Chapter 10

6.1K 150 27
                                    

Kim Arthur sedang melamun. Ia nangkring di atas bebatuan sungai sambil memeluk kedua lututnya seperti orang banyak pikiran.

Total tidak terusik sama sekali dengan hembusan angin yang agak kencang serta suara berisik dari air terjun di depannya yang cukup memekakkan.

“Sekarang kau sudah berhasil menemukan Artemis dan Dimitri. Apa rencanamu setelah ini, Art?” tanya Arin yang duduk tak jauh darinya.

“Aku tak tahu. Aku belum berpikir sampai sejauh itu. Aku bahkan belum bicara banyak dengan keduanya, dan hubungan mereka denganku di masa lampau pun belum terungkap.” balasnya.

“Tapi aku sempat mengobrol dengan Dimitri. Dia bilang saat bertemu denganku serasa bertemu teman lama. Aku dan dia langsung nyambung, di sini aku semakin yakin kalau keluarganya dan keluargaku memang pernah berhubungan di masa lalu. Aku akan mengungkapnya pelan-pelan.” sambungnya kemudian.

Arin mengangguk. “Tapi ingatlah satu hal, Art. Andai benar selama ini keluargamu menyembunyikan rahasia besar, pasti dibalik itu semua ada alasannya. Jangan gegabah, dengarkan dulu penjelasannya seperti apa.”

Dhampyre tampan itu melirik Arin dengan senyum jenakanya. Arin itu dewasa, dia selalu bisa memberikan solusi dan tentunya asyik dijadikan teman curhat.

“Aku paham. Terima kasih sudah mendengarkanku sekaligus mengingatkanku.”

“Ya, sama-sama. Ngomong-ngomong, Artemis itu cantik sekali ya?”

Dengusan pelan keluar dari mulut pemuda itu, tapi ujung-ujungnya tetap saja ia tersenyum. Ya, ia setuju kalau Artemis itu memang sangat cantik. Tapi tetap saja agak menjengkelkan, pikirnya.

“Hey! Lihat itu!”

Tiba-tiba Beomgyu berseru seraya menunjuk pergerakan sesosok hewan jauh di kegelapan malam. Mata merah tajamnya berpendar disertai taring tajamnya yang kini sudah mencuat.

“Ayo kita makan! Hewan itu sepertinya cukup untuk santapan kita bertiga.”

Ia langsung melompat begitu saja ke air terjun disusul oleh Arin yang sama bersemangatnya, meninggalkan Kim Arthur yang kini melotot seraya mencak-mencak tak jelas di tempatnya.

“H-hey! Kenapa kalian meninggalkanku?!”

Ia ingin menyusul, tapi sisi manusianya lebih menguasainya saat ini. Jujur, ia tidak berani untuk melompat ke air terjun yang tingginya tak main-main itu. Ia takut.

“Ya ampun, ini tinggi sekali. Tapi masa iya aku tidak berani? Aku kan punya sisi vampir di dalam tubuhku. Ayolah, Kim Arthur! Kau pasti bisa, ini hanya air terjun!”

Setelah beberapa saat meyakinkan diri akhirnya mantap juga. Ia pun mengambil ancang-ancang dan memejamkan mata, namun semuanya harus gagal karena tiba-tiba ada yang menerkamnya.

Byur!

“Kau gila? Apa yang kau lakukan, huh?! Kalau kau tak berani jangan memaksakan!”

Setelah merasa terhempas kencang ke belakang, Arthur perlahan membuka matanya. Ia kenal dengan suara ini dan ternyata benar saja dugaannya.

“ASTAGA, KAU LAGI?!”

Artemis berdecak pelan karena Arthur berteriak tepat di depan wajahnya. Ia tadi tak sengaja mendapati orang ini berdiri di bibir air terjun dengan tubuh gemetar hendak menjatuhkan diri demi menyusul teman-temannya.

Merasa khawatir, ia pun memutuskan untuk menggagalkan aksinya dengan menerkamnya sehingga mereka berdua tercebur ke tepian sungai yang memang sedikit dangkal.

“Kenapa kau berada di sini? Kau menguntitku?”

Artemis menatap tak percaya pemuda tampan itu. “Menguntitmu?! Kurang kerjaan sekali kalau aku memang melakukan hal itu!”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang