Amor Maledicti || VKook ft. Y...

By HEART-FOX

238K 5.4K 1.4K

[COMPLETE] [VKOOK ft. YEONJUN x KARINA] From 'Baby, You Are Not a Monster!' Orangtua, perjuangan untuk bersam... More

PROLOG
CAST
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36

Chapter 33

5.7K 108 43
By HEART-FOX

Krak!

Jimin mengetatkan rahangnya, giginya bergemeletuk penuh emosi dan kini dia memojokkan tubuh Jungkook pada sebuah pohon besar di tengah hutan.

“Gila kau!”

Jungkook tersenyum sinis dengan taringnya yang sudah mencuat. “Aku sudah bilang, tidak akan ada yang dirugikan dalam masalah ini!”

“Tidak ada yang dirugikan katamu?! Putramu sendiri yang kau rugikan, Jungkook!”

V yang melihat itu hanya diam. Biarkanlah Jungkook ribut dengan Jimin. Keduanya sama-sama emosi, kalau ia nimbrung masalahnya akan menjalar ke mana-mana.

Jennie dan Dimitri juga kini bingung harus bagaimana. Keduanya masih sebatas menyimak. Tapi mereka dengar-dengar kalau Artemis tidak akan dirugikan dalam permasalahan ini.

“Aku tegaskan padamu, Jungkook! Biarkan putramu hidup sebagaimana mestinya, biarkan dia menjalani kehidupannya secara normal.”

“Aku tidak bisa, Jimin! Dia putraku satu-satunya!”

“Aku tak menyangka kalau kau akan sebegini egoisnya. Kau hanya memikirkan keinginanmu sendiri. Kau ingin dia kembali, tapi kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya dan bagaimana perasaan istrinya nanti.”

“Apa maksudmu?”

“Bagaimana kalau Arthur menolaknya, hmm? Dan bagaimana pula kalau Artemis juga tidak mau menerimanya?”

Jungkook diam, dan Jimin benar-benar tak habis pikir dengan keinginan vampir cantik satu ini.

“Aku yang bukan ayahnya saja berpikir sampai ke sana, Kook! Aku memikirkan perasaan putramu kalau seandainya kehidupannya kau renggut, dan tolong hargai juga putriku sebagai istrinya. Jangan bertindak seenaknya!”

Istri dari Nicholas Victory Rialoire itu masih tak memberikan respon, namun raut marah di wajahnya perlahan memudar. Jimin pun melepaskan kungkungannya dan mengambil langkah mundur.

“Tolong jangan merusak apa yang selama ini mereka perjuangkan, mereka sudah memiliki dunia kecilnya sendiri. Sembilan bulan lagi Artemis akan melahirkan, dan aku rasa waktu selama itu cukup bagimu untuk berpikir ulang.”

Lantas Jimin meraih lengan Jennie dan Dimitri untuk mengajaknya pulang. Ia akan mengobrol dengan istri dan anak bujangnya itu di rumah saja. Di sini gerah.































.

.

.

Dua tahun kemudian..

Kim Arthur sedang jalan-jalan di sekitar halaman rumahnya, sekalian mengasuh anak laki-lakinya yang baru belajar berjalan.

Hal ini sudah menjadi kebiasaan rutinnya di setiap pagi dan sore hari, sementara Artemis akan sibuk mendandani anak perempuannya terlebih dahulu baru setelah itu akan bergabung ke sana.

Dengan tangan terlipat di dada dan senyum tampan mengembang, ia terus mengikuti langkah kecil putranya.

Ia gemas sendiri melihat buntelan berjalan itu. Baju kodoknya cerah sekali, warna oranye. Topi kupluknya juga imut terlihat seperti buah jeruk, dan jangan lupakan sepatu kelap-kelipnya.

Puk!

Bayi bulat itu terjatuh dengan posisi pantat mendarat lebih dulu. Tapi malah tertawa, kemudian berceloteh riang seraya bertepuk tangan ceria.

“Blublublublublebleblubleblablah..”

