PERFECT DEMON || Day and Nigh...

De NihaOsh

4.6M 407K 176K

[17+] Kim Ara, gadis 20 Tahun yang terperangkap di Mansion mewah milik Jung Jaehyun, ketua Mafia yang bersemb... Mais

DEMON || 00
DEMON || 01
DEMON || 02
DEMON || 03
DEMON || 04
DEMON || 05
DEMON || 06
DEMON || 07
DEMON || 08
DEMON || 09
DEMON || 10
DEMON || 11
DEMON || 12
DEMON || 13
DEMON || 14
DEMON || 15
DEMON || 16
DEMON || 17
DEMON || 18
DEMON || 19
DEMON || 20
DEMON || 21
DEMON || 22
DEMON || 23
DEMON || 24
DEMON || 25
DEMON || 27
DEMON || 28
DEMON || 29
DEMON || 30
DEMON || 31
DEMON || 32
DEMON || 33
DEMON || 34
DEMON || 35
DEMON || 36
DEMON || 37
DEMON || 38
DEMON || 39
DEMON || 40
DEMON || 41
DEMON || 42
DEMON || 43
DEMON || 44
DEMON || 45
DEMON || 46
DEMON || 47
DEMON || 48
DEMON || 49
DEMON || 50
DEMON || 51
DEMON || 52
VOTE COVER
INFO PO
SHOPEE (TERBATAS!!)
SHOPEE MALAYSIA
READY STOCK TERBATAS!
[NEW COVER] OPEN PO KUOTA TERBATAS
Link Shopee Perfect Demon

DEMON || 26

73.7K 7.5K 3.5K
De NihaOsh

Spam komen kuy!

Jangan lupa Vote juga, makasih🤗

.
.
.

Ara terus memeluk Jaehyun, bahkan tubuh polosnya menempel dengan bagian depan tubuh Jaehyun. Membuat Jaehyun berulang kali menghela nafasnya.

"Lepas, Ara" bisik Jaehyun dengan suara serak, namun Ara malah mengerang dan memeluk Jaehyun semakin erat, bahkan bibir bengkaknya menyentuh dada atas Jaehyun.

"Dingin" lirih Ara. Pada akhirnya Jaehyun malah menarik selimut hingga nenutupi hingga leher Ara. Kedua tangan Jaehyun melingkar di pinggang Ara.

Kulit Ara terasa panas di tangannya, kenapa Ara sering sekali deman? Pikir Jaehyun.

**

"Oh sial!!" Maki Sungchan seraya berteriak kesal, membuat Jaemin terperanjat di tempatnya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Jaemin yang tengah mencuci piring di wastafel.

"Haknyeon pulang ke Jeju bawa kameranya. Ah goblok, kan udah gue bilang kartu memorinya mau gue ambil" omel Sungchan.

"Yaelah 3 hari doang"

"Lo gak akan ngerti Jaem!"

"Bentak aja terus, kurang ajar lo!"

"Tau ah, pusing gue. Haknyeon babi sialan" maki Sungchan terus menerus, dan Jaemin hanya medengus sebal.

"Ngomong-ngomong lo gak berantem sama Ara kan? Dia nginep di rumah Hana katanya" tanya Jaemin.

"Enggak, justru si Jeno tuh yang harus lo tanyain. Gak balik udah 3 hari"

"Dia ada urusan sama nyokapnya" gumam Jaemin.

Sungchan kembali mendengus sebal, hanya perkara Kartu Memori membuat kepalanya pusing. Ia pun beranjak dari kursi dan mendendang kursinya.

"Gak helas lo anjng!" Maki Jaemin, namun Sungchan tak menyahut dan malah pergi begitu saja.

Jaemin menghela nafasnya lirih, ia melirik susu ibu hamil yang semalam ia beli di supermarket untuk Ara, namun Ara malah menginap di rumah temannya.

Jaemin juga sudah menyiapkan buah-buahan untuk Ara, dia begitu pengertian, sebab  ia menjadi sangat khawatir melihat Ara yang mengandung anak dari orang yang mereka benci.

**

Jan menunjukan pukul 10 pagi, tapi Ara dan Jaehyun masih bersantai di dalam bathtub yang sama. Ara duduk bersandar pada dada Jaehyun, dan Jaehyun memainkan helaian rambut Ara yang menggelitik kulitnya.

