Chapter 18

6K 126 18
                                    

Joshua membuka sebuah pintu besar dan langsung menampakkan lorong lembab yang cukup gelap.

“Kalian ikuti saja lorong ini. Tetap mengambil arah lurus dan di ujung sana kalian akan menemukan sebuah pintu. Itu pintu menuju ruang bawah tanah. Kris ada di sana.” jelasnya yang dibalas anggukan dari keempatnya.

“Terima kasih banyak sudah membantu. Aku benar-benar berhutang budi kepada kalian.” ujar V.

Jun yang berada di belakangannya merangkulnya sok akrab. “Santai saja. Kami memang berniat membantu, tapi itu semua tidak gratis.”

Suaminya Jungkook itu mendatarkan wajahnya, sudah ia duga kalau ujung-ujungnya pasti akan seperti ini.

“Baiklah, untuk masalah itu nanti kita diskusikan lagi. Apapun yang kau inginkan akan aku berikan. Selama itu bukan tumbal manusia atau darah dinosaurus.”

Jun tertawa menanggapinya. Vampir ini lawak sekali, pikirnya. Tentu saja ia tidak sekonyol itu untuk meminta darah dinosaurus yang sudah punah berjuta-juta tahun yang lalu.

“Aku dan Joshua akan berpikir dulu. Untuk sekarang, selesaikan saja dulu masalah kalian.”

V mengangguk. “Terima kasih sekali lagi.”

Joshua menepuk bahu V pelan. “Semoga beruntung, Kawan.” setelahnya ia dan Jun langsung berlalu dari sana.

Jungkook menatap punggung dua vampir tampan itu yang kini sudah berjalan menjauh. Meskipun mereka berbaik hati mau membantu, tapi tetap saja mereka itu aparatur Volteraa. Licik sudah menjadi nama tengahnya.


































.

.

.

Hantu Yohanes bertepuk tangan meriah setelah memasukkan sebongkah sarang tawon ke dalam mangkuk sup, lalu dengan semangat ia berpindah dari meja satu ke meja lainnya untuk memecahkan piring dan gelas.

Prang!

Prang!

Prang!

Hantu Jisoo juga tak kalah semangatnya di sana, ia bahkan lebih parah. “Kalau memecahkannya satu persatu itu membuang waktu.” ujarnya, jiwa hantu jahilnya sedang membara.

Yohanes mendongak padanya. “Lantas harusnya bagaimana?”

Jisoo tersenyum manis. “Seperti ini.” tangannya memegang ujung taplak meja lalu menariknya kasar hingga semua yang ada di atasnya jatuh berhamburan, bahkan sebagian ada yang terlempar.

“Hahaha. Nah, sekarang kita tinggal lihat bagaimana reaksinya.” telunjuknya pun kini mengarah kepada Jeno yang sedang berjalan ke sana seraya berkutat dengan kancing di lengan kemejanya.

“Satu.. Dua.. Tiga..”

Jeno menghentikan langkahnya, matanya membola melihat meja prasmanan sudah porak poranda seperti baru saja terkena angin topan.

“ASTAGAAAAA!”

Yohanes tertawa hebring melihat serigala muda itu yang kini berlari dengan wajah horornya. Ia pun bertos ria dengan Jisoo.

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Where stories live. Discover now