Arthur terkikik, anaknya ini lucu sekali. Apalagi mulutnya yang sering monyong-monyong itu kalau berbicara, mirip sekali sepertinya.

“Ayo, jalan-jalan lagi. Sekarang kita ke depan. Ayo! Ayo! Ayo!”

Lelaki jangkung itu rusuh menyuruh tanpa ada niatan membantu. Tapi bayinya itu memang mandiri, buktinya sekarang dia menumpukan kedua telapak tangannya ke atas rumput lalu mengangkat pantatnya tinggi-tinggi. Menungging terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali tegap berdiri.

“Yeay!”

Prok! Prok! Prok! Prok!

Tepuk tangan dari seorang ayah yang merasa bangga itu terbit. Bayi lucu itu kembali melangkahkan kaki gemuknya menuju halaman depan.

“ATLAAAAAAAAAAAAAAASSS!”

Namun tak ada angin tak ada hujan, nenek tercinta tiba-tiba muncul dan berteriak cetar seraya merentangkan kedua tangannya.

Sontak saja bayi itu langsung buru-buru berputar arah untuk menubruk kaki jenjang ayahnya.

Jungkook blank dengan mata merah tajamnya yang melotot mengerikan.

“Kenapa tiba-tiba dia menangis? Apakah terluka? Ya ampun!”

Ia histeris sendiri, dan V yang berada di sampingnya hanya memutar bola mata malas.

“Kau menakutinya, Sayangku.”

“Masa?”

“Tentu saja iya! Jangankan cucumu, aku saja kaget barusan.”

Mengabaikan V, Jungkook lebih memilih mendekati Arthur yang tengah menggendong Atlas sambil terus menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri.

Bayi laki-lakinya Arthur dan Artemis ini namanya Daniel Atlas Rialoire, sedangkan yang perempuan bernama Atlanna Gwendolyn Rialoire. Arthur, Artemis, Atlas, Atlanna. Keluarga A4 jadinya mereka ini.

“Hallo, Nak?” Jungkook mencium pipi Arthur sampai-sampai lipstiknya meninggalkan bekas di sana. V sudah terkikik saja melihatnya.

“Hallo juga, Mah, Pah? Kapan kalian tiba di Forks?”

“Baru saja. Tadi Mamah dan Papah mampir sebentar ke rumah mertuamu dulu.” jawab vampir cantik itu.

“Atlas~” dan sekarang ia beralih menyapa cucu tersayang yang nampaknya masih ketakutan. “Hey, Tampan? Kok tidak mau lihat wajah cantik Grandma? Grandma datang dari jauh masa dicuekin?”

Tangannya bahkan mencolek-colek pantat bulat bayi itu mencari perhatiannya, tapi yang dicolek-colek malah tetap memeluk leher ayahnya. Bodo amat.

Namun bukan Jungkook namanya kalau langsung menyerah begitu saja. Sekarang ia ribut merogoh sebuah pisang dari dalam tasnya yang kontan membuat V dan Arthur saling lirik.

“Jungkook, kau dapat dari mana pisang itu?”

“Aku curi dari kulkasnya Jennie.”

Astaga!

“Atlas, lihat! Grandma punya apa coba?”

Bayi itu menoleh, tangan gemuknya langsung terulur meraih pisang tersebut dari tangan neneknya. Nampak penasaran.

Arthur mendatarkan wajahnya, tak mengerti dengan motivasi hidup Jungkook yang kenapa harus memberikan cucunya sebuah pisang? Mana hasil copetan begitu pula.

“Kenapa tidak diberi uang atau black card saja sih, Mah?”

“Huh? Kau bilang apa, Art?”

“Terima kasih pisangnya, Mah.”

“Oh, sama-sama. Kalau kurang nanti Mamah ambil lagi dari kulkas mertuamu di sana.”

Ya ampun, keluarga ini.

































.

.

.

“Bwubwhufwhafhaafwhaaa~ Prrrttt.. Prrrttt.. Prrtttt..”

Tidak jauh berbeda dengan yang laki-laki, yang perempuan pun kini sedang berceloteh riang sambil sesekali memeletkan lidah kecilnya.