"Ugh Jae" rintih Ara ketika tangan kiri Jaehyun masuk kedalam air dan mengusap dadanya yang tertutup busa.

"Sakit" lirih Ara, padahal Jaehyun hanya meremasnya pelannya.

"Kenapa ini selalu sakit?" Tanya Jaehyun, dan Ara menggeleng kecil, ia malah membawa tangan kiri Jaehyun untuk mengusap perutnya.

"Mau usap" pinta Ara, dan Jaehyun melakukannya. Lagi-lagi ia melirik raut wajah nyaman Ara di dadanya.

Jaehyun tersenyum kecil, lalu tangan kanannya menyingkirkan helaian surai Ara yang menutupi sebelah wajahnya, hingga Wajah Ara terlihat jelas.

Ara memiliki wajah yang dingin jika sedang diam seperti ini, namun akan ketakutan setiap kali Jaehyun menatapnya tajam.

Jaehyun menarik dagu Ara hingga kepala Ara tertoleh ke samping, dan Ara membuka mata indahnya.

"Kenapa masih ngantuk?" Tanya Jaehyun.

"Aku cape" sahut Ara dengan suara agak tertahan, matanya berkedip lambat.

Jaehyun nenghela nafasnya. "Kita harus mandi, nanti kamu sakit" gumam Jaehyun, lalu ia beranjak dari bathtub dan menarik Ara keluar dari sana.

Jaehyun dan Ara berdiri di bawah Shower, air hangat membasahi tubuh keduanya, membersihkan busa-busa yang menempel di tubuh mereka.

Tidak ada rasa malu lagi melihat tubuh polos masing-masing, layaknya sepasang suami dan istri.

**

Ara dan Jaehyun sudah selesai mandi. ara terlihat tenggelam dengan kaos putih oversize milik Jaehyun, tanpa menggunakan celana luaran lagi.

Ara memandang Jaehyun yang tengah bertelpon, Jaehyun terlihat menyeramkan saat ini.

"Dengar Ju Haknyeon, segera pulang dalam 3 hari atau aku menyusulmu ke sana dan membunuhmu" desis Jaehyun.

"Jaga kartu memori itu dengan baik, sungguh aku bisa membunuhmu"

Setelah mengatakan itu, Jaehyun mematikan sambungannya. Ara menunduk ketika Jaehyun menatapnya tajam.

Terdengar dengusan sebal, lalu Jaehyun pergi dari apartment tanpa mengatakan apapun pada Ara.

Ara jadi bingung, apa ia harus tetap disini?

Entahlah, Ara meraih guling dan ia peluk dengan erat.

"Kenapa aku mau ketemu Jaehyun lagi?" Lirihnya, lalu tangan kananya mengusap perutnya.

"Apa karena kamu?"

"Hm karena kamu, gak mungkin aku pengen sama Jaehyun terus" jawabnya untuk dirinya sendiri.

Ara menghela nafasnya.

15 menit berlalu, Jaehyun kembali dengan makanan yang ia bawa.

Ara menghampiri Jaehyun di meja makan, ia berdiri di dekat Jaehyun seraya memandang Jaehyun yang menaruh makanan siap saji itu di atas meja. Bisanya makanan Jaehyun yang akan di siapkan oleh Bibi Park.

"Duduk" pinta Jaehyun seraya duduk di salah sstu kursi, dan Ara duduk di hadapan Jaehyun.

Ara memandang makanannya sejenak, nasi, Soup ayam yang terlihat bening, dan udang tepung.

"Cuma ada itu, kita kesiangan" gumam Jaehyun.

"Ini enak" sahut Ara, lalu memakan makanannya.

Kali ini, Ara terlihat nafsu makan. Bahkan ia menghabiskan semuanya hingga dengan air soupnya.

Ara melirik Udang Jaehyun yang masu utuh, bahkan pria itu sama sekali tidak menyentuhnya.

"Apa itu mau dibuang?" Tanya Ara seraya menunjuk udang itu, dan Jaehyun mengangguk.

Ara pun meraihnya, dan memakannya. Jaehyun yang melihat itu hanya diam. Tidak ada paksaan lagi soal makan untuk Ara.

"Gak biasanya kamu banyak makan" gumam Jaehyun, dan Ara nenghentikan makannya.

"Pelan-pelan" ujar Jaehyun lagi, dan Ara mengangguk kecil, ia kembali mengunyah udangnya perlahan.

