Epilog

802 40 12
                                    

1 bulan setelah perceraian.

Setelah aku mengajukan perceraiaku dengan Mas Yudha, aku langsung kembali pulang ke Jawa. Orang orang tampak tidak peduli dengan perceraianku, kecuali Robert. Dia menangis karena banyak kemungkinan tidak akan bertemu dengannya lagi.

Begitu aku pulang ke kota kelahiranku, Jember. Ibu sempat kaget karena aku datang sendirian. Aku menjelaskan semua yang terjadi di Papua kepada Ibu. Dia memelukku sambil menangis. Dia merasa bukan ibu yang baik karena tidak ada di samping anaknya di saat anaknya terpuruk. Dia juga meminta maaf karena kelakuan buruknya.

Aku menenangkannya dan meminta maaf karena tidak pernah menceritakan masalahku padanya. Aku berkata jujur jika aku tidak menceritakan masalahku pada ibu karena aku tidak mau membebaninya.

Daneen yang entah tau darimana mengenai masalahku langsung pulang ke Jember dalam keadaan hamil besar. Dia menangis sambil memelukku dan merasa bersalah karena tidak pernah ada di sampingku sewaktu aku punya masalah.

Tetangga tetanggaku yang tau aku bercerai dengan Mas Yudha langsung membicarakanku terang terangan. Mereka mengatakan orang sepertimu tidak pantas bahagia. Hal itu cukup membuatku sakit hati dan akhirnya aku memutuskan untuk merantau di Jakarta.

Salah satu agensi hiburan membutuhkan stylish untuk artis artis yang berada di bawah naungan agensinya. Aku mengirimkan CV ku dan beberapa esai pada agensi tersebut dan alhamdullilah di terima. Padahal aku hanya lulusan SMA.

Aku menggeret koperku begitu keluar dari MRT. Segera aku memesan ojol untuk membawaku ke salah satu kosan yang sudah aku pesan. Begitu meletakkan koper ke dalam kosan, aku langsung menuju agensi yang menerimaku. Agensi tersebut tidak jauh dari kosan, hanya memakan waktu 10 menit jika Jakarta tidak sedang macet.

Cukup lama kami melakukan rapat bersama stylish stylish baru lainnya. Dimulai dari berkenalan terlebih dahulu lalu menjelaskan hal hal penting. Tidak terasa rapat berakhir jam 4 sore.

Aku berjalan keluar dari kantor agensi menuju salah satu mini market yang terkenal dimana mana. Aku mengambil roti tawar dan air mineral untuk mengganjal perutku yang sudah terasa lapar.

Setelah itu berjalan ke kasir untuk membayar barang belanjaanku. "Semuanya 20 ribu mbak," ujar kasir setelah mengscan barcode belanjaanku.

Aku segera menyerahkan uang sesuai nominal lalu mengambil belanjaanku. Pelayan kasir mengucapkan terima kasih padaku. Aku mengangguk lalu berjalan untuk keluar dari mini market.

Tapi langkahku berhenti ketika melihat seseorang membuka pintu minimarket untuk masuk. Orang tersebut juga menghentikan langkahnya begitu melihatku. Wajahnya nampak terkejut melihat kehadiranku.

"Fauzan," panggilku. Aku tersenyum.

|▪|▪|▪|▪|▪|

Akhirnya selesai juga. Gak ada karma oey. Fakta aslinya aku gak kenal sama Anyelir. Aku taunya Rita dan sekarang dia sudah punya anak sama Yudha. Anaknya masih kecil dan seneng banget liat aku. Gemesin banget jadi gak tega.

Cerita tentang di Papua itu bukan kenyataan ya. Rita gak pernah pake susuk atau berbagai macam mistis lainnya. Aku gak tau apa apa. Cuma taunya dia jadi omongan orang aja. Bahkan ada yang mikir bakalan jadi omongan ibu persit juga. Tapi aku beneran gak tau apa apa. Intinya dia sempet jadi buah bibir tetangga. Tapi ini bukan tetanggaku:)

Salam,

Elga senjaya

16 april 2021

Bunga Anyelir [#2.SGS]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz