Chapter 11

6K 140 30
                                    

Arthur, Artemis, dan Dimitri total blank setelah mendengar kebenaran yang terlontar dari mulut kedua orangtua mereka.

Semuanya sudah terlanjur terkupas gara-gara celetukan Dimitri, jadi mau tidak mau rahasia yang mati-matian mereka simpan rapat selama belasan tahun itu kini harus dibongkar di hadapan kedua belah pihak.

“Kau itu istimewa, Art. Saat masih bayi kau memiliki kemampuan khusus dapat memperlihatkan masa depan. Karena hal itulah kami semua tahu kau dan Artemis akan bersama.” tutur Jungkook.

V menambahkah. “Tapi semua kemampuanmu itu lenyap seiring usiamu yang kian bertambah. Maaf atas semua kebohongan yang orangtuamu ini lakukan. Kami tidak ingin mengambil resiko, kami tidak mau kau kenapa-kenapa, Nak. Tolong pahami itu.”

Kim Arthur mengusap wajahnya. Siapa yang tidak marah dibohongi? Tapi mendengar alasan sebenarnya dan masalah yang serumit itu, emosinya perlahan mereda.

“Kalau itu yang menjadi ketakutan kalian semua selama ini. Kalian jangan khawatir, kami berdua tidak akan jatuh cinta. B-benar kan, Temis?”

Artemis yang bersandar di pundak ibunya itu balas menatap Arthur yang duduk di sebrangnya.

“B-benar. Kami berdua t-tidak akan jatuh cinta. Lagipula kami sudah berteman semenjak bayi, bukan? Akan aneh rasanya kalau kami tiba-tiba terlibat hubungan percintaan di dalamnya.”

Dimitri menatap keduanya bergantian. Ia peka kalau Arthur dan Artemis mengatakan itu semua dalam keragu-raguan. Keduanya sudah mulai tertarik satu sama lain, Artemis apalagi.

“Kalau begitu kau harus mau jika kami berdua mendekatkanmu dengan putranya Alpha. Jeno itu sudah mencintaimu dari dulu, kau tahu itu?”

Jimin berujar penuh otoriter, dan yang bisa dilakukan Artemis hanyalah mengangguk setuju meskipun hati kecilnya menentang. Demi apapun juga ia tak pernah menyukai Jeno barang sedikit pun.

“B-baiklah. Demi kalian semua, a-aku mau bersamanya.”

Dimitri yang mendengar itu tiba-tiba kesal, total tidak terima saudarinya diatur seenak jidat seperti itu. Ia pun bangkit dari duduknya dan menatap Jimin dengan nyalang.

“Jangan memaksanya! Biarkan dia menentukan keinginannya sendiri!”

Mereka semua yang ada di sana tentu terkejut dengan sikap tiba-tiba pemuda itu, dan semuanya kian mencekam kala Jimin juga ikut terpancing emosinya lalu menggebrak meja hingga hancur berantakan.

“Jaga sikapmu, Park! Beraninya kau berbicara kepada orangtuamu dengan nada seperti itu!”

“Aku hanya tidak mau kalian mengaturnya!”

“Kami berdua melakukan ini demi kebaikannya. Demi kebaikan kedua belah pihak, demi kebaikan dua kaum yang sudah lama berdamai!”

“TAPI TIDAK SEPERTI INI CARANYA!”

Dimitri kelepasan berteriak, tetap tak gentar meskipun Jennie menarik-narik lengannya berusaha menyuruhnya untuk berhenti meladeni Jimin.

“Ck! Tidakkah kalian sadar kalau dia mengatakan hal itu dengan terpaksa?! Kalian tidak peka atau berpura-pura buta sebenarnya?!” lanjutnya masih berapi-api.

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang