Chapter 22

6.1K 117 23
                                    

Arthur membersihkan rambut birunya di aliran sungai, lalu mengibaskannya dengan sok seksi sehingga tetesan air itu terciprat ke mana-mana.

V yang ada di tepian hanya menatapnya datar, tapi beda halnya dengan Jungkook yang malah berbinar. Anak bujangnya ada bakat menjadi bintang iklan sampo, pikirnya.

“Sudah tebar pesonanya? Sekarang lepas kaosmu yang sudah seperti kain lap itu.”

“Jangan, Papah!”

“Kenapa jangan?”

“Di sana ada Artemis, nanti kalau dia semakin tergila-gila padaku karena melihatku topless bagaimana?”

Astaga!

V menjewer putranya itu lalu merobek kaos putihnya paksa, alhasil pemuda itu kini menjerit-jerit seperti anak perawan yang mau diperkosa. Jungkook sebagai penonton tertawa saja melihatnya.

“Kenapa kau ini narsis sekali?!”

“Seperti sendirinya tidak saja!”

Jungkook masih tertawa. Ia melompati bebatuan guna menghampiri dua lelaki yang masih cek-cok tak guna itu di tengah sungai.

“Sudahlah, kalian berdua itu sama-sama tampan dan menawan. Itu fakta. Oh ya, Arthur? Bisa jongkok di sini dekat Mamah, Nak?”

“Bisa. Mamah mau apa memangnya?”

“Mau memandikanmu.”

“What?!” sontak saja mata runcing yang seksi itu membelalak horor. “Mah, aku bukan bayi. Aku bisa membersihkan diriku sendiri.” tolaknya, malu soalnya kalau dilihat calon istri.

Tapi Jungkook tetaplah Jungkook. Ia keukeuh menyuruh anak bujangnya itu agar berjongkok di depannya, lalu mengelap punggung yang belepotan darah dan tanah itu sampai bersih.

“Jungkook?”

Tiba-tiba muncul Jennie dengan sepotong baju di tangannya. Arthur yang melihat kehadiran orang lain di sana seketika rusuh dan langsung menutupi dadanya seperti anak perawan.

“Ini bajunya, Kook. Sepertinya muat, aku sudah mencari bajunya Dimitri yang paling oversize, dan itulah yang aku dapat.”

“Iya, tak masalah, Jane. Terima kasih ya?”

Jennie menyerahkan baju itu ke tangan Jungkook, matanya melirik Arthur yang menunduk dalam sambil mepet-mepet menyembunyikan tubuhnya kepada V.

“V, kenapa anakmu? Dia baik-baik saja kan?”

Vampir tampan itu nyengir lalu merangkul pundak polos Arthur. “Tak apa, dia hanya malu karena kau ada di sini saat dia tak pakai baju.”

“Oh, begitu? Ya sudah, aku mau pergi lagi. Oh ya, kalau sudah selesai cepat-cepat bergabung ya? Ada yang harus kita bicarakan.”

Pasutri vampir itu mengangguk dan Jennie langsung pergi. Sekarang fokus keduanya kembali lagi kepada Arthur.

“Nah, kau sudah bersih sekarang. Sudah tampan dan tidak seperti anak buangan lagi. Ini, pakai bajunya dan bergegaslah ke sana. Mamah mau berbicara dulu dengan Papah.”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Where stories live. Discover now