**

Minho duduk di kursi kerjanya, ia melihat Minhyuk yang datang membawakan beberapa berkas yang harus ia tanda tangani.

"Tuan, ini berkas yang harus anda tanda tangani"

"Ya"

"Dalam satu jam saya akan kembali mengambil berkas ini"

Minho menatap Minhyuk dengan tajam. "Apa kau pikir 1 jam cukup untuk membaca dokumen ini dan di tanda tangani?"

Minhyuk terlihat bingung. "Maaf Tuan, Tuan Jung selalu melakukannya dengan cepat"

Minho mendengus kecil. "Ya, pergilah" usir Minho, lalu Minhyuk pun keluar dari ruangan itu, tergantikan dengan Yuta yang datang.

"Ada hal lain yang harus kau sampaikan?" Tanya Minho.

"Satu minggu yang lalu Jaehyun menyumbangkan uang sebanyak 3 Milyar untuk panti asuhan Yonhee, dan itu atas nama Tuan Jung Yunho"

"Tunai?"

"Ya, Tuan"

Minho mengeraskan rahangnya. Jaehyun sudah merencakan hal ini sejak lama.

"Apa lagi?"

"Kim Ara tinggal bersama ketiga temannya di apgujeong. Banyak yang perempuan itu sembunyikan soal Jung Jaehyun, bahkan sepertinya mereka bertemu secara diam-diam"

"Dan Kim Ara adalah anak dari mendiang Kim Jaejung dan Han Arin, yang di duga telah melukai mendian Tuan muda Jaean hingga meninggal dunia" lanjut Yuta yang membuat Minho terkejut.

"Kau yakin?"

"Ya, saya yakin. Menurut para maid Jaehyun mengurung Kim Ara di mansionnya, tak jarang Jaehyun menyiksa Kim Ara disana"

"Oh sial, tidak mungkin Jaehyun menaruh uangnya di perempuan itu, bahkan mungkin perempuan itu membenci Jaehyun" ujar Minho yang terdengar frustasi.

"Akan saya selidiki lagi, untuk saat ini ad sesuatu yang Tuan Jaehyun cari"

"Apa itu?" Tanya Minho.

"Saya belum tahu"

"Cari tahu, kalau perlu kau harus mendapatkannya lebih dulu"

"Baik, Tuan" sahut Yuta.

"Kau bolab pergi" ujar Minho, dan Yuta pun pergi dari sana.

Minho kembali mendengus kecil, yang ia ingat soal ia memberikan serbuk putih pada Minjeong, saat itu hanya ada ia, Minjeong, dan Lucas saja. Tidak mungkin Jaehyun tahu dari Lucas, bahkan Lucas tidak begitu peduli saat itu.

Lalu, dari mana Jaehyun tahu soal Video itu? Dan kenapa Jaehyun baru mengancamnya sekarang? Kenapa tidak sejak awal?

"Semuanya semakin rumit, sialan"

**

Jaehyun duduk di atas karpet kamar, sementara Ara terduduk di atas sofa seraya menonton televisi.

Jaehyun membuka kotak yang ia temukan di pojok kamar. Kotak itu berisi kenang-kenangan dari ibunya.

Jaehyun tersenyum kecil ketika melihat Syal berwarna abu-abu. Ia mengeluarkannya dan terdapat bingkai foto di sana, bingkai foto yang memperlihatkan Ibunya Jaehyun tengah mengenakan syal itu dan Jaehyun kecil di gendongannya.

Jaehyun begitu merindukan ibunya, sampai-sampai ia melihat semua isi kotak itu yang mampu membuatnya ingin menangis, namun ia tidak menangis.

Setelah nengeluarkan beberapa barang, yang terakhir Jaehyun nengeluarkan coat berwarna abu tua, coat yang ia belikan untuk sekitar 6 tahun yang lalu.

Coat itu terlihat masih bagus, sebab Ibunya selalu menyimpannya dengan rapi ketika habis di cuci atau di pakai.

Jaehyun memisahkan Syal dan Coatnya, lalu memasukan kembali barang-barang itu ke dalam kotak.

Jaehyun melipat coat dan Syalnya, lalu ia taruh di atas kasur.

Jaehyun pun kembali menaruh kotak itu di pojok ruangan, ia menoleh pada Ara yang lagi-lagi kembaki terlelap. Ara tampak meringkuk di atas sofa besar dengan televisi yang masih menyala.