Ia yang sudah cantik dengan baju kodok warna merah dan wangi bedak itu kini sedang menonton kartun di ruang tengah, bersama serigala putih Dimitri yang meringkuk malas di sana.

“Wwawhawwhaawhawwhaaa~”

Karakter kartun itu kini sedang bernyanyi, dan bayi cantik itupun dengan ceria mengikuti.

Dimitri yang gemas juga ikut bernyanyi, tapi berhubung dia sedang berwujud serigala jadinya yang terdengar malah agak nyeleneh.

“Awoooo~ Awoowoowoo~ Awooooo~”

Plak!

Artemis yang entah kapan datangnya itu menjitak kakaknya menggunakan remot televisi. Sejujurnya ia ingin tertawa juga. Wujud Dimitri terlihat menggelikan karena menjadi objek dandanan anak perempuannya.

Dipakaikan bando, kalung, serta berbagai macam jepitan lucu di sekitaran telinga dan ekornya. Pokoknya begitulah.

“Bisakah kau mengajarkan putriku berbicara dengan bahasa yang normal?!”

“Awoo woo woo woo?!”

“Aku serius, Dimitri! Setidaknya kau ajarkan dia kosakata dasar seperti ‘mamah’ dan ‘papah’ apa susahnya?”

“Awoooo?”

“Hih! Awoo awoo saja kau ini bisanya!”

Artemis terus saja berkoar-koar di hadapan serigala putih itu yang malah lanjut rebahan, tak sadar saja kalau mertuanya kini sudah ada di sana.

“Sayang?” Jungkook datang memeluknya lalu cipika-cipiki.

Mata cantik itu melotot dulu. “Eomma? Appa? K-kapan kalian datang?” sapanya dengan sedikit cengar-cengir tak enak, malu karena sisi premannya muncul di saat yang tidak tepat.

“Baru saja, Nak.” jawab V dengan senyum tampannya, ia pun beralih mendekati Atlanna yang sibuk dengan donat mainannya. “Hai, Atlan~ Cucu Grandpa tambah cantik saja.”

“Bwubwubwuuhh..”

“Iyaaa~ Punya donat? Ayo susun donatnya, warna biru duluuu~ Iniii~”

Jungkook tersenyum melihat interaksi V dengan bayi cantik itu. Semengerikan apapun jiwa predatornya, kalau berhadapan dengan sosok yang disayang V itu lembut.

“Serasa nostalgia ya, Eomma?” canda Artemis pada ibu mertuanya itu. “Pasti saat Arthur bayi pun kalian seperti itu.”

“Hahaha. Ya, waktu cepat berlalu. Padahal rasanya baru kemarin dia bisa berjalan. Sekarang sudah menjadi suamimu saja.” matanya kini beralih kepada Dimitri yang terkapar mengenaskan. “Kakakmu itu oke, Nak?”

“Hahaha. Dia oke, Eomma. Biarkan saja, dia tadi mengasuh Atlanna makanya jadi seperti itu.”

Jungkook tertawa kecil. Mata merah tajamnya terus mengamati Artemis yang kentara sekali bahagianya.

Kalau seperti ini ia jadi tak tega mau mengubah Arthur, meskipun menantunya ini sudah bilang tak masalah dengan hal tersebut.






































.

.

.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

7.5K 855 39
"Bilang kamu mau aku pergi, Bilang kalau kamu gak suka aku hadir di hidup kamu, say it if you mean it"
74.7K 8.9K 47
[COMPLETED] Park Chae-Young, fashion stylish dari seorang Jeon Jungkook BTS member boy group terkenal. Yang dipertemukan kembali oleh waktu.. dengan...
19.3M 896K 72
SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE @natasyayulia dan @Reneturosgroup SEBAGIAN CHAPTER TELAH DI-UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN Ini kisah Rea. Seorang ga...
13.6K 1.2K 18
Xiao zhan seorang mahasiswa kedokteran yang masih hijau dalam suatu pesta gila tertimpa malapetaka. Akibatnya, rencana studi, bahkan seluruh rencana...