bag 15. Jujur

190 28 1
                                    

Mas Yudha

Selamat hari jadi kita yang ke 4 bulan sayang. Selamat mengerjakan soal ujiannya. Semangat.

Itu adalah pesan pertama yang kulihat begitu keluar dari ruang ujian. Sudah 4 bulan aku dan Mas Yudha berpacaran. Dan sudah 4 bulan juga aku merahasiakan hubunganku dari Fauzan, Daneen dan Bulan.

Tidak ada yang kuberitahu jika aku berpacaran dengan Mas Yudha. Termasuk Daneen yang berada disebelah rumahku. Tiap aku dan Mas Yudha bertemu, kebetulan Daneen tidak ada dirumahnya. Aku sengaja tidak memberi tahu teman temanku. Aku takut Fauzan marah jika tahu aku dan Mas Yudha berpacaran. Dia yang paling tahu mengenai kejadian di Ranu Kumbolo.

"Jan main bola yuk," ajak teman sekelas begitu Fauzan mengambil tas di loker. Dia menoleh lalu mengangguk.

"Aku main bola dulu ya," ujarnya padaku, Daneen dan Bulan. Kami semua mengangguk.

"Emang Pak Satihan bakalan ijinin teman teman main bola?" tanya Daneen sembari menatap teman teman cowok yang berlarian menuju lapangan.

"Ya bolehlah," jawab Bulan. "Kasian tau mereka pasti suntuk banget ngerasain ujian yang gak henti henti ini. Toh kita cuma tinggal jalanin Ujian Nasional doang. Lagian ini juga hari terakhir ujian," jelas Bulan.

"Pak Satihan mana paham sama derita anak anak seperti kita ini," kataku. Aku menyampirkan tasku yang kosong kebahuku.

"Pahamlah. Pak Satihan pastinya pernah ngerasain kaya kita kita. Jaman masih belum botak," ujar Bulan.

"Sialan," umpat Bulan. Bulan menoleh mendapati Pak Satihan yang mengeplak kepalanya dari belakang. Kumisnya yang tebal nampak menahan amarah keluar dari mulutnya. Pak Satihan berkacak pinggang melihat Bulan.

"Ngomong sekali lagi," ucap Pak Satihan.

"Maaf Pak," kata Bulan. Dia salim pada Pak Satihan lalu pergi menjauh. Aku dan Daneen saling menunjukkan gigi sambil salim pada Pak Satihan. Setelah itu kami ikut ikutan pergi juga.

"Kurang ajar kau Bulan," teriak aku begitu melihat Bulan duduk di pinggir tribun. Dia tersenyum lalu menyuruh aku dan Daneen duduk.

Sorak sorakan teman cewek sekelas mendukung tim masing masing mengisi lapangan. Teman teman cowok dibagi 2 tim untuk bermain sepak bola. Mereka nampak senang sekali bisa melepas penat dengan bermain bola.

Fauzan sendiri kini sudah melepas kemejanya meninggalkan kaos nya yang ketat membuat ototnya terlihat. Dia nampak sangat lihai dalam menghidari lawan yang berusaha mengambil alih bola.

"Gak nyangka si ojan ternyata six pack juga," kata Daneen sembari membuka air mineralnya.

"Yang diliat Putra mulu sih," balasku sembari menoleh ke Daneen. Dia hanya mengerucutkan bibirnya.

Aku kembali menatap Fauzan yang kini mulai mengoper bola menuju gawang. Fauzan menendang bola tersebut dan masuk kedalam gawang.

"GOOOOOLLLLLLLL," teriak teman teman yang mendukung Fauzan. Termasuk Aku, Daneen dan Bulan.

Tim Fauzan menang 2-0. Setelah itu permainan bubar karena Pak Satihan datang sembari membawa tongkat besi. Anak anak kocar kacir pergi ke parkiran bersiap siap untuk pulang.

Aku, Daneen, Fauzan dan Bulan berhenti di parkiran sambil ngos ngosan. Fauzan mengelap keringatnya dengan kaos yang dia pakai lalu kembali menggunakan kemejanya lagi.

Bunga Anyelir [#2.SGS]Where stories live. Discover now