Jaehyun menghampiri Ara, ia dapata melihat kedua tangan Ara yang memeluk perutnya sendiri. Pertanyaan tiba-tiba muncum di kepala Jaehyun, kenapa akhir-akhir ini Ara selalu ungin di usap perutnya? Bukankah aneh? Sebab sebelumnya Ara terlihat tidak nyaman ketika Jaehyun menyentuh kulitnya.

Jaehyun tak ambil pusing, ia menggendong Ara dan di pindahkan ke atas kasur, ketika Jaehyun hendak menjauh kedua tangan Ara malah memeluk leher Jaehyun.

"Jangan pergi" lirih Ara dengan rengekan serak.

Ara mengeratkan pelukannya membuat Jaehyun semakin menempel dengan Ara.

"Lepas" bisik Jaehyun seraya melepaskan paksa tangan Ara, untungnya Ara tak terusik lagi.

Jaehyun menghela nafasnya. "Apa kamu mencintaiku? Tapi aku tidak, Kim Ara" gumamnya, lalu menarik selimut itu agar menutupi tubuh Ara hingga dada.

**

Jaehyun terus mendengus kecil, akhirnya ia terpikirkan soal rumah yang ia beli atas nama Kim Ara. Rumah itu masih kosong, tempatnya lumayan jauh dari sini.

Entah kenapa Jaehyun tidak mau Ara tinggal bersama ketiga temannya, namun nyatanya ia juga tidak bisa membiarkan Ara tinggal sendirian di rumah barunya.

Jaehyun menggeleng kecil, ia pun berjalan di lorong Apartment, ia memasuki tangga darurat dan menuruni beberapa lantai.

Sampai akhirnya Jaehyun dapat melihat Sena yang berdiri di dekat pintu lantai 7.

Sena memberikan totebag sedang berisi baju-baju, entah baju apa dan Jaehyun menerimanya.

"Jangan biarkan Minho tahu soal kalian" gumam Jaehyun.

"Ya"

Jaehyun pun membalikan tubuhnya hendak pergi.

"Jaehyun" panggil Sena, lalu Jaehyun menoleh.

"Apa Ara baik-baik aja?" Tanya Sena, dan Jaehyun tak menyahut, ia malah kembali melangkah meninggalkan Sena.

Sena menghela nafasnya, harusnya ia tahu kalau bosnya tidak suka orang lain mengikut campuri urusan pribadinya.

Sementara itu Jaehyun memasuki unitnya, ja duduk di sofa ruang tengah dan nengeluarkan semua yang ada di dalam totebag. Ia ia mendapati Injeksi yang terselip di lipatan pakian serta spuit berukuran 1 Cc.

Jaehyun dengan santai membuka spuit itu dan menyedot cairan berwarna kecoklatan itu menggubakan spuit. Lalu spuit itu ia suntikan pada lengannya, perlahan bahu Jaehyun melemas dan ia menghela nafasnya.

Jaehyun merapikan semuanya dan memasukannya lagi kedalam totebag. Jaehyun pun menyandarkan tubuhnya di sofa, ia memandang langit-langit dengan pandangan rileks.

Tanpa Jaehyun sadari, Ara mematung di ambang pintu kamar melihat Jaehyun menyuntikan sesuatu di lengannya.

Ara tidak bodoh untuk mengetahui akan hal itu, sebab ia dan teman-temannya menjual barang-barang haram itu namun tidak memakainya.

Dan Jaehyun, ternyata seorang pemakai.

.
.
.
.
.
Tbc

Next?

Continue lendo

Você também vai gostar

384K 50K 38
Menggenggam hati kamu itu seolah aku tengah menggenggam sebilah pisau. Menyenangkan tetapi berakhir menyakitkan. - Min Soora Publish: 22-02-2019 End:...
29.4M 1.4M 31
[ tanpa edit ] Bella merasakan banyak hal aneh terjadi pada dirinya. Sebuah cincin berwarna putih dengan ukiran bulan dan bintang, melingkar begitu i...
847 271 17
cinta itu butuh perjuangan seperti melawan api, jika kau benar benar mencintainya perjuangkan dia sebelum seseorang datang untuk membuatnya lebih bah...
30.2K 2.4K 39
Diary fangirl sehari-hari! Bagi kamu yang selalu bete karena dikata 'fans fanatik', boleh dibaca, pasti relatable!