang resign dari kantor.

Rapat kali ini Tamara sama sekali tidak terlihat duduk disamping Dimas untuk menemani lelaki itu seperti hari-hari sebelumnya.

Setelah dua jam berlalu dan rapat telah berakhir, satu persatu orang terlihat keluar dari ruangan kecuali Mita yang menggantikan tugas Lala untuk mengumpulkan dokumen di meja rapat.

" Lala ga masuk hari ini ? " Dimas bertanya ke Mita saat ruangan itu hanya terdapat beberapa orang saja.

" Lala resign pak, permisi "

Dimas terlihat diam di tempat duduknya dan memperhatikan punggung Mita menghilang di balik pintu.

" Dim, kok diam sih gue daritadi manggil lu " Tamara menegur lelaki itu.

" Ya?"

" Makan siang bareng yuk " Dimas berdiri dan berjalan bersama Tamara ke sebuah restoran di gedung sebelah kantornya.

Mereka berdua telah memesan makan dan menikmati makanannya, Dimas terlihat banyak diam sehingga membuat Tamara kebingungan.

" lu kenapasi Dim ? "

" Ga papa "

" Eh itu di bibir lu ada... " Tamara mengulurkan tangannya untuk membersihkan sisa makanan di bibir lelaki itu.

Tanpa di duga, Dimas menepis tangan gadis itu sehingga membuat Tamara memasang wajah kesal.

Setelah mereka menyelesaikan makan siang, saat itu juga Dimas bersiap-siap untuk kembali ke Bogor.

***

Sudah seminggu berlalu, Dimas masih terlihat banyak Diam dan memikirkan Lala yang tiba-tiba saja resign dari kantornya, namun karena perasaan kecewa di dalam dirinya membuat lelaki itu enggan untuk bertanya dan peduli lebih jauh tentang kehidupan gadis itu.




 METAMORFOSIS ( TAMAT✔️ ) Where stories live. Discover now